2.3

845 91 6
                                    

Suara tembakan menggelegar ke seisi mansion yang kebetulan berada diluar ruangan, sang penembak hanya menjatuhkan bom asap membuat ketujuh bersaudara semakin was was.

Terlebih lagi jisung yang sendari tadi memeluk jiyeon dengan erat berharap mereka cepat membawa jiyeon kerumah sakit.

Bukan jeno yang tertembak melainkan jiyeon yang sedikit beruntung memiliki mata tajam dan bisa melihat sang pelaku walaupun wajahnya tak terlihat lantara menggunakan kacamata khusus jarak jauh dan baju anti peluru.

Jiyeon memeluk jisung dengan erat yang dia rasakan adalah nyeri yang luar biasa dibagian bahunya, untung saja dia sudah memposisikan nampan besi dibelakang bahu kanan sehingga peluru sedikit melambt memasuki bahu kanan jiyeon.

"Jiyeon! Kamu dimana?!"teriak jaemin saat penglihatannya hanya menghasilkan asap dan asap membuat mataya perih berair.

"Disini sama ka icung!"balas jisung dengan nada berteriak, bukan hanya jaemin yang menghampiri namun kelima sudara mereka ikut menghapiri.

Pandangan mereka adalah baju putih jisung terdapat banyak bercak merah dan wajah jiyeon yang semakin memucat, mereka semakin panik bahkan chenle tak kuasa menahan tangisnya.

Sementara dilain sisi suho mendapatkan kabar dari mata matanya bahwa anak anak mereka dalam bahaya terutama jeno dan jaemin  dia bergegas pulang untuk memeriksa keadaan anak anakny, tapi setelah menghubungi para maid mereka mengkonfirmasi kan bahwa jiyeon-lah yang tertembak.

Irene yang tak sengaja mendengar itu langsung marah dan menyuruh suho menurunkan unit 127 untuk menemani anak anak mereka, tapi suho rasa itu kurang maka mereka menambahkan unit U dan unit Wayv untuk menemani anak anak mereka dan sekaligus menjaga dari dekat.

Taeyeong dan kun selaku pemimpin unit U,123, Dan Wayv bergegas menemui unit dream untuk konferensi meja bundar tapi chenle dan jisung ijin bahwa mereka akan menjaga jiyeon takut ada hal hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Siap? Bagaimana dengan kita pindah ke mansion om suho? Memudahkan kita memantau"

"Aku rasa unit U harus kita sebar tapi masih dalam kelompok mencegah hal hal yang tidak diinginkan dan wayv basis sebagai pemeran dibalik layar?"

"Tidak dengan itu! Sangat mustahil kita membaginya seperti itu"

"Atau kah perlu memanggil mata mata om suho juga?"

Yah seperti itu perdebatan panjang dan terbelit belit sangat jarang mereka menemukan solusi yang pas kecuali saat salah satu dari mereka sudah marah besar.

Dilain sisi jiyeon merasa hampa, dirinya ingin melihat rupa ibu kandungnya dan ayah kandungnya ia sempat berfikir bahwa dirinya adalah anak yang tidak diharapkan disebuah hubungan.

Senyum polosnya membentengi segala rasa rindu yang ia pendam seorang diri, prestasi yang ia dapat semata mata ingin membuat orang tuanya kembali lagi.

Tingkahnya yang kekanak kanakan adalah sebuah kulit yang tebal menutupi jati diri seorang jiyeon yang sesungguhnya.

Dreamies🛵:

Na.jaemin:
|icung pulang mau dibawain apa? Chonlo juga? Jiji juga? Mumpung kami lagi berhenti di mcd terus sepupu kalian banyak pake banget mau kesitu

Fullsun:
|bacot bet lu jaem
|ko bisa tulisanya elu miring gitu?
|jiyeon susu pisang seperti biasa kan
|mau sandwich tidak?

No.jeno:
|tidak ada snack! Untuk saudara kim jisung
|tidak ada roti lapis emas untuk saudara chenle
|dan big burger, double pizza cesse, soda, fried rice hot, dan hotdog bagi saudara haechan
|*NO WATERMELON BIG BROTHER MARK KIM

innocent little sister |•NCT DREAM√ [hiantus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang