Chapter-07

19 6 0
                                    

Aku mencintaimu, dia juga mencintaimu. Tapi dia lebih beruntung, karna kamu juga mencintainya
~tanus

Happy Reading🍂

"Beneran nih lo mau pergi?" tanya Sandra dengan nada sendu.

Alma yang sedang menata kopernya pun melirik singkat karena ia sedang mengecek barang bawaannya. "Iya San."

"Jangan dong Al! Kalau lo pergi, nanti gue gak ada bahan ejekan dong," rengek Sandra dengan bibir mengerucut.

Alma mendecih tak terima, "Cuma 2 minggu aja kok San. Kan kalau gak ada Alma, ada Fara yang gantiin posisi Al," tuturnya dengan cengiran.

Sandra mengetukkan jarinya di dagu. Benar juga apa yang dibilang Alma, "Oke deh. Kalau udah cepet pulang ya!"

"Oke San!"

"Alma, sudah selesai nak?" tanya Sekar sembari bersandar di pintu.

"Sudah mama. Ayo!" ajak gadis itu sambil menyeret koper berwarna pink ngejreng nya.

"Yaampun tuh koper ngejreng banget kayak dandanannya biduan," cibir Rara dengan membuang muka.

"Bagus tau! Rara aja gak tau model!" seru Alma tak terima.

"Gue emang gak tau model. Tapi setidaknya gue gak alay kayak lo Al," Rara masih mencibir. Seakan tak rela jika sehari saja ia tidak menjadikan Alma sebagai objek bully nya.

"Sudah-sudah kalian kerjaannya ribut terus," sambar Arsen yang datang dengan mengenakan hoodie putih.

"Wah hot papa," puji Fara dengan raut berbinarnya.

Arsen mendelik jengkel. "Kamu gak usah ngalus ya Far. Saya ini sudah bapak-bapak!"

"Tapi papa masih ganteng."

"Saya bilangin ke Farrel kapok kamu!" ancam Arsen membuat nyali Fara menciut.

"Papa mah mainnya ancaman!" kesal Fara lalu menatap Sekar, "Jangan dikasih jatah ma. Belikan lotion aja buat persediaan sebulan!"

Arsen semakin mendelik mendengar penuturan bocah bobrok tersebut. Hey, dia ini ganteng. Mana mungkin rela bermain solo sebulan?

"Buat apa lotion?" tanya Sekar bingung.

"Buat papa mainan di kamar mandi ma. Solo artinya gak mandi sebulan kan? Bener dikasih lotion dong!" ujar Fara dengan sok tau nya.

Sekar tergelak membuat wajah Arsen semakin masam. "Tenang aja Far. Papa gak akan mama kasih jatah setahun,"

"MAMA....,"

Twilight

Saat ini Aaron berada di sebuah Cafe hitz anak muda. Ia menyeruput segelas Caramel Latte kesukaannya. Mata tajamnya memandang kearah luar yang menampilkan hujan deras disertai petir.

"Hujannya deres Ren, besok aja ya?" tawar pemuda itu.

Rena menggeleng tak setuju. "Gak mau Thomas. Rena mau kesana sekarang!"

"Ren...,"

"Yaudah kita gak kesana." Senyuman Thomas merekah sebelum ia mendengarkan lanjutan yang membuatnya ingin meninggal saja.

"Tapi kita hujan-hujanan dulu ya!"

"Sorry gue telat," ujar seseorang membuat lamunan Aaron buyar.

K-17 TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang