[6/10]

6.6K 904 105
                                    

Bukan masalah dia manggil aku apa ...

——————

(Name) terbaring lemas di ranjang UKS. Matanya menutup berusaha menahan keram pada perutnya.

Benar, hari pertama period atau akrab dikenal dengan datang bulan.

Istirahat kedua (Name) habiskan di UKS. Selain itu, ia sudah memberitahu Suzy, teman satu kelasnya, agar membangunkannya bila sudah waktu pulang.

'Kampret banget! Sakit, ih!'

Cklek.

Pintu terbuka pelan. “(Name), sudah masanya pulang, loh.”

Suzy mendekat lalu ditepuknya bahu (Name). Namun yang dibangunkan tak kunjung merespons.

“(Name)?”

“Kamu pulang duluan saja. Perutku masih sakit banget.”

“Mau kuantar pulang?”

Hanya ringisan pelan yang keluar dari mulut (Name).

Keheningan terinterupsi begitu nada dering dari ponsel gadis yang tengah berbaring itu. Diliriklah ponsel tersebut oleh Suzy lalu melihat nama yang tertera di sana.

“Papa 👼”

Karena keadaan sang pemilik ponsel tak memungkinkan untuk mengangkat telepon, akhirnya Suzy menekan tombol hijau.

“Halo … (Name), kamu di mana?”

Sedikit menjauhkan ponsel, Suzy memeriksa kembali nama kontaknya.

‘Beneran ini Papa (Name)? Seingatku suaranya nggak gini, deh,’ batin Suzy keheranan. Pasalnya dia pernah sekali bertemu langsung dengan ayah (Name).

“Tolong jemput (Name) di UKS, dia nggak bisa pulang sendirian.”

“Oh, oke, aku ke sana sebentar lagi. Temani dulu, ya. Maaf merepotkan.”

Sambungan terputus begitu saja.

Selang beberapa menit datanglah pemuda bertopi mengarah ke belakang.

Hoho, ternyata Gempa, toh. Suzy menyeringai kecil. Tak menyangka (Name) memberi nama panggilan yang seperti itu untuk pacarnya.

.
.

Bonus

“Urus yang benar pacarmu, ya … Papa 😏.”

“Hah?”

Bye-bye~”

*baru sadar maksudnya*

*blushing maximal 😣*

—————

kalau orang lain tahu, aku juga bisa malu. (>////<)

My Shy Girlfriend (BoBoiBoy Gempa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang