PROLOG

286 16 2
                                    

Teruntuk semua wanita yang sedang mengincar posisi saya...

Maaf sebelumnya, prolog ini baku karena saya sangat menghargai kalian semua. Tidak mudah menjadi saya yang harus selalu mengerti bahwa "katanya" saya wanita paling beruntung jadi saya harus mengalah. Hari – hari saya panjang, mengurusi hidup saya sendiri, hidup orang yang saya cintai, dan mendengar orang – orang yang selalu membicarakan saya meski tak tahu apa – apa. Hati saya terluka setiap kali ia mengatakan mencintai saya pun juga senang diperhatikan banyak wanita. Berulang kali saya disembunyikan untuk diamankan sampai saya terjun ke perasaan bahwa saya juga butuh pengakuan. Saya tahu saya yang memilikinya dan saya tidak boleh egois terhadap karirnya dan segala manusia yang membuatnya semakin diatas. Tapi apakah salah jika saya terkadang ingin memilikinya sendiri, bergandengan dengannya di malam minggu, dan memposting foto kita berdua sedang memakai baju couple? Saya juga ingin melakukan hal – hal yang katanya uwuw. Bahkan untuk sekedar mengomentari foto di sosial media pun tidak bisa.

Mau tau siapa saya? Saya adalah yang kalian minta untuk menjaga pacar saya, tidak menyakitinya, dan selalu membiarkan dia menyapa kalian semua. Saya adalah orang yang mungkin akan kalian hujat jika kalian tau masih banyak wanita yang parasnya lebih sebanding dengan dia. Saya adalah seseorang yang akan kebanjiran direct message jika saya menunjukkan siapa saya dan apa posisi saya. Saya adalah sosok yang takut dihujat, tapi ingin untuk diakui. Dan jika Tuhan menunjukkan siapa saya kepada kalian semua mungkin saya akan teramat sangat merasa bersalah karena katanya saya menyakiti tanpa menyentuh, padahal saya hanya ingin hidup dengan wajar.

Kami bukan Dilan dan Milea yang bisa berboncengan naik motor keliling kota. Skenario kami penuh drama dan perseteruan sampai tak sempat menamai jalan yang sering kita lewati dengan namaku dan namanya. Dia romantis seperti Dilan, juga humoris dan manis seperti yang banyak orang tau. Maka dari itu saya masih menyebut diri saya beruntung.

Jika kelak saya sudah lelah, siapa yang mau menggantikan saya? Saya kadang juga muak mencintainya, hari – hari saya terasa sangat berwarna sampai saya sangat rindu hitam dan putih, warna kesukaan kami. Asalkan ada yang bisa mengikuti alurnya, menopangnya ketika jatuh, meminjamkan tangan untuk menutup mata dan telinganya agar ia tak sakit hati, saya ikhlas. Mencintai bagi saya bukan tentang membersamainya setiap hari dan menjadi yang ia akui di khalayak ramai. Saya awalnya terpaksa lalu terbiasa dan saya sadar bahwa saya masih terpaksa mencintai dengan diam. Biar coba bertahan berapa lama anda menjadi saya yang bukan penjahat tapi harus bersembunyi, bukan pencuri tapi dimaki. Kiranya kalian harus mengiyakan pepatah jawa "sawang sinawang" sebelum kalian merasakan jadi saya. Saya hanya ingin melindungi milik saya, dengan cara saya, semampu yang saya bisa. Jika kalian jadi saya mungkin kalian sudah melakukan ini sejak lama, tragedi itu... 

Desember 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang