RUM~6~

395 12 0
                                    

[Nadia POV]

Aku kira dia tidak akan datang karena tadi pesan terakhirku tidak dibalas jangankan dibalas dia saja tidak membacanya.

"Udah kenyang?" tanya Dev setelah melihatku menghabiskan terang bukan yang dia berikan.

"Udah tapi aku mau minum susu."

"Belum hamil aja udah ngidam," ledek Dev mendengar keinginan ku.

Aku memicingkan mataku pada Dev, "Beda ya ngidam sama keinginan itu beda jauh," elak ku menyanggahkan pendapat.

"Emang apa bedanya?" tanya Dev menaikan sebelah alisnya.

"Beda banget lah kalau ngidam itu waktu hamil kalau ingin itu siapa aja bisa berangan-angan iya kan? sekarang aku mau minum susu." Aku beranjak turun dari kursi dan berjalan kekulkas.

"Ini kulkas lengkap isinya emang sengaja diisi?" tanyaku melihat banyak makanan didalamnya.

"Iya sengaja buat tuan putri cerewet dan banyak maunya," ledek Dev berjalan menuju sofa diruang tamu.

Aku mencibirkan bibirku kesal, "Bisa gak sih dia gak nyebelin gitu," gerutu ku mengambil sekotak susu ukuran 500 ml.

Aku mendekati Dev yang memutar televisi diruang tamu, "Lagi nonton apa?"

"Nonton bola," jawab Dev.

"Kenapa sih cowok suka nonton sepak bola padahal gak jadi pemain sepak bola juga."

Astaga Nadia apa kamu ingin memulai perdebatan? Gerutuku dalam hati.

"Kenapa sih cewek suka nonton drama udah tau bikin nangis masih aja ditonton ampe ada istilah nonton maraton lagi," balas Dev dengan senyum meledeknya.

Aku hanya bisa mencibir kesal menghadapi wajah Dev.

"Mau kemana?" tanya Dev saat dia melihatku melangkah pergi dari ruang tamu.

"Kekamar mau bobo," jawabku singkat.

"Sini duduk temenin."

Idih buset Lo siapa woii astaghfirullah.

Aku baru juga berada disini ruangannya cukup luas jadi agak ngeri juga mau tidur sendirian. Akhirnya aku duduk disofa sebelahnya Dev.

"Takut ya?" ledek Dev melihat aku membawa bantal kesofa.

Banyak bicit lah kau Dev. Uhh gemasnya pengen menghujat hati ini tidak tahan ingin melontarkan kata-kata mutiara.

"Enggak."

Dev tertawa terbahak-bahak mendengar jawabanku, "Pasti takutkan iya kan? kenapa sih cewek itu ribet banget ngungkapin perasaannya."

Aku memicingkan mataku, "Kenapa sih cowok tuh suka ngeledek narsisnya selangit terus gak peka padahal cewek kodenya gak rumit-rumit amat kayak barcode."

Yes diem kan mampos!. Aku bersorak dalam hati saat Dev terdiam tapi kenyataannya dia hanya sedang fokus menonton bola.

Dahlah males ngurusin mahluk setan, aku memilih untuk menonton film drama lewat smartphone ku.

"Gantengnya.." pujiku melihat aktor asal negeri ginseng itu lewat layar smartphone.

"Makasih baru nyadar aku ganteng?"

Astaghfirullah kesamber gledek dia ya bisa-bisanya dia ikutan nyambung apa emang urat Ke-PD-an warga Indonesia senarsis ini.

"Bukan kamu," jawabku ketus tetap menonton film yang aku tonton.

"Hargai sedikit apa orang yang lahir di negerimu ini," saut Dev dengan nada nasionalisme.

"Gak usah sok-sokan nasionalisme deh kalau liga mu masih liga Inggris."

Stay For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang