Minggu

835 28 1
                                    

Hari Minggu adalah hari di mana orang-orang berlibur atau bersantai di rumah. Menikmati hari setelah lelahnya bekerja atau sekolah. Merilekskan pikiran.

Ada yang liburan bersama keluarga.
Bermain bersama teman-teman.
Ada yang memilih menikmati liburan di rumah.

Begitupun dengan Hinata. Gadis itu memilih menikmati hari liburnya dengan menikmati angin musim gugur di Taman Tokyo. Angin yang bertiup meluruhkan dan membuat daun-daun berjatuhan. Rambut warna biru gelapnya juga ikut tertiup oleh angin.

Kepalanya menunduk. Tangannya bergerak membuat sketsa di atas buku gambar yang di letakkan di atas rok warna putihnya.

Dengan pakaian kaos lengan panjang warna abu-abu di padukan baju kaos lengan pendek warna merah muda. Hinata memandang ke depan, dimana Naruto sedang berdiri di belakang air mancur.

Dengan senyuman memamerkan giginya yang putih serta tangan kanannya yang di angkat, jari telunjuk dan tengah di naikkan. Sehingga membentuk tanda perdamaian.

"Hinata. Sudah belum?" Naruto bertanya. Hampir setengah jam, ia berdiri di sana. Bergaya seperti model. Ketika Hinata menyuruh Naruto untuk berdiri disana, pria yang mengenakan jaket oranye itu bertanya, tapi ketika Hinata berkata ingin menggambar dirinya, Naruto pasrah saja.

Seperti sekarang.

Hinata mengangguk. Raut wajahnya terlihat senang dengan gambar yang telah di buat.

Naruto berjalan mendekat. Pria itu duduk di samping Hinata. Ia ingin melihat hasil gambar dirinya.

Naruto diam melihat gambar dirinya. Mata birunya mengamati setiap detail sketsa yang di buat Hinata. Tidak buruk juga. Hinata pintar dalam menggambar.

Naruto tersenyum.

"Kerja bagus, Hinata," Tangan kanan Naruto menepuk kepala Hinata pelan. Lalu mengembalikan gambar itu kembali pada Hinata.

Pipi Hinata merona. Ia senang mendapat pujian dari Naruto. Apalagi yang di gambar adalah Naruto. Sahabatnya yang berharga.

"Terima kasih, Naruto-kun," Ujar Hinata tersenyum.

Suara desauan angin musim gugur di sore hari membuat keduanya diam. Di temani suara air mancur serta suara anak-anak yang bermain membuat suasana semakin menyenangkan.

Naruto dan Hinata menikmatinya.

Beberapa daun-daun yang jatuh di pangkuan Hinata, membuat Naruto menoleh. Pria itu mengambil daun yang terjatuh, lalu meniupnya.

Hinata tertawa. Membuat Naruto heran, "Kenapa, Hinata?"

Hinata menggeleng, "Tidak apa-apa, Naruto-kun. Aku hanya ingin tertawa saja."

Naruto tidak bertanya lagi. Ia juga tidak mempermasalahkan itu. Ia malah senang melihat Hinata tertawa.

Naruto berdiri. Pria dengan tiga garis hitam di kedua pipinya itu mengulurkan tangannya, membuat Hinata mendongak, menatap Naruto tidak mengerti.

"Sudah hampir malam. Ayo, kita pulang," Kata Naruto.

Hinata tersenyum. Tangan kirinya menyambut uluran tangan Naruto. Benar. Sebentar lagi malam. Ia tidak mau membuat orang di rumah khawatir.

Hinata bangkit. Tangan kanannya memegang buku gambar. Itu adalah gambar pertama yang ia gambar.

Keduanya berjalan bersama meninggalkan taman di musim gugur. Membiarkan daun-daun berjatuhan menemani keduanya.

*****

7 Days with Naruto-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang