Jova Jovi (Real Friend)

#broken heart

Badai tak selamanya berdiam diri, ia akan hirap seiring berjannya waktu serta tergantikan oleh pancawarninya pelangi.

Jovi pov

Ada yang patah tapi bukan ranting, mungkin kalimat itu berlaku untukku,dikhianati bukanlah hal yang menyenangkan.

Berjalan di atas bumi dengan hati yang tak utuh,dengan langit yang seolah olah telah runtuh.Aku bukanlah wanita kuat yang tegar menahan cobaan.aku bukan wanita pema'af butuh waktu untuk melupakan semua ini.

Keputusan untuk mengakhiri hubunganku dengannya,menjelma menjadi keputus asaan dalam diriku.

Sakit itu yang kurasa "(tuhan...mengapa dia setega itu,mengakhiri karna dikhianati jauh lebih sakit dari pada ditinggal pergi)"rintihan batinku.

Lorong kematian mulai terlintas di otak kiriku,suara klason yang membuncah telinga, terikan para pengguna jalan di sebrang sana yang terus menginstruksiku, tak ada satupun yang ku gubris.

Semua terasa hampa pikiranku dipenuhi rasa kekecewaan serta pertanyan pertanyan bodoh yang tak bisa ku luapkan.Sebuah mobil sedan melaju kencang, ingin rasanya aku membenturkan ragaku, untuk meluapkan sakit ini.

"Aaaaaaa......" frustrasi ku, linangan air mata terus membanjiri tanpa jeda yang menghampiri.

Kiraku raga ini telah melayang ke neraka,namun sebuah tangan kokoh menggagalkan aksiku. Ia menarik lenganku ke arahnya, membuat dirinya terhuyung kebelakang bersamaku.

Satu pertanyaan merasuki otakku.
"Siapa kamu? "Kata itu berhasil melewati tenggorokanku.

Namun dia hanya tersenyum ,dengan penuh kehangatan seta suara bariton lembutnya.
"Jangan melakukan kebodohan hanya karna satu kesalahan, hidupmu masih panjang"ucapnya,
Sembari berlalu meninggalkan ku di sebrang jalan.

Aku hanya menatap pundak kokohnya yang mulai menghilang dari pandangan mataku.

"Jova lo kenapa? kaya gembel ngelamun di jalan"intro Jovi, selintas kekawatiran kentara diraut wajahnya.

Aku hanya menggeleng lemah serta memeluknya dengan erat sambil merutuki semua kebodohanku tadi.

"Va itu apa? "