Terkadang kita terlalu lama menyadari akan sesuatu hal yang belum pasti kebenarannya. Hingga ‘keadaan’ datang dengan membawa ‘kenyataan’.*****
Pagi ini Jakarta sangat cerah. Sinar matahari terasa menyilaukan mata setiap orang. Ucup mulai melajukan sepeda motornya, berangkat ke sekolah tercinta walau terasa sepi baginya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolahan, segera ia memarkirkan sepedanya di parkiran sekolah dan bergegas memasuki lobi sekolahan.
Ia melihat beberapa teman kelasnya sedang berkerumun di depan papan mading sekolah. Perlahan kaki panjangnya berjalan ke arah papan mading sambil sesekali membenarkan kacamatanya.
Ada pengumuman apa memangnya?, batinnya.“Permisi aku mau lihat,” katanya
“Eh awas! Kasih lihat Mas Ucup buat baca pengumumannya,” ujar Tasya, teman satu kelas Ucup.
“Sepertinya nanti kamu yang bakal dipilih Bu Arlik untuk perwakilan kelas,” lanjutnya dengan nada sinis, kemudian berjalan pergi dan diikuti oleh teman-temannya.
Sebuah pengumuman yang isinya Lomba Sains antar kelas yang akan diadakan besok di ruang laboratorium kimia. Lomba ini bersifat wajib. Artinya setiap kelas harus ada dua orang yaitu laki-laki dan perempuan yang menjadi perwakilannya. Ini bagaikan kunci emas bagi Ucup.
“Lomba Sains antar kelas?” gumam Ucup, matanya masih melihat ke arah papan mading.
“Kesempatan untuk ikut,” lanjutnya lalu berjalan memasuki ruang kelas.
Jam pertama adalah jam pelajaran Bu Arlik yaitu Kimia. Semua murid di kelas 2A mulai hening ketika melihat Bu Arlik memasuki ruang kelas.
“Selamat pagi semua,” sapa bu Arlik sambil meletakkan buku yang ia bawa.
“Pagi bu.” Serentak siswa menjawab.
“Masih semangat pagi-pagi sudah disambut oleh kimia?”
“Mendadak pusing dan mual bu.” Malik bergurau.
“Itu tandanya kamu kurang menghirup larutan kimia di lab,” gurauan bu Arlik menanggapi Malik yang sukses membuat semua murid tertawa.
“Hari ini praktik di lab ya, sebelum itu ibu mau memilih perwakilan lomba kimia antar kelas yang akan dilangsungkan besok.”
“Ucup menjadi sasaran utama ibu pagi ini. Kamulah ‘The King Of Kimia’. Maju ke depan Cup!” Bu Arlik menunjuk Ucup.
“’The King Of Bang Ucup’ itu bu. Hahaha,” kata Malik meledek dan lagi-lagi semua murid tertawa.
Sudah dapat ditebak, Ucup hanya bisa diam tanpa balik meledek ataupun membela dirinya sendiri. Ia terlihat seakan menerima semua ledekan dari temannya. Tetapi sebenarnya, dalam hati Ucup ingin sekali menentang semua ledekan yang ia terima.
Ucup berdiri di samping kursi Bu Arlik. Dari arah bangku depan, Tasya menatap sinis ke arah Ucup. Ia mengangkat tangan kanannya.Kan benar apa kataku, pasti Ucup yang dipilih, batinnya.
“Saya mau jadi ‘ The Queen Of Kimia’, Bu,” ucap Tasya dengan berani.
“Good! Maju kesini sayang,” kata Bu Arlik.
Tasya berjalan ke depan dan berdiri di samping Ucup. Suara bising serwitan dari teman-temannya mulai terdengar sangat jelas.
*************
Bunyi ketukan gelas kaca terdengar sangat nyaring di setiap sudut ruangan laboratorium. Bau larutan kimia terasa kuat di indra penciuman. Dengan menggenakan jas lab, mereka semua sudah siap melakukan praktikum kimia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY SMA (TERBIT)
Fiksi RemajaNOVEL "MELODY SMA" merupakan novel yang masuk dalam 20 naskah terbaik pada event yang diselenggarakan oleh Innovasi Publishing dan sudah Terbit ber ISBN. Darel Megantara cowok ganteng, keren dan maskulin merupakan ketua band D'FEG sekaligus ketua da...