The Girl

30 1 0
                                    

Rintik hujan menjatuhi setiap senti tubuhnya. Mereka jatuh, mengalir dan seakan menari di atas kulit batu berwarna keabuan. Sepasang sayap kokoh terkulai di belakang badannya yang sedang membungkuk, mengintai dari atap gedung pencakar langit. Mata coklat terang itu menatap tajam hanya pada satu arah.

Ia merutuki dirinya! Tak peduli sekencang apa angin menerpanya dan petir yang siap melahapnya kapan saja, ia masih menatap seorang gadis yang sedang berjalan di bawah, marah! Seakan ada api yang akan keluar, seakan dirinya tidak diperhitungkan, dan seakan bossnya tidak pernah menginginkan dia. Ia marah, pada kelompoknya, pada boss nya dan pada dirinya sendiri. Apakah ini karena ketidak mampuannya mengembankan tugas yang lebih besar?

Hujan mulai mengamuk, lebih deras dan lebih membabi buta. Langit seakan akan runtuh dan akan menjatuhi siapa saja di bawahnya. Ia beranjak, mengepakkan sayapnya, melompat dari atas gedung dan mengamati gadis itu lebih dekat.

Gadis mungil, dengan kulit putih pucat, rambut ikal coklat gelap yang sama dengan warna matanya. Langkah kakinya begitu kecil hingga butuh waktu lama untuk sampai bahkan hanya di blok sebelah. Ia melindungi diri di bawah payung bertuliskan, happy day. Ha! Sangat berlawanan sekali dengan cuaca malam ini. Gadis tanpa dosa, batinnya. Entah ada urusan apa hingga gadis itu kini perlu dilindungi, bahkan oleh dirinya. Oleh mahluk sepertinya.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa ia, Theo, akan menjadi babysitter dari gadis mungil yang sekarang sedang berjalan dengan santai di depannya. Pekerjaan remeh! Seharusnya sekarang ia sedang bergabung untuk bertarung bersama teman temannya menjaga keseimbangan bumi. Bukan menjaga bayi kecil bodoh ini! Dasar manusia... Mereka yang menyebabkan masalah mereka juga yang membutuhkan perlindungan!!!

Semenit, lima menit, sepuluh menit.

Dan gadis itu menghilang.

Sial!

ArwenWhere stories live. Discover now