"Terkadang manusia hidup dengan topeng mereka. Masing-masing berusaha menutupi aib dan kekurangannya."
•••
Sepasang mata terbuka di ruangan gelap dan sempit. Aretha yang berada di tubuh Taya mendengus ketika melihat lingkungan sekitarnya.
Suara bising terdengar cukup jauh dari tempat Aretha berada. Melihat ulang tempat raga Taya berada, Aretha menyimpulkan jika Taya sedang diculik oleh mamanya.
"Heh, mama?" hina Aretha dengan senyum sinisnya.
Dia pernah merasa jika mamanya adalah sosok paling baik di dunia. Dia yang selalu terlihat lembut dan tidak pernah memarahi Aretha sewaktu masih hidup. Tapi, siapa sangka jika sosok itu hanya bermuka dua. Di balik topeng lembutnya, dia adalah sosok yang sangat kejam dan kasar.
"KALIAN SUDAH DIKEPUNG!"
"BUNUH!"
"BUNUH YANG MELAWAN!"
Telinga Aretha mendengar banyak teriakan di tempat itu. Senyum Aretha merekah, dia merasa sudah tiba di waktu yang tepat.
Aretha bangun dari tempat tidur usang itu dan membuka pintu kamar tempat Taya disekap. Sudut bibir Aretha tersenyum mengejek saat melihat kecerobohan mamanya.
"Taya emang pingsan dan enggak sadar. Tapi, kalau mama pintar seharusnya dia bisa jaga-jaga dengan ngasih penjaga di sekitar sini. Tapi, kayaknya mama lagi kalang-kabut sama serangannya. Dia kekurangan anggota, heh," ejek Aretha kemudian berjalan santai keluar dari lorong gelap itu.
Derap langkah kaki terdengar di mana-mana. Aretha yang mendengar itu tetap menampilkan wajah tenangnya seolah dia berada di tempat sunyi.
"DOR!"
"DOR!"
"LAPOR ANGGOTA NOMOR 3 TEWAS DI TEMPAT!"
"LANJUTKAN! JANGAN BERHENTI!"
"MAMA, TOLONG!"
"ADEK TENANG, MEREKA PASTI SELAMATIN KITA!"
Suara peluru dan kabar banyak korban jiwa di tempat itu membuat Aretha meringis sedikit. Apalagi, suara tangis anak kecil yang pecah.
Tempat ini adalah tempat kotor. Waktu itu saat Aretha sedang mencari mamanya karena ada hal penting yang ingin di sampaikan. Aretha yang saat itu ingin mengadu karena adik laki-lakinya hilang kemudian panik karena tidak menemukan mamanya di mana-mana.
Waktu itu, untung saja dia sempat menaruh aplikasi pelacak di ponsel mamanya. Jadi, dia dengan panik mencari keberadaan mamanya waktu itu.
Flashback on.
Aretha kecil hanya punya mama dan adik laki-lakinya. Papa Aretha hilang entah ke mana ketika Aretha masih Sekolah Dasar.
Waktu itu, Aretha yang baru saja bisa mengendarai motor. Dia nekat menuju lokasi tempat mamanya berada.
Sampai di sana, Aretha sempat bingung ketika menemukan mamanya ada di rumah tua yang posisinya di dalam hutan.
Aretha ketakutan ketika melihat banyak laki-laki seperti preman di sana. Pikiran Aretha saat itu adalah mamanya pasti diculik.
Aretha yang tidak ingin terjadi hal buruk pada mamanya, nekat masuk diam-diam ke rumah itu. Dengan bekal ponselnya yang di silent dan posisi mamanya yang terpampang jelas di layar ponsel.
Dia berjalan diam-diam hingga menemukan sebuah ruangan dengan pintu berwarna coklat. Titik di ponselnya menunjukan jika mamanya ada di dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLER: RAGA YANG HILANG✔️[Sudah Terbit]
TerrorMereka bilang Taya Miller terkena Skizofrenia, tapi Taya bilang jika semua yang dialaminya itu nyata. Sosok itu selalu mendatanginya dan ingin merebut raganya. Walau tidak selalu datang setiap saat, hanya saja dia selalu datang di saat yang tidak te...