Rasanya sekarang Alanza ingin sekali menangis, tadi pagi ruang tamu sudah seperti kapal pecah, namun sekarang ruang tamu sudah berubah menjadi kandang babi. Bukan hanya sampah ciki ciki dan keleng saja yang bersebaran, tapi juga pakaian kotor, sampah sampah dapur dan juga-- What! Kenapa bisa ada panci sama kuali di ruang tamu?
Alanza memegangi kepalanya yang mulai sakit, sudah jelas saat ini mereka sengaja mengerjainya. Alanza melangkah mendekat ke arah empat makhluk jadi jadian yang saat ini sedang bersantai santai ria di atas sofa. Gadis tersebut berdecak kagum ke arah Bastian yang dengan santai nya melahap ciki ciki di dalam ruangan sekotor ini.
"Ada yang bisa jelasin, kenapa ruangan ini bisa berubah jadi kandang Babi dalam beberapa jam gue tinggal?" Tanya Alanza dengan marah, sambil menatap mereka satu persatu, oh jangan lupa kedua tangan gadis tersebut yang sudah bertengger di pinggang, bahkan sekarang dia sudah mirip seperti ibu kost yang sedang meminta uang sewa.
Rein berdecak malas," Apaan sih Lan? Baru datang udah marah marah, gue lagi santai nih."
"Gue tanya sekali lagi. KENAPA RUANGAN TAMU BISA JADI SEKOTOR INI?!!"
Allahu akbar!
Mereka berempat langsung terlonjak kaget mendengar teriakan maha dahsyat Alanza, bahkan ciki ciki yang semula di pegang Bastian, kini telah berhamburan keluar.
"Tadi kita berempat main perang perang an Lan, kerana ke asyikan kami gak sadar udah se berantakan ini, iyakan Bas?" Jawab Justin, cowok itu melirik Bastian, meminta bantuan.
"Iya, tadi gue sama yang lain bosan, jadi kami main perang perangan deh, haha seru loh Lan, iya kan guys?" Ucap Bastian, yang di angguki oleh ketiga temannya.
Halah, dasar tukang kibul. Gimana ceritanya dia bisa main perang perang an dengan kondisi kaki keseleo. Ngesot gitu.
"Seru ya? Kalau gitu beresin!"
"Gak bisa gitu dong, ini kan tugas lo, beresin sendiri lah, sekalian juga ini ya babu." Justin melempar bekas kaleng minumannya ke arah Alanza. Kaleng tersebut mengelinding, hingga berhenti tepat di sepatu putih yang saat ini Alanza pakai.
Gadis tersebut terkekeh pelan," Oh tugas gue ya? Lo fikir tugas gue cuman memberesin tempat sialan ini ha?"
Alanza menunduk mengambil kaleng bekas yang Justin buang, meremasnya sekuat tenaga, hingga berubah menjadi gepeng. Dengan gerakan cepat, ia melempar kaleng gepeng tersebut ke arah Justin, hingga berhasil menggores pipi kanan cowok itu sampai meneteskan darah.
" Sialan. Apa apaan lo!" Justin mengusap darah yang mengalir di pipinya, dia melangkah menuju sang pelaku, tangannya terangkat ingin menjambak surai panjang Alanza. Namun, gerakannya kalah cepat. Gadis itu sudah lebih dulu menangkap tangannya, memelintir ke belakang tubuh Justin, sebelum akhirnya menendang bokong cowok tersebut hingga membuatnya tersungkur ke lantai.
"Akhh, dasar cewek gila!!" Teriak Justin, sambil memegangi lengannya yang terasa sakit.
Alanza tertawa, tapi malah semakin membuatnya jadi menyeramkan, "Terima kasih, gue anggap sebagai pujian."
Rein terdiam melihat kejadian mengerikan tersebut, sedangkan Bastian melongo dengan wajah syoknya, bahkan Arkeil pun mengerjab ngerjabkan mata dengan kaku. Mereka bertiga tidak percaya, Justin merupakan yang terkuat di antara mereka berempat, namun berakhir mengenaskan di tangan seorang wanita.
Kini netra coklat Alanza berpindah ke arah tiga orang yang masih duduk di sofa.
"Jadi kalian mau beresin kekacauan ini semua, atau mau bernasib sama dengan dengan dia." Ucap Alanza dengan suara rendah, ibu jarinya menunjuk Justin yang masih terduduk di atas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Kulit Pisang🍌
Ficción General[Nct dream /00 line] "Akhh, sialan. Siapa yang buang kulit pisang sembarangan di sini?!" Teriak seorang pemuda yang menggema di koridor. Sontak, Alanza langsung menoleh kebelakang. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan di depannya. Bastian, y...