2.mira dan tasya

382 62 32
                                    

***

Mereka sampai di rumah yang cukup mewah. Deven memberhentikan motor nya di depan rumah itu dan sudah melihat dua orang perempuan sudah berdiri di depan pintu dengan wajah seperti ingin meledak.

"Mah maaf tadi-"

"Gausah panggil saya mama! Masuk!!" Bentak nya.

Anneth melirik Deven dan Deven menyuruh nya untuk masuk saja.

"Hi ka Deven." Sapa anak perempuan sepantaran Anneth yang bernama Tasya itu.

Deven tak menjawab nya.

"Tante, tadi saya ajak Anneth ke rumah dulu buat ketemu mama papa, tante gausah marahin dia ya, saya yang paksa tadi." Kata Deven pada wanita setengah baya yang bernama Mira itu.

"Bohong mah! Tadi di sekolah aku liat Anneth nyamperin ka Deven dan kaya deket-deketin gitu, gatel banget dia mah sama ka Deven." Ucap Tasya memanas-manasi.

"Kmu pulang saja Deven. Ayo masuk sayang." Ucap Mira lalu mennggandeng tangan anak nya memasuki rumah nya.

Deven melihat ke jendela kamar yang berada di lantai 2, lebih tepat nya kamar Anneth.

Ia melihat Mira dan Tasya berjalan memasuki kamar Anneth. Deven tau apa yang akan di lakukan kedua orang itu,tapi Deven tak bisa berbuat apa-apa sekarang.

----

"Anneth!" Panggil Mira memasuki kamar Anneth.

Anneth menghampiri nya dan menundukkan kepala nya.

"Kamu tau ini jam berapa kan? Masih bisa liat kan mata kamu?" Bentak nya.

"Maaf." Hanya satu kata itu yang mampu Anneth ucapkan.

"Saya sudah bilang pulang sekolah langsung ke rumah! Jam 5 paling lambat! Ngeyel mulu ya kamu jadi anak! Sekarang kmu mandi habis itu siapin makan malam, cepat!" Pekik Mira.

"Mah." Panggil Tasha pada Mira lalu ia membisikkan sesuatu pada ibu nya itu.

"Bagus ide kamu. Anneth! Kamu ga usah masak hari ini, kamu belikan saya martabak di depan sana." Ucap Mira.

Anneth mengangguk.

"Uang nya mana mah?" Tanya Anneth.

"Pake uang kamu lah." Kata Mira lalu menggandeng Tasya untuk berjalan keluar kamar Anneth.

Anneth mengambil uang yang tadi Deven selipkan di tas nya. Untung Deven mengembalikan nya.

Anneth berjalan menuju luar komplek nya. Ia sengaja tak memesan ojek online karena itu hanya menghabiskan uang nya.

Bahkan Anneth masih mengenakan seragam nya seperti tadi. Ia belum sempat melakukan apa-apa bahkan sekedar mandi dan mengganti pakaian.

Sesampainya di sana, Anneth melihat antrian yang cukup panjang di tempat itu. Anneth menarik nafas nya lalu duduk di kursi yang tersedia.

"Neth? Lo ngapain?" Tanya Joa yang entah sejak kapan berada disitu.

"Eh Jo, beliin mama martabak." Kata Anneth tersenyum.

-separuhku-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang