4. Awal Pertemuan

21 15 2
                                    

Ternyata benar, pertemuan pertama itu menimbulkan rasa penasaran yang mampu membuat hati bergetar. Singkat, namun berkesan.

*****

Suara dentuman drum dan gitar menyeruak di dalam ruang musik sekolahan. Seperti yang dikatakan Felix kemarin bahwa Darel adalah sang ketua dari ekstrakuliler musik sekaligus ketua dari band mereka.
Ruangan itu soalah menjadi markas pertama bagi mereka saat jam kosong melanda kelas IPA-2. Menghabiskan waktu berempat dengan alat-alat musik yang terasa bagai candu.

Darel tidak lagi berada di perpustakaan, semenjak masuk ke dalam masa depan ia tidak tertarik lagi dengan ruangan yang penuh buku itu. Dan mungkin ini sebuah bakat terpendam yang dimiliki oleh Darel, yaitu mampu bermain gitar. Ia memegang bagian gitar dalam band sekolah mereka. Band yang diberi nama D’FEG yang diambil dari nama anggota mereka yaitu Darel, Felix, Evan dan Gary. Keempat cowok itu dijuluki oleh murid-murid dengan sebutan ‘The Most Handsome Boy’. Sebuah kehidupan baru yang sangat memukau bagi Darel.

“Guys, cek grup! disuruh balik kelas ada Bu Andin,” kata Gary.

“Ngapain Bu Andin masuk kelas?” tanya Evan sambil membaca pesan di grup kelas.

“Mungkin mau menyampaikan sesuatu, yaudah ayok balik kelas,” kata Darel.

“Gak usah diberesin dulu ini?” Felix menunjuk gitar yang tergeletak di lantai.

“Gak usah, ketua ini tenang aja,” kata Darel dengan bangganya.

“Oh siap, ketua!” ucap Gary dengan merangkul bahu Darel.
Mereka berempat keluar dari ruang musik dan lekas balik ke kelas. Sesampainya di depan kelas, mereka langsung masuk dan dengan segera duduk di bangku masing-masing.

“Dari mana saja nih ‘The Mosquito’?” tanya Hanna yang memplesetkan sebutan untuk D’FEG.

“Mosquito mosquito! Most Handsome Boy!” sahut Gary tak terima.

“Serah gue!” ketus Hanna.
Hanna dengan cepat membenarkan posisi duduknya setelah melihat Bu Andin yang sudah masuk ke dalam kelas.

“Halo anak-anak ibu tercinta.” Suara Bu Andin yang sudah berdiri di depan meja guru.

“Tenang, gak lagi mau ngasih pelajaran titipan kok. Santuy guys,” ucapnya.

Alhamdulillah,” jawaban kompak para murid.

“Sudah lengkap ini, ketua kelas?” tanya Bu Andin pada Clarissa.

“Sepertinya sudah, Bu.”

“D’FEG mana ?” Bu Andin mencari keberadaan D’FEG sambil menjinjitkan kakinya.

“Wiuwit.. Di sini, Bu,” teriak Darel.

“Woii! Halo.. D’FEG!” Sapa Bu Andin melambaikan tangannya.

“Tambah cantik aja, Bu,” goda Felix.

“Iya Felix absen berapa? Nanti Ibu catet nilai plus,” Balas candaan Bu Andin.

“Absen lima belas, Bu,” jawab Felix. Dibalas sorakan riuh dari teman-temannya.

“Oke guys, maksud dan tujuan Ibu masuk kelas kalian ini mau menyampaikan kalau hari ini ada anak baru pindahan dari Bandung. Anak sunda guys,”  kata Bu Andin.

“Hareudang hareudang hareudang.. Panas panas panas…” D’FEG mulai kompakan menyanyi lagu Sunda.

“Mulai deh gendangnya nyalah,” ledek Citra.

“Hareudang euy!”

“Siapa sih dia? Gak sabar ya kalian?” goda Bu Andin.

“Cepetan Bu, penasaran.”

MELODY SMA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang