Chapter 03 : Overthinking

2.5K 299 40
                                    

P/S : Hey gengs! Untuk sisen 2 ini emang slow banget update nya. Ya biasalah karena kerjaan. Gak kerja, gak makan dong. Wkwkwkw. Eniwe, amat sangat berarti kalo kalian hujani dengan komen. Lup yu!



Siapa sangka pertemuan dengan klien ternyata membutuhkan waktu lama, bahkan hingga melebihi jam kerja Win. Setelah sekian lama magang di kantor ayahnya, ini pertama kalinya Win diajak menemui klien oleh dua seniornya di kantor. Dia dan teman magangnya, Vill, sudah tampak gelisah dan saling menyenggol selama pertemuan. Mereka belum terbiasa menghadapi klien sehingga selama pertemuan mereka hanya bisa mengamati dan memahami apa saja yang harus dilakukan.

Tapi ketika sudah menunjukkan usainya jam kerja, Win tentu saja gelisah. Apalagi dia sudah berjanji pada Mintra untuk menjaga Nate. Untung saja kakaknya itu juga meminta bantuan Bright, jadi setidaknya Nate tidak hanya bersama baby sitter selama Win belum datang.

Ini pertama kalinya Mintra meminta bantuannya dan Bright untuk menjaga Nate. Bayi itu juga punya baby sitter tapi selama ini Mintra tidak pernah benar-benar meninggalkan Nate berdua bersama baby sitter. Padahal malam itu dia harus menemani Warm, suaminya, di pesta kantor. Meski biasanya Mintra tidak pernah datang, kali ini dia wajib muncul karena suaminya dipromosikan jabatan.

Win sudah sejak tadi mengirim pesan pada Bright, mengabari dia akan datang terlambat. Tapi dia masih berusaha tenang di samping Vill karena dia tidak ingin memberikan kesan buruk sebagai anak pemilik perusahaan.

"Kira-kira kapan selesainya ya, Win? Ini udah hampir jam enam." bisik Vill.

"Bentar lagi mungkin, Vill." Win menenangkan Vill. Sebenarnya dia terbiasa lembur tapi kalau sudah berkaitan dengan janji menjaga Nate, mana mungkin dia lembur.

"Bukannya lo harus jagain Nate ya?" Vill ikut khawatir.

"Gue udah bilang Bright kalo gue lembur. Dia udah di apartemen Kak Mintra, jagain Nate dari tadi sore."

Tidak lama kemudian, klien dan kedua seniornya berdiri, mengucapkan terimakasih lalu berpamitan. Win dan Vill mengikuti mereka untuk berterimakasih dan pamit. Jika dilihat dari senyum di bibir para senior, sepertinya mereka berhasil meyakinkan klien untuk melanjutkan kontrak di tahun berikutnya.

"Kalian langsung pulang aja." ujar salah seorang senior pada Win dan Vill, "Kami balik kantor dulu."

Mereka memang datang dengan kendaraan yang berbeda. Win menggunakan mobil Vill sementara kedua seniornya menggunakan mobil kantor.

Vill menyenggol lengan Win, "Lo nggak ikut mereka ke kantor? Kan mobil sama ransel lo masih di kantor." bisiknya.

Dia mengecek jam tangannya. Sepertinya akan terlalu larut kalau dia kembali ke kantor lalu menuju apartemen kakaknya.

"Umm, gue langsung aja ke rumah Kak Mintra. Takut kemalaman."

"Mau gue antar?" tawar Vill saat melihat kepanikan di wajah Win. Belum lagi hujan yang semula hanya rintik-rintik, kini semakin deras.

"Nggak usah, Vill. Lo pulang aja. Gue tinggal nunggu grab datang kok." Sekilas, dia menunjukan ponselnya pada Vill.

Wanita berparas cantik itu membelalak melihat pilihan kendaraan Win, "Lha, gue kirain lo pesan grabcar, ternyata motor. Ujan gini?"

"Ya kan ada jas hujan. Lagian naik motor lebih cepat, Vill. Jam segini kan macet kalo naik mobil."

Wanita itu hanya menghela napas. Dia menunggu di lobi gedung hingga grab pesanan Win tiba. Hanya sekitar lima menit, motor grab pesanan Win berhenti di depan lobi gedung. Win berpamitan pada teman magangnya itu.

[Brightwin] Mulai Sekarang Kita Tinggal Bareng - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang