Persiapan pernikahan sudah selesai. Mereka melangsungkan pernikahan itu dengan sempurna. Semuanya terlihat bahagia. Setelah menikah, Plan meminta agar semuanya ikut dengannya ke rumah megahnya dan tinggal di sana. Sementara itu, rumah Mean disewakan.
Mean pikir menjual rumah itu bukanlah keputusan yang tepat sebab di dalam rumah itu ada banyak kenangan dan Plan sangat mendukungnya. Ia juga sangat mencintai rumah itu.
New memberitahu mengenai keadaan Dream dan Plan cukup puas dengan hasilnya. Menurut New, Dream menikah dengan bosnya yang sudah menceraikan istri sebelumnya dan kini mereka juga tengah menunggu kehadiran sang anak. Namun, New tak menemukan siapa pengirim dokumen dan lainnya kepada Mean.
Tentu saja, yang terakhir ini, ia bohong. Bagaimana mungkin ia bilang bahwa sebenarnya Gong dan dirinyalah yang memberi dokumen itu kepada Mean secara diam-diam. Plan pasti akan marah besar.
Selain itu, New juga memberitahu kepada Plan bahwa diam-diam Nune bertemu dengan Dream untuk berbicara. Nune meminta maaf atas Mean dan dirinya yang tidak bisa menjaga Dream dengan baik saat mereka masih bersama. Mean tidak bisa membahagiakan Dream. Yang ini sangat ironis sebenarnya sebab tak seharusnya Nune meminta maaf kepada Dream. Namun, Plan sangat paham dengan yang dilakukan Nune. Bagi Plan, Nune adalah seorang perempuan san ibu yang baik. Ia tahu benar sikap dan kelakuan Dream sebenarnya tapi ia berpura-pura tak tahu dan memilih memainkan perannya sebagai seorang ibu dengan sangat baik.
Nune juga berpesan agar Dream hidup lebih baik lagi dan mendoakan agar ia bahagia. Laporan dari New semakin menguatkan rasa sayang Plan kepada Nune.Mean bertemu lagi dengan Dream saat ia ditugaskan kantornya untuk mewawancarai Mean di rumah Mean yang megah. Ia akan meliput Mean sebagai seorang pebisnis muda yang sukses dalam karir dan rumah tangganya.
Plan tentu saja tahu mengenai hal ini dan ia tak keberatan. Ia percaya kepada Mean sepenuhnya.
"Kandunganmu sudah besar," sahut Dream saat ia menyapa Plam di taman belakang rumahnya.
"Iya. Sudaj hampir delapan bulan," sahut Plan ramah.
"Kandunganmu juga sudah terlihat jelas sekarang. Berapa bulan usianya?" Plan bertanya balik.
"Hampir lima bulan," ujar Dream.
"O, selamat. Semoga kau selalu sehat," sahut Plan lagi dengan ramah.
"Terima kasih," sahut Dream.
"Mean bahagia?" tanya Dream lagi. Ia menatap Plan yang terlihat sangat anggun dan elegan.
"Mean? Mungkin kau harus tanya langsung kepadanya. Aku bukan orang yang tepat untuk menjawabnya," ujar Plan sambil melirik ke arah Mean yang tengah berjalan ke arah mereka.
Dream menoleh ke arah Mean sejenak lalu menoleh ke arah Plan. Keduanya tengah saling menyunggingkan senyum dengan bahagia.
"Kurasa aku tak perlu bertanya hal yang bodoh seperti ini," gumam Dream.
"Maafkan aku! Kau bilang apa? Aku tak mendengarnya," ujar Plan ramah sambil mendekatkan wajahnya.
"Tidak, aku hanya bilang Mean terlihat bahagia," sahut Dream.
"Uhm. Mungkin. Tapi kuharap yang kau katakan itu benar dan kuharap kau juga bahagia dengan siapapun kau bersama," sahut Plan.
"Terima kasih. Kurasa Mean sangat beruntung mendapatkan dirimu. Kau perempuan yang baik," sahut Dream lagi.
"Kau juga," sahut Plan.
Keduanya saling menyunggingkan senyuman. Dream lalu pamit sebab salah satu kru memanggilnya untuk bersiap.
Ia menganggukkan kepalanya saat berpapasan dengan Mean. Mean tersenyum kepadanya dan kemudian berjalan menuju istrinya.
"Kalian membicarakan aku?" Mean memicingkan matanya. Ia memeluk istrinya.
"Kau sangat percaya diri," sahut Plan sambil tersenyum.
"Tentu saja. Aku harus percaya diri," ujar Mean sambil mencium kening Plan.
"Meaaaan! Ada banyak orang melihat. Aku maluu," bisik Plan.
"Pejamkan saja matamu kalau kau malu. Aku bahagia dan bangga kau menjadi bagian dari hidupku," ujar Mean lagi.
Wawancara selesai dalam waktu satu jam. Mereka kemudian pamit dan Dream sejenak berbicara dengan Nune dan kemudian pergi.
Mereka memutuskan untuk pergi ke kuil setelah itu dan mereka kemudian makan siang di restoran. Gong dan New juga ikut bergabung dan mereka berbicara tentang banyak hal.
Kehidupan mereka berjalan dengan sempurna. Mean dan Plan hampir tak pernah bertengkar. Mereka selalu seia dan sekata, saling mendukung dan saling menghargai.
Kebahagiaan mereka semakin sempurna saat Plan melahirkan anak kembar. Keduanya lelaki dan diberi nama Tee dan Dee.Setelah lima tahun pernikahan, Mean dan Plan memiliki empat anak, yaitu Tee, Dee, Krisan dan Kot. Dew dan Sun diangkat juga menjadi anak mereka. Keluarga mereka semakin ramai dan mereka hidup dengan tenang.
Tamat
