CH 2 - Kuning

771 75 5
                                    

Summary:

Banyak yang kuning dalam chapter ini.

----

Setelah itu, sisa pre ujian biasa-biasa saja. Beberapa Regular yang bersungguh-sungguh berjuang sebelum berhasil melewatinya sebagian besar hanya karena tekad kuat saja. Untuk itu, dia harus memuji mereka. Seorang pria dengan pakaian oahraga ungu—yang dia pikir namanya adalah Shibisu—dan beberapa wanita gemulai dengan sebuah pisau. Dia terus memusatkan pandangannya pada mereka, mengerahkan kekuatan dan melalui rasa sakit yang pasti menyiksa hanya untuk melewati pembatas kecil itu berbahaya.

Mereka yang lulus diarahkan ke sebuah pintu dalam atrium besar. Mereka yang gagal kiranya dikirim pulang.

Atrium itu lebih, lebih, lebih besar daripada yang tadi. Sebagian besar atapnya adalah kaca, membiarkan cahaya mengalir masuk. Seberkas sinar menitik pada poni Bam, lalu di seberang wajahnya. Mata emasnya berkilau. Ruangannya terasa hangat dengan cara yang tak seharusnya.

"Mereka yang lulus ujian, buat satu barisan! Ujian selanjutnya akan berdasarkan sistem siapa cepat dia dapat!" Seorang wanita dengan berpakaian kuning dan hitam berseru dengan sebuah senyuman di wajahnya. "Hai, aku adalah pembimbing ujian, Yellowy."

"Ujiannya akan dilakuakan per satu tim. Bagi tim yang tersisa, mohon tunggu dan ikuti instruksi robot pembimbing." Dia mengisyaratkan dengan satu tangan, pada robot dan pintu. "Baiklah, ujian akan dimulai. Tim pertama boleh masuk sekarang."

Dia memperhatikan ketika pria berambut merah tadi berjalan. Seperti yang dia pikirkan, burung kuning yang menahannya sebelumnya adalah kawan satu timnya. Dia mendesah. "Menunggu itu saaaaaangat membosankan."

Aguero menatap Bam lagi. Awan lewat di atas kepalanya dan sekarang tak berkilauan oleh cahaya, tapi kedua pasang mata itu masih berkilau. "Hey, ingin memberitahuku apa yang kau dan Ranker bicarakan tadi?"

"Hm?"

"Pembicaraanmu dengan Lero-Ro. Kau terlihat akur dengannya. Bukankah kalian membuat taruhan?"

"Bukan apa-apa. Hanya menghabiskan waktu. Kau mungkin telah menerkanya, kita membuat taruhan untuk siapa yang akan menjadi orang pertama melewati pembatas," Bam tertawa kecil. "Meskipun aku sedikit curang."

"Bagaimana kau melakukannya?" Dia memiringkan kepalanya.

"Aku memanggilmu, kan?" Kawannya menyelipkan sebagian rambutnya ke balik telinga. "Aku merasa sedikit bersalah..."

"Itu tak benar-benar curang. Kau mengambil pilihan yang ada di depanmu."

"Kupikir juga begitu."

"Meskipun menarik, seorang Ranker mau membuat taruhan dengan seorang Regular." Dia menggosok dagunya dengan ibu jari. "Aku tahu kau menghabiskan waktu dan lainnya, tapi Lero-Ro sangat ramah, huh?"

"Akupun tak yakin awalnya," aku Bam. "Tapi aku sungguh berpikir Lero-Ro memang baik. Tindakannya pada Regular itu—bukan, di keseluruhan pre ujian—adalah yang dia pikir kemurahan hati. Kupikir dia tak melakukannya karena kedengkian."

Dia tak bisa berkata banyak akan hal ini. "Aku tahu."

Dari belakang mereka, dia menyadari si buaya memperhatikan diam-diam.

"AAAARRRGGGHHHHH!!"

Sebuah teriakan keras menembus ruangan.

"Suara...suara apa itu?" Dia menunggu apakah ia akan muncul lagi, tapi tidak. Memandang pintu yang tadi dilewati tim pertama, mungkinkah...?

"Tim selanjutnya, silahkan." Yellomy mengisyaratkan ke arah pintu lagi. Senyumannya tak goyah. Kegaduhan pecah di antara para Regular. Roda pikirannya bergerak. Ujian macam apa yang mereka hadapi?

Tower of God : Il PrincipeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang