[10/10]

7.5K 959 225
                                    

Mau kukatakan sampai beribu kali pun

—————

“Wajahmu pucat, loh. Mau ke UKS aja? Atau mungkin langsung pulang? Nanti aku antar,” kata Gempa. Khawatir melihat (Name) seperti tidak nafsu makan, tidak biasanya.

(Name) membereskan alat makannya lalu pergi tanpa kata meninggalkan Gempa yang kebingungan dibuatnya. //Gempa jadi sadboi :(

“Tunggu, (Name). Kamu kenapa, sih? Kalau aku ada salah cerita saja.” Tangan Gempa meraih satu tangan (Name) yang bebas.

Namun alangkah terkejutnya (Name) menepisnya dan berlari begitu saja.

Hati Gempa berdenyut sakit, sempat dirinya melihat air mata yang keluar dari manik gadisnya.

Sebenarnya apa salahnya?

***

Begitu bel pulang berdentang dengan bergegas Gempa menemui (Name) agar keresahannya cepat berakhir. Sialnya, gadisnya tak ada di kelasnya. Kemungkinan besar kabur darinya.

Bila begini Gempa tak bisa tenang jadinya.

Tungkainya terus berlari mengelilingi sekolah tanpa memedulikan tatapan keheranan anak lain yang belum pulang, sebelum akhirnya memutuskan ke rumah (Name) jika tidak kunjung jumpa.

“Kamu sebenarnya di mana sih, (Name)? Jangan buat aku khawatir begini.”

Suara sayup-sayup kegaduhan dari belakang sekolah tertangkap oleh telinga Gempa. Tidak mau firasatnya kian buruk, ia dengan cepat mendatangi tempat tersebut.

Matanya terbelalak. (Name) tengah dirundungi oleh sekelompok anak perempuan yang Gempa tak ketahui siapa mereka.

“Ternyata kamu masih berani mendekati Gempa, ya?”

Plak! Plak!

Tamparan keras dilancarkan pada kedua pipi (Name).

“Kau itu tak pantas jadi pacarnya Gempa!”

“Sadarilah tempatmu di mana! Gempa itu sempurna tak pantas untukmu yang sukanya hanya bercicit tidak jelas.”

Kali ini kepala (Name) dipaksa mendongak oleh salah satu dari mereka.

“Menjauhlah dari Gempa.”

Cukup, Gempa tak sanggup melihat kelanjutannya. Aura permusuhan menguar darinya tiap ia melangkah.

“Berhenti sampai situ saja.”

“Memangnya kau siapa sampai bisa mengatur hidupku, hah? Kenal pun tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Memangnya kau siapa sampai bisa mengatur hidupku, hah? Kenal pun tidak.”

Meski perempuan, Gempa tak segan dibuatnya. Melakukan sedikit gertakan, mencengkeram kerah salah satu dari mereka.

“Dengar, ya. Aku mencintai (Name) karena keinginanku sendiri dan tak sangkut pautnya dengan kalian, yang bahkan tak kukenal sama sekali.”

Gempa melepas cengkeramannya. Menatap tajam masing-masing perundung gadisnya

“Pergilah sebelum aku bertindak lebih jauh.”

.
.

Bonus

“Cup, cup… habis ini aku belikan susu deh.”

“Hiks … A-aku … bukan … hiks … anak kecil.”

“Ya, ya, kalau ada masalah bilang saja sama aku. Kita obati dulu lukamu.”

—————

dia pantas untuk selalu berada di sampingku, gadis yang kucintai.

My Shy Girlfriend (BoBoiBoy Gempa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang