1

12 5 0
                                    

Hay gaes

Selamat datang di cerita ku.
Semoga kalian suka ya

Happy Reading guys...

Satu

Dua

Tiga

Cekidot

Di sebuah taman terletak ditengah-tengah kota, seorang gadis tengah duduk di kursi panjang yang berada dibawah pohon yang sangat rindang. Dengan udara yang sejuk, adem, sangat menenagkan hati bagi siapapun yang berada disana. Ditambah lagi cuaca yang sangat tidak bagus, tidak terlalu terik dan juga tidak mendung.

Tapi itu tidak berlaku bagi gadis ini, saat ini dia sedang kesal, menunggu sang kekasih yang tak kunjung datang. Sudah satu jam dia berada disini, akan tetapi sang pujaan belum menampakkan batang hidungnya.

Lagi asik-asiknya melamun, gadis ini dikagetkan oleh seorang laki-laki dari arah belakang.

"DOR...! "

"Guecantikloejelek" latah gadis itu.

"Loe ngomong apa sih Sil? Ngomong udak kayak kereta api" ujar laki-laki itu dan langsung duduk disamping gadis itu.

Sil? Ya nama gadis itu Silvia Adriansyah. Anak pertama dari Dendi Adriansyah dan Ranti Putri Kusuma. Ia mempuyai seorng adik laki-laki yang bernama Garry Adriansyah.

"Serah gue" balas Silvia ketus.
"Ketus lagi gue tinggal nih" ucap laki-laki itu seperti orang yang ingin pergi.

"Ish Angga gitu. Nyebelin banget sih!" ucap Silvia lalu memukul pelan lengan laki-laki yang bernama lengkap Angga Raccaka Kurnia itu.

"Uluh-uluh pacar gue ngambek, cie... cie... yang ngambek" Ujar Angga sambil menoel-noel pipi gembul Silvia. Silvia yang diperlakukan seperti itupun langsung mengalihkan pandangannya untuk menyembunyikan rona merah yang muncul diwajahnya.

Melihat itu Angga hanya menampikkan senyuman manisnya dan segera memeluk Silvia yang langsung dibalas pelukan pula oleh Silvia.

"Jalan sekarang yuk" ucap Angga sambil menarik pelan Silvia yang masih duduk diatas bangku itu.
"ayuk"

"Tapi makan dulu ya?"

"Ok. Dimana?" tanya Silvia yang berada dismping Angga menuju parkiran.

"Di cafe biasa" ujar Angga.

Sesampainya di parkiran Angga pun mengenakan helmnya dan menyerahkan helm yang satunya ke Silvia.

"Nih pake helm dulu" ucap Angga sambil menyerahkan sebuah helm yang biasa di gunakan Silvia jika bersama Angga. Akan tetapi Silvia tidak mengambil helm itu, ia hanya melihatnya saja. Angga yang mulai mengerti pun langsung memasangkan helm tersebut ke kepala Silvia. Setelah selesai, merekapun menaiki motor, dan langsung tancap gas menuju cafe langganan mereka.

***

Maaf kalau banyak typo.

Jangan lupa vote and comment guys...

Sacrifice of love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang