*3

2.2K 313 88
                                    

Happy Family

Haikyuu!!©Furudate Haruichi

Warning : OOC, Sho-ai, typo dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Ushijima terdiam menatap bokuto, Ia  tak percaya dengan apa yang baru saja sahabatnya itu katakan, “Berhenti bercanda Bokuto, candaanmu sungguh tak lucu.” ucap Ushijima.

“Apanya? Aku tidak sedang bercanda. Aku serius.”

“Dibayar berapa hakim untuk memberikannya hukuman 5 tahun penjara saja?! astaga.. dia membunuh! seharusnya seumur hidup!” kesal Ushijima.

“Entahlah aku juga bingung.. Keiji bahkan kaget mendengarnya. Ah—”

“Kau kenapa?”

“Chikara..” Ushijima menaikkan sebelah alisnya.

“Chikara polisi, dia pasti ikut membantu Daichi-nii untuk bebas.”

“Astaga.. kupikir dia sudah mendapat hukuman yang setimpal, kenapa hukum mulai tumpul keatas hanya karena uang dan orang dalam.” geram Ushijima.

Bokuto menghela nafas, “Kudengar dia dinyatakan mengalami gangguan jiwa, makanya hukumannya tidak berat, tapi kurasa.. Chikara benar-benar ikut berperan dalam mengurangi masa tahanannya. Maksudku, bisa saja Chikara membuat semua seolah-olah Daichi-nii mengalami gangguan jiwa.”

“Ck.. lalu sekarang dia sudah bebas?” Bokuto menggeleng, “Entahlah, tak ada kabar dari anak-anaknya. Mungkin karena sibuk. Tapi kemungkinan sudah keluar sih.”

“Kalau begitu hal pertama yang harus kau lakukan adalah pindah dari sini Koutarou. Shohei mirip Shoyo, Takutnya Daichi kembali berulah jika melihatnya.”

“Ah kau benar.” Ushijima mengangguk.

“Kita harus selalu satu langkah didepan. Kita tak tau apa benar dia gangguan mental sungguhan atau hanya pura-pura.” ucap Ushijima mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

Sedangkan Bokuto hanya diam, namun otaknya tengah berfikir apa yang akan Ia lakukan untuk melindungi putra tercintanya.

***

Ushijima menaruh sebuket bunga didepan makam yang ada didepannya, seulas senyum lembut ia pasang.

“Lama tak bertemu ya... Shoyo. Maaf aku tidak datang di hari pemakamanmu.” ucapnya mulai  berbicara pada makam tunangannya.

“Kau pasti akan bilang aku jahat bukan? Bukan begitu sayang.. hanya saja saat itu rasanya begitu sesak.. seperti tak percaya kalau kau sudah pergi meninggalkanku...” Ushijima menggigit bibirnya menahan tangis. Perasaan kehilangan orang yang paling Ia sayang kembali muncul.

“Rasanya benar-benar sangat sesak disini..” ucapnya memegang dada sebelah kirinya.

“Memang seharusnya aku melarangmu menjalankan rencanamu waktu itukan? seharusnya aku memaksakan rencana kita untuk menikah dan pergi dari sini, pasti sekarang kita sudah hidup bahagia..” setetes air mata turun dari kelopak matanya.

“Seharusnya.. hiks.. aku selalu menemanimu.. aku melupakan betapa liciknya Tou-sanmu hiks.. maafkan aku.. maafkan aku karena gagal menjagamu Shoyo.. maafkan aku..” ucapnya mulai menangis.

Shohei yang melihat Ushijima menangis, perlahan mendekatinya.

Tangan kecilnya bergerak memeluk tubuh Ushijima, “Paman Ushi, jangan menangis.” ucapnya.

Ushijima yang mendengar itu terdiam sebentar, kemudian memeluk balik tubuh Shohei.

“Umh..” Ushijima menatap Shohei lama.

“Paman tidak menangis kok..” ucapnya mengelap air matanya, kemudian mengeratkan pelukannya pada Shohei.

“Paman pasti kuat.. nii-chan juga pasti akan mengerti paman.” ucap Shohei tersenyum, membuat perasaan Ushijima menjadi lebih baik.

“Ya, Sho-chan benar. Sho-nii pasti mengerti ya..” ucap Ushijima tersenyum.

“Ne, Koutarou. Awalnya aku ragu melihat Ushijima, takut Ushijima suka pada Shohei kita yang manis seperti Shoyo.” ucap Akaashi menatap Ushijima dan Shohei.

“Ya, sama. Aku juga merasa begitu. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena Ushijima hanya mencintai Shoyo bukan.”

“Koutarou, Shohei kita 100% mirip Shoyo.” sahut Akaashi menatap sang suami.

“Ah— Iya juga!” Kaget Bokuto menatap kembali pada Ushijima dan Shohei.

“Koutarou, Aku pergi dulu ya! Oh aku juga pinjam Shohei untuk hari ini ya!” teriak Ushijima yang kini sudah menggendong Shohei.

“W-what?! mau kau bawa kemana anakku heh!”

“Kencan!” sahut Ushijima buru-buru berlari sembari tertawa.

“HEH!” ucap Bokuto mengejar Ushijima yang membawa lari putranya.

“Astaga.. UshiWaka mulai kumat..” gumam Akaashi mengikuti mereka dari belakang.

***

Oikawa duduk dipangkuan sang suami sembari memakan roti susu kesukaannya.

“Tooru, jangan disini dulu ya. Hajime sedang kerja.”

“Tidak mau, Tooru mau makan disini. Lagipula sampai kapan Hajime bekerja, Tooru kan mau diperhatikan juga.”

“Sebentar lagi ya sayang.” ucap Iwaizumi lembut sembari mencuit hidung Oikawa.

“Baiklah.. Tapi Tooru tetap duduk dipangkuan Hajime ya, Baby maunya makan dipangkuan papanya.” ucap Oikawa mengelus perutnya, kemudian lanjut memakan roti susunya.

“Ha'i ha'i, apapun untukmu dan baby sayang..” ucap Iwaizumi mencium pipi Oikawa.

“Oh iya, Tooru punya sesuatu untuk Hajime. Sebentar ya..” Oikawa berdiri dan bergegas keluar dari ruang kerja sang suami. Tak berselang lama Ia kembali masuk dengan membawa sebuah kotak kecil dengan dihias pita biru.

“Ini untuk Hajime.” ucap Oikawa tersenyum sembari menyerahkan kotak tersebut.

“Apa ini Tooru?”

“Buka saja.” sahut Oikawa.

Iwaizumi menatap lama sang istri, “Ini bukan benda yang aneh-aneh lagi bukan? Kau tidak sedang melakukan prank lagi kan?” tanyanya curiga.

“Astaga, tidak sayang. Tooru kan sudah janji tidak akan nge-prank Hajime lagi. Ayolah, buka saja ya.”

“Hm.. Baiklah.”

Perlahan Iwaizumi membuka kotak tersebut, sebuah senyum terpatri dibibirnya.

“Coklat buatanmu, sayang?” Oikawa langsung mengangguk.

“Em.. Selamat hari valentine.. hihi.. dicoba dong, Tooru udah buat dengan sepenuh hati kemarin.” ucap Oikawa duduk kembali dipangkuan sang suami.

“Oh atau mau Tooru suapi?”

“Ide yang bagus, tolong suapi aku Nyonya Iwaizumi.” ucap Iwaizumi bercanda.

“Ha'i~” sahut Oikawa senang dan mulai menyuapi coklat buatannya pada sang suami.















*TBC

Ulala~ ternyata terakhir Up November tahun kemarin ya..

Maaf ya baru bisa up sekarang, maaf juga kalau ada typo dan lagi semoga kalian suka chapt kali ini ^^

See you next chapt~

Minggu, 14 Februari 2k21
Pukuk 19.38 Wita

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang