Butuh usaha keras bagi Dorothea agar bisa menghentikan kuda yang terpacu sangat cepat. Kala bisa dihentikan, sudah cukup jauh jaraknya dari istana. Tentu, hati nurani membuatnya hendak kembali lagi, menyelamatkan sang kakak dari cengkraman Auriga. Namun, Amoretta memegang pundaknya lantas menggelengkan kepala. Tak memperbolehlan Dorothea untuk kembali lagi ke istana.
"Jangan membuat pengorbanan Egbert sia-sia Dorothea."
Manik Dorothea memerah akibat amarah bercampur lara. Ia mengernyitkan kedua dahi, tak menyangka sang sahabat dapat berkata demikian.
"Jadi kau membiarkan kakakku tewas begitu saja di tangan Auriga, Olet? Mengapa kau hendak melarangku untuk kembali menyelamatkan dirinya?"
"Egbert bertahan di sana bukanlah tanpa sebab, Dorothea. Percayalah, sekarang prajurit Auriga pasti sudah disebar ke segala penjuru guna menangkap kita. Bila kita kembali ke istana sekarang, pastilah kita akan dengan mudah dikepung—bahkan dihabisi. Iya, rasanya menyakitkan memang untuk meninggalkan Egbert sendirian di belakang. Akan tetapi, untuk menjatuhkan Auriga dari tahta, pasti akan ada pengorbanan yang harus dilakukan. Dan Egbert sudah melakukannya. Dia melakukan ini semua demi kerajaan Tweksburry, demi kita semua Dorothea. Tolong, mengertilah."
Tertunduk lemas, isakkan mulai lolos dari raga. Belum genap satu minggu ia mengenal jati dirinya, salah satu bagian dari keluarganya sudah pergi untuk meninggalkannya. Menyeka air mata yang turun dari manik, Dorothea memacu kuda menuju tempat persembunyian mereka. Ia yakin, bahwa pasti ada cara untuk menyelamatkan kakaknya dan kakaknya itu tidak akan mati semudah ini. Pastilah sudah banyak ombak dahsyat yang berhasil Egbert terjang, tidak mungkin ombak kecil akan menenggelamkan dirinya.
Ibunya—Gwendolyn, tau betul seluk beluk istana. Pula Awarnach pasti memiliki banyak strategi serta ide di dalam kepala. Relung miliknya yakin, bahwa mereka pasti akan membawa Egbert kembali dengan selamat. Pasti.
Kuda dipacu sangat cepat, tak memakan waktu yang cukup lama hingga mereka sampai di mulut goa. Melangkah masuk bersama sang kuda, tak akan ditinggalkan begitu saja karena dapat mengundang kecurigaan. Kala memasuki area pemukiman, keterkejutan terlukis pada durja semua orang. Termasuk Awarnach yang sudah sampai di sana terlebih dahulu.
Semua orang bergegas mendekat, Gwendolyn menatap Dorothea dengan penuh tanya, memegang kedua pundaknya lalu bertanya, "Dorothea sayang, di mana kakakmu?"
Bergeming. Tak sebuah kata pun terlontar dari bibir.
Menyadari bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi, Cuthbert mendekati Amoretta yang pula bergeming. Menggoncang pelan tubuhnya lalu bertanya pula, "Apa yang terjadi? Di mana Egbert? Olet jawab aku, di mana Egbert?"
Tak kuasa menahan tangis, Dorothea menghambur ke dalam pelukan Gwendolyn. Membuat firasat tak enak merasuki tiap-tiap orang yang berada di tempat itu. Dengan susah payah Dorothea menceritakan semuanya, apa yang dilakukan oleh Egbert agar mereka berdua bisa kembali dengan selamat.
Cuthbert tampak tak percaya dengan fakta yang disuguhkan, ia menarik Dorothea lalu mencengkram erat lengan atasnya.
Dengan mata yang merah akibat amarah ia bertukas, "Apa katamu tadi Dorothea?"
Bergeming, sunyi.
"ULANGI LAGI APA KATAMU TADI DOROTHEA!"
Dengan gemetar Dorothea menjawab sembari masih terisak, "K-kak Egbert mengorbankan dirinya agar kami bisa melarikan diri."
"LALU MENGAPA KAU MEMBIARKAN DIA MELAKUKAN HAL BODOH ITU DOROTHEA? BUKANKAH KAU TAU BAHWA DIA, EGBERT ADALAH KAKAKMU? MENGAPA KAU TEGA SEKALI MENINGGALKAN DIA SENDIRI DI SANA?"
Teriakkan lantang Cuthbert membuat semua orang terdiam.
Yang awalnya tertunduk, pada akhirnya mendongak. Dorothea menatap manik Cuthbert yang sudah memerah. "Bila kau mengira bahwa aku tidak berusaha melarangnya, kau salah besar kak. AKU SUDAH BERUSAHA KERAS MELARANGNYA, TAPI KAK EGBERT MASIH BERSIKERAS UNTUK MEMAKSA KAMI BERDUA PERGI! KALAU MENURUTMU AKU SALAH, IYA AKU MENGAKUINYA! AKU SALAH! AKU SALAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorothea [COMPLETE]
Fantasia[BELUM DIREVISI] Dia hanyalah gadis biasa yang hidup di keluarga biasa-tiada satu pun yang spesial, itulah apa yang dipikirkan pada awalnya. Namun, kala peti masa lalu kembali dibuka hingga terungkap klandestin yang sudah dipendam selama belasan ta...