Alanza bergegas membereskan buku-bukunya ke dalam tas. Karna majikan barunya yang tak lain tak bukan adalah Bastian, akan pulang dari rumah sakit hari ini. Setelah selesai, dia segera beranjak dari kursinya.
Sesampainya di depan pintu kelas, Alanza di kejutkan dengan ke beradaan Arkeil yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Ikut sama gue."
Ha? Alanza tidak paham maksud ucapan lelaki tersebut.
"Kemana?"
"Ketempat Bastian."
Alanza menyerngit, "Dia udah pulang dari rumah sakit?"
Arkeil hanya menjawab dengan anggukan kepala, tanpa mau repot mengeluarkan suara.
"Oke." Alanza tidak menolak, karna dia pun juga tidak tau dimana tempat Bastian tinggal.
Sesampainya di parkiran, mereka langsung memasuki mobil sport merah milik Arkeil, mobil berjalan meninggalkan area perkampusan.
Keheningan menyelimuti di dalam mobil. Arkeil yang diam dan Alanza yang tidak bisa memulai pembicaraan. Sebenarnya Arkeil bukan lah tipe - tipe cowok cool, hanya saja cowok tersebut terlalu malas bicara, atau bisa di bilang lagi hemat tenaga.
Ada kalanya sewaktu waktu Arkei akan berubah menjadi cowok yang cerewet, bahkan bisa di bilang terlalu aktif. Jangan bilang Alanza suka memperhatikan cowok itu. Tapi, tiga tahun Alanza satu fakultas dengan keempat sekawan itu, dia sedikit tau sifat mereka, walau tidak tau sepenuhnya.
Alanza melirik Arkeil, terlihat dia sedang fokus mengemudi, matanya menatap lurus jalanan. Dari tempat duduk nya dapat Alanza lihat dengan jelas bulu mata panjang dan lebat milik Arkeil. Sangat cantik, bahkan Alanza pun sebagai wanita iri melihatnya.
"Ada apa lo natap gue?" tanya Arkeil, dia menoleh melihat gadis yang berada di sampingnya.
"Bulu mata lo cantik." Jawab Alanza sejujurnya.
Arkeil terdiam, sebelum akhirnya berdehem dan kembali fokus pada jalanan.
"Rein sama Justin gak ikut?" Kali ini Alanza yang bertanya.
"Udah duluan."
Alanza mengangguk mengerti, dan kembali keheningan menyelimuti mereka, sampai akhirnya mobil berhenti, sampai pada tempat tujuan.
Mereka berjalan beriringan, menuju unit apartemen Bastian. Sesampainya di depan sebuah pintu, Arkeil segera menekan sejumlah angka, hingga pintu terbuka.
Alanza berdecak kagum dalam hatinya, melihat apartemen mewah yang di huni oleh Bastian.
"Wah, babunya Bastian udah datang nih." Sambut Justin dengan senyum manisnya, tapi tidak dengan ucapannya.
Alanza mendengus kesal dengan sebutan babu yang Justin tujukan untuknya, walau sebenarnya yang cowok itu ucapkan ada benarnya. Sedangkan Arkeil sudah bergabung duduk dengan ketiga temannya di sofa. Ralat, dengan Bastian yang duduk di kursi roda.
"Ini catatan buat hari ini." Alanza menyerahkan buku salinan materi yang di ajarkan tadi.
Bastian menerimanya dengan senyum tengilnya,"Makasih ya babu yang baik."
Alanza hanya memutar mata malas,
"Apa yang bisa gue bantu?" tanya Alanza dengan ogah ogah an. Sungguh Bastian tidak ada akhlak, bahkan dia tidak menawarkan Alanza untuk duduk. Lebih baik dia menanyakan tugasnya dari pada berdiri lama di sini.
Cowok tersebut mengelus elus dagunya, seolah sedang berfikir,"Makan mie kayaknya enak, buatin sana cepat." Dengan songong Bastian mengibaskan tangan menyuruh Alanza segera pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/246835310-288-k742461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Kulit Pisang🍌
General Fiction[Nct dream /00 line] "Akhh, sialan. Siapa yang buang kulit pisang sembarangan di sini?!" Teriak seorang pemuda yang menggema di koridor. Sontak, Alanza langsung menoleh kebelakang. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan di depannya. Bastian, y...