6. SAYANG

13 4 1
                                    

°°°
Kaki mengatakan berhenti saja ini terasa lelah. Namun hati mengatakan tidak mengapa aku tak akan pernah nyerah.

esperando

°°°

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gamma memandang Langit dengan bingung, banyak pertanyaan yang mau ia tanyakan.

Ada hubungan apa Langit dengan Killa?

Mengapa Killa menangis setelah Langit membisikinya? apa yang dia ucapkan?

Kenapa Killa memanggilnya dengan Sky?

Dan apa maksud Killa kalo mereka pacaran?

Apa ini ada hubungannya dengan---

"Jangan terlalu berpikir keras!" Ucap Langit.

"Apa yang lo mau tanyain?" Langit berucap seperti itu karena Gamma pasti tidak akan menanyakan sebelum ia bercerita terlebih dahulu.

"Ada hubungan apa lo sama Killa?" Tanyanya. Langit sedang dirumah Gamma. Ah lebih tepatnya dikamar.

Mereka memang bersahabat semenjak Langit pindah ke Jakarta. Gamma sudah terbiasa dengan kedatangan tiba-tiba Langit, ia mengerti keadaan sahabatnya itu.

Dibanding Ray dan Nando memang Gamma yang paling bisa mengerti Langit.

"Gak ada!" Jawabnya.

"Tapi kenapa Killa bilang kalo kalian pacaran?" Tanyanya lagi.

Langit mengedikan bahunya.

"Inget lo tuh--"

"Iya gue tau! dan gue gak ada hubungan apa-apa sama tuh cewek!" Ucap Langit memotong ucapan Gamma.

Gamma mengangguk.

"Gue masih penasaran sih kenapa Killa bisa gitu? terus juga dia gak manggil lo dengan embel-embel 'ka'. Padahal lagi itu dia gak manggil gue ka aja panik banget."

Langit mengendikan bahunya acuh. "Emang dasarnya aja dia songong. Genit!" Ucapnya.

"WOI NGIT APA-APAAN LO NGOMONG DEGEM GUE GENIT." Teriak Nando masuk kamar Gamma dengan Ray disampingnya.

"Ngapain lo?" Tanya Gamma, ia menghela nafas kasar kebiasaan sekali teman-temannya ini kalo datang selalu tiba-tiba dan rumahnya selalu dijadikan tempat singgah mereka.

Nandon melirik sinis ke arah Langit, "Kenapa gak boleh?" Balas Nando ngegas kepada Gamma.

"Gak!" Ucap Gamma.

Ray tertawa ngakak melihat Nando yang cemberut mendengar balasan Gamma.

"Mampus lo!" Ucap Ray.

"Anjing,"

"Eh lo berdua lagi ngomongin Killa ya?" Tanya Ray.

"Iya gue juga denger mana si--" Ucap Nando melirik sinis Langit. "Ngomong degem gue songong genit lagi,"

"Killa tuh gemesin lo aja yang galak!" Ujar Nando.

Langit menatap tajam Nando. Nando yang ditatap itu pun menciut.

"Iya tadi gue nanya ke Langit tentang yang tadi disekolah," Jawab Gamma.

"Lo apaain si Killa anjirt Ngit ampe bocahnya nangis gitu?" Tanya Ray.

Langit mengedikan bahunya acuh.

"Pasti lo ngomong yang nyakitin nih ampe degem nangis, doi kan kalo udah ngomong kaya cabe." Celetuk Nando.

"Dia nya aja yang cengeng!" Balas Langit datar.

"Aduh babang Langit gimana gak nangis degem kan hatinya soft terus lo ngomong yang nyelekit ya nangis lah dia," Jawab Nando tidak habis pikir dengan Langit yang selalu mengeluarkan kata-kata yang bikin lawannya membisu.

Walaupun ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan yang pastinya Langit berbicara aneh-aneh yang membuat degemnya menangis.

***

Killa memegang bingkai foto terlihat ada dua orang lawan jenis sedang tersenyum bahagia. Killa sedang dibalkon kamarnya sambil menikmati hamparan angin dimalam hari.

Sudah menjadi kebiasaan Killa duduk dibalkon setiap malam sambil menikamati indahnya langit gelap apalagi jika ada bintang. Killa sangat suka padahal ayahnya sudah melarang ia jangan terlalu sering takut ia masuk angin.

Killa menatap bingkai foto yang ada digenggam tangannya. Ia mengelus bingkai itu dengan tersenyum.


Killa menatap langit dimana ada bintang dan langit menghiasi indah malam.

"Bulan dan bintang tidak bisa bersatu, seperti halnya dengan Killa dan Sky tapi bulan dan bintang mereka hanya bisa bersama. Apa Killa dan Sky bisa bersama?" Ucap Killa.

"Sky berubah atau emang Killa yang gak mengenal Sky?"

"Begonya Killa tetep sayang sama Sky gimana pun Sky sekarang. Killa mau buat Sky inget lagi sama Killa biar kita bisa bareng-bareng lagi kaya dulu."

"Dulu Sky seneng banget kalo Killa peluk tapi sekarang Sky malah lupa, Sky dulu gak suka dipanggil Langit tapi sekarang Sky ganti nama panggilannya jadi Langit."

"Sky dulu gak mau dipanggil dengan embel-embel ka karna Killa bukan adik Sky tapi Sky sekarang malah marah." Ucap Killa tertawa kecil mengingat moment itu.

"Sky sekarang galak!"

"Sky aneh tapi Killa sayang."

"Sky berubah tapi Killa makin sayang."

***

Hai semuanya! gimana nih penasaran gak sama kelanjutannya!? tungguin part selanjutnya ya, maaf jika ada kesalahan kepenulisaan mohon diingatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai semuanya! gimana nih penasaran gak sama kelanjutannya!? tungguin part selanjutnya ya, maaf jika ada kesalahan kepenulisaan mohon diingatkan. Jangan lupa vote and komennya ya!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESPERANDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang