Chapter 4

362 47 7
                                    

💚💚"Kau di sini rupanya," sahut Mean sambil menghampiri Plan yang tengah merapikan mainan Sun di ruang bermain. Plan menoleh dan tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Ia kembali pada pekerjaannya.

"Kau sengaja membuat ini untuk Sun?" Mean mengamati seisi ruangan yang dipenuhi mainan.

"Hmm," gumam Plan dan ia masih fokus pada pekerjaannya.

"Kau akan menjadi ibu yang baik," ujar Mean sambil duduk di sebelah Plan dan membantunya.

"Terima kasih," sahut Plan sambil tersenyum menatap Mean sejenak. Mereka selesai dengan pekerjaannya dan keduanya mengamati ruangan dengan ekspresi kepuasan tergambar jelas pada wajah mereka.

"Baiklah, selesai. Apa rencanamu besok?" tanya Plan sambil berjalan mengambil satu mainan di bawah meja yang tertinggal. Saat ia hendak berdiri, kepalanya terantuk meja dan ia menjerit kecil dan membuat Mean tertawa.

"Kau jahat!" Plan mengerling sambil mengusap-usap kepalanya.

"Maafkan aku! Sini lihat! Pasti sakit," sahut Mean lagi sambil mendekati Plan dan menurunkan tangan Plan.  Satu tangan Mean memegang tangan Plan dan tangan lainnya membelai kepala Plan lembut. Lalu ia meniup kepala Plan dengan lembut.

"Rambutmu harum sekali," sahut Mean pelan.

"Uhm," gumam Plan. Ia menepiskan tangan Mean dari kepalanya.

"Baiklah. Aku harus istirahat. Kita bicara besok pagi, na!" ujar Plan dengan cepat berbalik dan berjalan menjauhi Mean.

Mean menatap punggungnya dan tersenyum. Ia meneguk ludah dan memegang dadanya yang bergemuruh kencang. Hal yang sama terjadi di kamar Plan. Ia duduk di tepi ranjang sambil memegangi dadanya, yang juga berdegup kencang tak beraturan.

Tengah malam Plan bangun dari tidurnya. Itu kebiasaan dirinya. Ia akan datang ke kamar Dew dan Sun dan mengecek mereka. Sesudah itu, ia pergi ke dapur membuat susu untuk Sun. Sebenarnya, Plan punya banyak pelayan dan semuanya bisa diandalkan, tapi Plan tak pernah meminta mereka mengurus atau menjaga Dew dan Sun kecuali sesekali saat ia tengah melakukan sesuatu yang sangat penting. Dan biasanya itu pun tak lama.

Mean keluar dari kamarnya. Ia ingin minum. Baru saja ia akan melewati ruang tengah menuju dapur saat ia melihat Plan muncul dari dapur dengan botol susu di tangannya dan pergi menuju kamar anak-anak.

Ia menganga sebab pakaian yang dikenakannya sangatlah mengundang. Ia akui hari itu sangat panas. Bulan Juli adalah puncak bulan musim panas di Finlandia dan Helsinki di musim panas biasanya hangat saja, tapi tidak kali itu. Mungkin itulah alasanPlan memakai baju yang sangat terbuka itu sebab biasanya Mean selalu melihat Plan dengan baju yang selalu menutupi rapat tubuhnya bahkan sampai bagian lehernya.

Mean mengikuti Plan ke dalam kamar anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mean mengikuti Plan ke dalam kamar anak-anak. Dan ia melihat dari pintunya yang terbuka sedikit, ia tengah memberikan botol susu kepada Sun yang terbangun. Sun menerimanya, menyedotnya dan kembali tidur. Plan merapikan selimut tipisnya yang biasa khusus dipakai pada musim panas. Ia beralih pada Dew. Ia memperbaiki selimut Dew dan kemudian berjalan menuju luar dan mematikan lampunya sebelum menutup pintu. Plan lalu kembali ke kamar tidurnya tanpa mengetahui bahwa semua yang ia lakukan diperhatikan oleh Mean.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang