[Harap di follow sebelum membaca]
*****
Hujan turun dengan derasnya, suasana koridor kampus terlihat sepi. Udara yang dingin membuat orang orang lebih memilih menghabiskan waktu di kelas, di tempat yang jauh lebih hangat.
Alanza melangkah santai di tengah koridor. Tujuannya adalah perpustakaan, dia sengaja datang lebih awal dari kelasnya di mulai,alasannya dia ingin membaca novel di tempat yang jauh lebih nyaman, dan perpustakaan adalah tempat yang terbaik.Sesampainya di perpustakaan, Alanza di sambut dengan suasana sepi dan aroma buku yang khas. Bagaikan surga dunia, ini lah suasana yang paling ia suka. Kakinya melangkah mencari spot yang mantap untuk dia duduki. Pilihan Alanza jatuh pada kursi yang terletak bersebelahan dengan jendela. Bagus, tempat yang luar biasa untuk membaca di temani dengan merdu nya suara hujan.
Jari lentiknya membalik lembaran lembaran buku, dia membaca dengan serius, hingga akhirnya sampai pada part yang membuat emosinya tersulut.
Dengan kesal, Alanza menghempaskan buku yang dia baca ke atas meja, "Dasar cowok gak tau diri. Bisa bisanya dia setega itu."Gerutunya.
"Ck, lo bisa diam gak?" Tanya seorang pemuda yang berhasil membuat Alanza terlonjak kaget.
Alanza menoleh ke arah suara, matanya menyipit, saat menangkap sosok pemuda yang saat ini sedang duduk di hadapannya, lebih tepatnya satu kursi menjadi jarak di antara mereka.
"Sejak kapan lo ada di situ?" Alanza menatap heran sosok tersebut, seingatnya tadi dia hanya sendirian di sini.
Pemuda itu menatap Alanza dengan malas, "Bukan urusan lo, dan sekali lagi lo berisik, mending keluar aja."
"Siapa suruh lo duduk dekat gue, kalau ke ganggu ya tinggal pergi jauh jauh sana!" Ucap Alanza santai.
Brakk
Pemuda tersebut memukul meja dengan keras, dia berdiri sambil menatap nyalang gadis di depannya.
"Lo gak lihat peraturan yang tertulis di sana? Tertulis di larang berisik. Makanya kalau membaca itu bacaan bermutu, bukan cerita nyampah yang bikin otak lo bodoh." Ujar pemuda tersebut melirik buku yang sedang Alanza pegang , setelahnya berlalu pergi meninggalkan Alanza yang hanya cengo melihatnya.
"Lah kok ngamuk? Eh wait? Dia bilang apa tadi? Otak gue bodoh? Wahh benar-benar tuh cowok. Belum pernah aja gue sledding kepalanya."
Alanza menghela nafas, di liriknya jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dua jam sudah berlalu. Bahkan hujan yang semula turun dengan deras kini berganti dengan matahari yang mulai menampakkan cahayanya.
Sekitaran seperempat jam lagi kelasnya akan di mulai, lebih baik dia bergegas ke kelas. Menyusul pemuda yang mengamuk tadi.
Berbicara tentang pemuda tersebut, dia adalah Rein Hilder, dia termasuk jajaran 4G (Empat Ganteng) bersama ketiga temannya. Julukan 4G tersebut mereka dapatkan dari para fansnya di kampus. Kenapa Alanza bisa tau? Karna Alanza satu fakultas dengan para 4G tersebut, yang pastinya mereka juga sangat populer, dan salah satunya cowok yang bernama Rein tadi.
Alanza memasuki kelas dengan malas, tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Rein. Apa apaan tatapan itu, Rein menatapnya seolah ingin mengajak berduel. Haha, apakah karna di perpustakaan tadi?
Sudahlah, Alanza tidak ingin mencari masalah lagi dengan tuan pemarah tersebut. Dia memilih duduk di kursi belakang lebih jauh dari Rein yang duduk di kursi paling depan.
Alanza menopang kepala dengan tangan, pandangannya mengarah pada jendela di samping kursinya. Dia menghela nafas, memikirkan siklus hidupnya yang masih belum ada perubahan. Hidup yang membosankan. Dimana dia harus kuliah, kerja, pulang, tidur, dan kembali lagi kuliah.
![](https://img.wattpad.com/cover/246835310-288-k742461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Kulit Pisang🍌
General Fiction[Nct dream /00 line] "Akhh, sialan. Siapa yang buang kulit pisang sembarangan di sini?!" Teriak seorang pemuda yang menggema di koridor. Sontak, Alanza langsung menoleh kebelakang. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan di depannya. Bastian, y...