1.7

1.1K 111 7
                                    

Kejadian tenggelamnya jiyeon membuat suho dan irene merombak seluruh mansion, sesuatu yang membahayakan jiyeon akan dirubah.

Tentu saja tugas perombakan mansion tak butuh sehari atau dua hari membuat jiyeon lemas setengah hati, bahkan jika ia berjalan jalan disekitar mansion ia harus ditemani para kakanya.

Tapi semua kelemasan jiyeon sudah berganti kala ia menemani jaemin belajar dikamarnya, padahal jiyeon hanya membaca baca buku milik jaemin tapi jiyeon kecanduan.

Jaemin sendiri terkejut saat jiyeon mengambil buku kosong persediaannya dan sebuah pena lalu kembali rebahan dikasur miliknya sembari melihat bukunya.

Jaemin memilih untuk tidak menggubrisnya intinya jiyeon tak selemas kemarin dan secemberut kemarin, dia tetap fokus pada soal yang diberikan oleh guru killer sembari melihat buku catatan.

"Oppa!!! Apakah ada buku semacan ini lagi? Sepertinya aku sudah selesai~ dan cukup bosan"

Seruan jiyeon membuat jaemin sedikit terkejut namun ia urungkan, ia menatap buku yang ditunjukan oleh jiyeon.

Ensiklopedia 20××!

Itu buku pelajarannya tahun kemarin dan jiyeon sudah bosan? Ada apa dengan adiknya ini? Jaemin menepis pikiran kasarnya dan mengambil buku pelajaranya yang sekarang dengan semester kemarin.

Jiyeon menerimanya dengan senyum lebar "terima kasih!!!!" Ucapan terima kasih sangat dalam bagi jaemin nyatanya sekarang ia semakin semangat belajar.

Satu jam kira kira waktu yang jaemin butuhkan untuk mengerjakan tugas guru killer itu, kini tinggal mengerjakan tugas dari guru kesayangannya.

"Jaemin oppa!!! Ada buku ini lagi? Kalau ada berikan semuanya!! Aku sungguh penasaran"

Panggil jiyeon sembari berlari kecil menuju meja belajar jaemin, jaemin melihat jiyeon berlari sungguh khawatir takutnya jiyeon akan terjatuh dan terluka.

"Ish! Jangan lari lari, nanti jatuh gimana? Ngga kasian sama kaki? Udah jalan aja? Bukunya ada tapi untuk pembelajaran semester depan, jangan dicoret coret ya adik kecil"

Saran jaemin dengan lembut dan tersenyum penuh kasih sayang seperti biasanya sembari mengelus surai hitam milik jiyeon.

Jiyeon yang mendapatkan nasihat kakaknya hanya mengangguk angguk lucu, jaemin lantas mencari buku yang diinginkan jiyeon dan menyerahkanya.

Jaemin melihat punggung jiyeon yang sedang berjingkrak kesenangan membuat senyum jaemin semakin melebar, adik kecilnya sangat rajin belajar mengapa dirinya tidak.

◖◗  ◖◗  ◖◗  

Diruang makan ada jiyeon yang masih setia dengan tumpukan buku milik mark yang tadi dia minta setelah kurang puas dengan buku milik jaemin, bahkan buku milik dady dan momynya ikutan terampas olehnya.

Jadi saat ini jiyeon duduk dengan tenang sembari menunggu irene yang tengah memaak sesekali melirik keadaan jiyeon, takutnya anak perempuanya bosan dan beralih pergi ke tempat tempat yang sedang direnovasi.

"Hai anak dady! Serius sekali? Lagi apa?" Sapa suho pada jiyeon yang masih setia dengan buku buku tebalnya bahkan bertahan 4 jam rekor terlama di keluarga.

Jika itu haechan anak ke 4 mereka sudah dipastikan buku itu sudah berbentuk berbagai miniatur origami atau bisa juga menjadi koferti.

"Hai dad! Serius dong orang soalnya njebak gini! Ngerjain soal soal ka mark nga bisa sama dady dan momy!"

Jawan jiyeon dengan jujur sembari memberikan buku catatanya ke suho, suho juga menerimanya dengan senyum menawan walaupun dihatinya ada kejutan.

"That's amazing be!  our daughter so genius! Oh my god! It's realy! I hope this not dream!"

Oceh suho saat melihat penjabaran soal soal yang dulu pernah ia ingat bahkan ia harus inggat karena soal inilah dirinya dan irene dipertemukan.

Irene yang mendengar ocehan suho lantas mematikan kompor dan menghampiri suho yang masih terfokuskan pada sebuah buku.

Mata irene membola kala melihat catatan diatas buku yang tadi sempat ia curigai gambar gunung dan sawah!.

"Jiji tidur siang dulu ya~" Bujuk irene seketika, tentu saja ada hal yang perlu sangat perlu untuk dibahas secara mendadak.

"Tapi mom, jiji mau belajar~ boleh ya"
Mohon jiyeon pada irene bahkan sampai memeluk irene yang berada disampingnya dengan kencang.

"Nanti juga bisa sayang ayo tidur siang dulu~" Bujuk irene sembari menciumi pucuk kepala jiyeon dan pelukan hangatnya.

"Opa datang! Tidak ada yang mau menyambut opa?!" Teriakan lantang dari arah pintu utama membuat suho dan irene bingung.

Badan jiyeon langsung tegang kala mendengar teriakan yang amat lantang hingga membuat mansion dadynya bergema, pikirannya kacau saat membayangkan bahwa dirinya adalah anak angkat takutnya  tak diterima dengan ramah oleh opa dan oma.

Mereka bertiga—jiyeon,suho,dan irene— berjalan dengan cepat walaupun jiueon sendari tadi mengigiti bibir bawahnya karena takut dan sedikit shock akan kedatangan kedua oma dan opanya.

Ketujuh kakanya? Mereka pergi sendari tadi dengan mobil mereka masing masing awalnya jiyeon ingin ikut namun mark membujuknya dengan buku bukunya begitupun dengan yang lain membuat dirinya oleng ke buku, terlebih lagi chenle langsung memesan berbagai buku untuk jiyeon membuat jiyeon semakin oleng.

Mata pria paruh baya itu menajam kala melihat anaknya dan menantunya tengah menggandeng seorang anak perempuan, mungkinkah menantunya melahirkan tanpa sepengetahuan nya.

Bukan hanya pria paruh baya saja wanita paruh baya itu juga menajam bahkan menatap anak perempuan itu dengan detail dari cara berjalan hingga menatap wanita paruh baya itu tak tertinggal.

"Ayah sama ibu kesini tidak bilang bilang?"
Tanya suho menatap kedua orang tuanya dengan penuh pertanyaan, sementara irene fokus pada jiyeon yang memasang wajah takutnya seperti pertama kali dirinya dan suho bertemu.

"Ooh~ jadi kita tidak boleh datang begitu?"sangkal wanita paruh baya itu dengan sengit membuat suho dan irene berkeringat dingin dan sukses membuat badan jiyeon gemetaran karena takut.

Percayalah jiyeon mampu merasakan aura yang kuat dari pasangan tua didepannya ini bahkan wanita paruh baya itu terus terusan menatap jiyeon dengan teliti namun tajam sukses membuat badan jiyeon semakin gemetaran.

" Rene kau melahirkan tanpa mengabari kami dan anak itu sudah sebesar ini?!kau juga suho bagus sekali menyembunyikan ini semua dari kami!" Omel pria paruh baya tersebut dengan nada membentak membuat jiyeon menahan air matanya dan tentu saja tak luput dari pandangan sang wanita paruh baya.

"Ayah bukan itu~ rene tak melahirkan lagi dan kami tak menyembunyikan apapun dari kalian, perkenalkan ini jiyeon marga awalnya min kini sudah berubah jadi kim,

dia anak angkat kami, dia pindah ke korea sekitar 4 bulan yang lalu karena dia murid beasiswa di mancaster unity selebihnya aku akan melaporkannya ke ayah"

Jelas suho dengan panjang, tapu tatapan pasangan tua itu bukan ke suho melainkan ke jiyeon yang kini sudah menangis tanpa suara didepan pasangan tua itu, walaupun sudah menunduk tetap saja bajunya basah karena terkena air matanya.

"Kau yakin dia anak baik baik?"

◖◗  ◖◗  ◖◗  

Finish
21.31 p.m

Publik
...

Hay!👋 maaf menunggu lama karena saya harus mengerjakan tugas yang menumpuk, mohon dimaklumkan😚

Baik selamat membaca untuk kalian jangan lupa tinggalkan tanggapan kalian agar saya tambah bersemangat.

innocent little sister |•NCT DREAM√ [hiantus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang