Disisi lain
Dafa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena khawatir dengan Mamanya yang menelpon menyuruh dia segera pulang ke rumah, tak sempat Dafa bertanya, bu Rini sudah memutuskan panggilannya
Mama kenapa sih, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada mama, batin Dafa sambil berdoa
Tak perlu waktu lama untuk Dafa datang ke rumah Mamanya
Dengan langkah kaki tergesa-gesa Dafa menghampiri Mama dan Papanya di ruang keluarga
"Ma, Mama kenapa, ada yang sakitkah" tanya Dafa dengan memeriksa badan Mamanya
"Ada sayang" jawab Mama Dafa memegang kedua bahu anaknya
"APA, bagian mana yang sakit Ma" ucap Dafa dengan khawatir
"Hati mama yang sakit sayang"
"Hah hati?' tanya Dafa dengan heran
"Iya, hati Mama sakit karena terlalu lama menunggu kehadiran cucu yg belum datang juga" kata bu Rini menatap lekat mata Dafa
"Maksud nya apa Ma, Dafa gak ngerti"
"Mama mau kamu segera nikah Dafa" pinta bu Rini
"Ya Allah ma, Dafa kiraini tadi mama kenapa napa, ternyata hanya ini" ucap Dafa yang ingin beranjak dari duduknya untuk pergi, namun di tahan bu Rini
"Jadi kamu gak mau nih nuruti maunya Mama" kata bu Rini yang lemas
"Bukan gitu Ma, Dafa akan berikan cucu untuk Mama tapi bukan sekarang Ma, Dafa belum kepikiran untuk nikah apalagi Dafa gak punya pacar atau pasangan untuk di ajak nikah" jelas Dafa panjang lebar biar bu Rini mengerti dan dia bisa terbebas dari masalah ini
"Nah maka dari itu sayang, Mama sudah pilihin jodoh buat kamu" ucap bu Rini dengan antusias karena mendengar bahwa anaknya tidak mempunyai pacar
"Ma sudahlah jangan mikirin itu dulu, Dafa baru pulang dari luar negeri dan mau urus kantor dulu Ma" bantah Dafa dengan perkataan yang sehalus mungkin agar bu Rini mengerti, namun bu Rini masih berpegang kuat pada pendiriannya untuk menikahkan Dafa
"Jadi kamu gak mau nih nuruti apa kata Mama" ucap bu Rini yang sudah melemas
"Bukan gak mau Ma, tapi nanti kalo Dafa sudah punya pasangan pasti Dafa akan segera menikah Ma" ucap Dafa yang meyakinkan bu Rini
Dari posisi yang duduk di sofa tiba-tiba, bu Rini tersandar di belakang sandaran sofa dengan lemas
"Sayang kamu gak kenapa-napa kan" tanya pak Bram dengan cemas ketika melihat istrinya tersandar lemas di sofa
"Aku gak kenapa-napa sayang" jawab bu Rini senyum simpul dengan muka agak sedikit pucat
"Gak kenapa-napa apanya kamu sampe pucat gini, ini minum airnya" ucap pak Bram yang sambil menyodorkan segelas air minum
"Dafa sebaiknya kamu mempertimbangkan masalah ini" tatap pak Bram dengan lekat
Dafa menoleh kearah pak Bram yang duduk di sebelah bu Rini dan meneguk salivanya, dia mengerti maksud dari ucapan Papanya barusan
Inilah yang di takuti Dafa, dia takut jika membantah perkataan Mamanya, dia takut jika mamanya kenapa-napa karena Mamanya mempunyai riwayat penyakit serangan jantung
"Ma, Mama gak usah khawatir Dafa akan menikah Ma" ucap Dafa ketika melihat bu Rini sudah melemas
"Kamu serius kan sayang, mau nikah sama wanita pilihan Mama" tanya bu Rini meyakinkan perkataan anaknya bawah itu memang benar
"Iya Ma, Dafa serius" jawab Dafa yang memeluk tubuh bu Rini erat, seakan bu Rini akan segera meninggalkannya
Segera bu Rini membalas pelukan anaknya dan mengucapkan
"Makasih sayang"
"Iya Ma, Dafa sayang Mama, Dafa gak mau Mama kenapa-napa" ucap Dafa dengan lirih
"Mama lebih sayang kamu nak" balas bu Rini sambil mencium pucuk kepala Dafa
"Lusa kamu akan menikah Dafa" sahut pak Bram
Dafa meneguk salivanya
"Iya Pa"
Dafa menaiki anak tangga menuju kamarnya
segera Dafa melepas jas melemparnya ke sembarang arah dan melonggarkan tali dasinya sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang, Cukup lama Dafa berbaring segera dia beranjak dari atas ranjang menuju kamar mandi, berendam di dalam bathtub dengan air hangat untuk merilekskan tubuh dan pikirannya
Haii guys kalo kalian suka sama ceritanya jangan lupa vote ya🤗
Happy reading semua😚💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Posesif
RomanceWarning 18+ -Olivia Anggraini- -Arnold Dafa Alfandy- -Olivia Anggraini- Gadis remaja berusia 18 tahun sering di panggil Oliv yang masih duduk di bangku SMA tingkat akhir sebentar lagi akan lulus. Olivia mempunyai cita-cita yang tinggi namun semua it...