12.kesal

330 63 14
                                    

***

"Anneth." Panggil papi saat Anneth dan Deven baru saja memasuki rumah nya.

Anneth menatap Deven meminta pertolongan. Deven hanya mengangguk lalu menggandeng Anneth ke arah papi nya.

"Anneth maafin papi ya." Ucap papi memeluk Anneth namun Anneth melepas nya perlahan.

"Anneth sayang, papi emosi doang kemarin sama kamu." Ucap papi lembut pada Anneth.

Anneth menatap Mira dan Tasya.

"Mama dan adik mu juga mau minta maaf sama kamu kata nya, mereka juga cuma emosi kmrn." Ucap papi.

Wth? Emosi? Minta maaf? Oop man, impossible.

"Papi buat apa nyuruh Anneth kesini?"

"Papi gamau mengecewakan mami mu nak, papi harus jagain kamu, maafin papi ya." Ucap papi menggenggam jemari Anneth.

"Papi tau ga sih, Anneth sakit hati banget, Anneth sedih, papi belain orng yg sebenernya jahat!" Ucap Anneth terisak.

"Jahat? Mama dan adik mu ga jahat nak, mereka mau minta maaf sama kamu." Kata papi.

"Papi sadar ga sih, semua yang mereka omongin itu cuma omong kosong, semua yang mereka omongin itu berbanding terbalik sama kenyataan." Ucap Anneth.

Deven memeluk bahu Anneth menguatkan nya.

"Maksud kamu?"

"Semua yang mereka ceritain ke papi, adalah semua perlakuan mereka ke Anneth selama papi ga ada. Papi tau? Anneth cape! Anneth cuma kaya pembantu di rumah ini, bahkan mereka selalu kasar sama Anneth, Anneth ga kuat!!" Ucap Anneth meluapkan emosi nya.

Papi menoleh ke arah Mira dan Tasya yang sudah memasang wajah memelas nya.

"Anneth dengerin papi, kalo kmu emng kesel sama mereka,bukan berarti kamu bisa memutar balikan fakta dan menuduh mereka." Ucap papi kekeuh.

"Maaf om, tapi saya saksi nya. Mereka selalu memperlakukan Anneth bak pembantu dan ga ngebolehin Anneth istirahat. Sampe om tau? Anneth sering ngelakuin self ha-"

Ucapan Deven terpotong karena Anneth mencubit pinggang nya.

"Aw." Ringis Deven.

"Self harm?" Tanya papi.

Anneth menggeleng. "Dia ngawur pih. Papi gausah pikirin Anneth skrng, pikirin aja istri dan anak baru papa itu, Anneth sama Deven pergi dlu." Ucap Anneth menarik lengan Deven berjalan keluar rumah nya.

Deven melepas genggaman Anneth pada lengan nya lalu memegang kedua pundak Anneth.

"Se emosi apa pun lu, dia tetep papi lu, lu harus sopan neth. Orang tua itu harus di hormati Anneth." Ucap Deven menasehati nya.

Anneth menyandarkan kepala nya ke dada Deven dan memukul nya pelan.

"Dev lu ngertiin gua kan?" Lirih Anneth.

Deven menegakkan tubuh Anneth dan memegang kedua tangan nya.

"Selalu. Sekarang lu tunggu di luar atau di kamar lu dulu, biar gua yang ngomong sama papi lu." Ucap Deven.

-separuhku-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang