Naruto membawa mobil dengan kecepatan penuh melewati jalanan Tokyo. Hari masih pagi. Mobil-mobil yang berjalan berlawanan arah tidak terlalu ramai. Di sebabkan, karena hari libur.
Hari libur bagi para kantoran dan sekolahan.
Naruto menuju kediaman Hyuuga. Ia ingin melamar Hinata pagi ini. Setelah mengantar Hinata dan Hanabi pulang semalam, pria dengan rambut kuning itu tidak bisa tidur lagi. Mungkin, karena ia sudah tidur di mobil.
Sembari berbaring di atas kasur empuknya, Naruto memikirkan apa yang di katakan Sasuke padanya.
"Katakan saja padanya kalau kau mencintainya dan ingin menikah dengannya, Naruto."
Sebenarnya sudah lama Naruto memang ingin melamar gadis Hyuuga itu. Mereka sudah kenal satu sama lain. Sudah mengerti apa yang di suka dan tidak suka. Ketika, Hinata dalam kesulitan, Naruto yang turun tangan membantunya. Begitu juga dengan Hinata.
Tapi, mengingat ia yang tinggal sendiri, tidak memiliki keluarga, dan kehidupannya yang pas-pasan membuat pria itu tidak yakin. Apalagi, kehidupan setelah berkeluarga akan jauh lebih sulit.
Naruto ingin menjadi sukses dulu.
Kalau menunggu Naruto sukses dulu, ceritanya ini bukan lagi 7 hari donk. Benar, 'kan?
Naruto menghela napas. Tidak tau harus bagaimana. Ia bingung. Naruto juga tidak bisa terlalu bergantung pada Sasuke. Mengingat Sasuke banyak membantu semasa kuliahnya dulu dan mengajaknya kerja tempat keluarga Uchiha.
Mungkin, kalau memang benar-benar butuh bantuan, Naruto akan meminta bantuan pada bungsu Uchiha itu.
Yang penting ia berusaha dulu.
Naruto menghentikan mobilnya depan rumah keluarga Hyuuga. Pria itu membuka pintu mobilnya, lalu keluar dari sana.
Pintu gerbang terbuka, memperlihatkan Kou yang berdiri di sana. Membungkuk sopan.
"Pama Hiashi ada di dalam tidak, Kou?"
Naruto sudah biasa datang ke rumah keluarga Hyuuga itu. Tapi, tidak tau kenapa hari ini ia merasa gugup.
"Ada, Naruto-san," Jawab Kou dengan nada biasa. "Masuk saja."
Naruto mengucapkan terima kasih pada Kou, lalu berjalan masuk menuju rumah keluarga Hyuuga.
Rumah mewah yang terdiri dari tiga tingkat. Di lantai yang paling atas, ada kamar Hinata dan Hanabi serta gudang yang sudah lama tidak terpakai. Di lantai tengah, ada kamar Paman Hiashi dan beberapa pengasuh dan pelayan yang tinggal di sana. Dan di lantai bawah, ada ruang bagasi mobil dan pintu utama yang tertutup.
Naruto sudah hafal letak rumah kediaman Hyuuga. Ia juga sering main kesitu.
Naruto menarik napas dalam-dalam, membuang rasa gugupnya, lalu mengeluarkannya perlahan.
Semangat! Naruto pasti bisa!
Naruto mengetuk pintu cokelat gelap itu tiga kali. Setelah, mendengar suara perempuan dari dalam, tangan pria itu berhenti mengetuk.
Pintu utama terbuka, menampilkan sosok Hanabi yang masih memakai kimono tidur.
"Naruto nii-san," Sapa Hanabi. Ia bingung kenapa pagi-pagi begini Naruto datang kerumahnya.
Naruto tersenyum mensugesti dirinya untuk tidak gugup. Ia harus tenang, "Hanabi. Apa Paman Hiashi ada di dalam?"
"Ada," Jawab Hanabi singkat, "Masuk saja, Naruto nii-san," Ia menyingkir, mempersilahkan Naruto masuk kedalam.
Naruto berjalan, melangkahkan kakinya pergi ke ruang tamu. Hanabi berjalan mengikuti Naruto dari belakang.
Naruto duduk di sofa panjang warna putih. Ia bisa melihat dirinya dan Hanabi dari layar televisi yang belum menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days with Naruto-kun
RomansaApa yang di lakukan Naruto dan Hinata selama 1 minggu?