revenge

270 30 6
                                    

Mereka turun dari pesawat lalu menuju ke tempat parkir mobil.

Rose melirik pramugari tadi yang sedang tersenyum miring kearahnya, ia berlari kearah pramugari itu tanpa memperdulikan semua temannya yang sedang meneriaki namanya.

Rose tidak pandai mengontrol emosi, entah saat ia menatap wajah pramugari itu ia sangat ingin mencabik-cabik nya.

"Maksud lo apa gitu?" tanya rose.

Pramugari itu tertawa, "Ga apa-apa, kamu emosian rupanya"

"Kalo iya kenapa? iri lo?"

"Tidak, bahkan saat tadi temanmu bilang bahwa harga skincare ku setara dengan harga permennya" ia menjambak rambut rose.

Rose tertawa sarkas, ia menempis tangan pramugari itu lalu melipat kedua tangannya didada, ia berpikir sejenak lalu merogoh sesuatu di tasnya, "Oh, ternyata yang bunuh Arabella itu elo ya?" ujar rose sok kaget melihat sebuah foto di Handphone miliknya.

Pramugari itu memasang wajah datarnya, "Jika iya kenapa? Aku benci dia. dia yang telah merebut kasih sayang kedua orang tua ku!"

Rose mengangguk-angguk, pramugari di depannya tidak tahu bahwa rose sendari tadi sedang menelepon polisi.

"Oke, makasih" ujar rose mengeluarkan handphone nya yang ia sembunyikan di balik saku jaketnya.

"SIALAN KAU REBECCA ROSEANNE AGATHA!!!"

"APA FANS?" teriak rose diiringi cengiran khasnya.



















"Lo yang nyetir" ucap Jennie melayangkan kunci mobil ke Irene

Irene menangkap kunci mobil itu lalu menancapkan gas dengan kecepatan lumayan kencang karena ia sedang kesal dengan yang terjadi hari ini.

siapa yang ga kesel coba beli tiket mahal mahal malah ga jadi?

sesampainya di rumah mereka langsung masuk ke kamarnya masing masing kecuali neng Jinny sama neng Dita karena mereka mau jenguk ke makam.

sesampainya di makam mereka berdua hanya tersenyum, menahan tangisnya karena sederas apapun tangisan mereka tidak akan bisa mengembalikan orang yang sudah tiada.

Dita dan Jinny tersenyum, "Assalamualaikum"

"Aku kembali dami, kangen aku ga?" tanya Dita yang membuat air matanya mengalir, "Kalo aku sih kangen, soalnya kamu ngangenin" ia mengusap air matanya.

Mereka menaburkan bunga ke gundukan tanah yang ada di depannya

Sekarang mereka berpindah ke makam sebelah, makam gadis dingin yang kadang begitu soft dan bersifat dewasa, Wendy Agatha dan Joy Agatha.

"Halo, panutan" ucap Dita dan Jinny lalu menaburkan bunga ke dua gundukan tanah di depannya

Sekarang mereka berpindah ke makam kakak yang paling mengerti, yang paling bisa membuat ceria dan selalu siap menjadi tempat curhat oleh sahabatnya, Jisoo Agatha.

Jinny tersenyum, "halo"

Dita mengusap nisan yang bertuliskan nama 'Jisoo Agatha' lalu menaburkan bunga, "Aku neomu-neomu rindu kalian, huhuu" ujar Dita melihat makam saudara saudara nya lalu air matanya mengalir lagi.

Jinny mengusap air mata Dita lalu menggelengkan kepala, "don't cry"

Dita tertawa di tengah tangisnya "Aku engga nangis kok"

Jinny terkekeh lalu air matanya mengalir, "kenapa mereka duluan yang di ambil sama Tuhan?" tanya nya kepada Dita, yang di tanya hanya diam sambil menggeleng kukuh.

"Tuhan sayang mereka", jawab Dita memeluk Jinny

Jinny membalas pelukan Dita  "udah ayo pulang" ucapnya melepas pelukannya lalu menggandengnya Dita untuk pergi dari sana

"Kita pulang dulu ya, jangan kangen nanti kita bakal sering-sering kesini"

Sesampainya dirumah mereka di hadiahkan pemandangan yang amat membosankan

ya mana ga bosen coba anak KMK dateng ke rumah cuma pengen pamer uwu-uwuan.

Dita duduk di samping  "rame banget, ada apa?" tanya Dita

Cowo yang duduk di pojokan menoleh kearah Dita sambil tersenyum "main aja kok dit sekalian ini revan katanya mau ketemu Seulgi"

"Waw ada hubungan apa mereka?" tanya Yeri penasaran.

"Ya kalo cuma revan yang ada urusan lo semua gausah ikut" ujar Lisa dingin

"Perasaan tuh anak ga pernah mau dideketin sama saha aja, ko revan bisa?"

"Satu satu elah neng!" ketus gibran, ia mengelus-elus dadanya.

"Tepos ya bund" ejek iqbal terus di gaplak sama gibran.

Gibran menoleh kearah yeri, "Kalo hubungan revan sama Seulgi gue ga tau"

"Kita di ajak sama revan, mbak lis, aduh jahat banget!"

"Kalo masalah itu aku gak tau mbak Irene"

Vino sungkem ke Irene, ia tersenyum nyaris menangis, "Makasi ya teh udah mungut Jennie"

Irene menatap vino bingung, "A-apa apaan?"

Varo selaku saudara kembar vino pun memutar bola matanya malas, "Vino suka sama jennie, kak"

Jennie dan dita tertawa terbahak-bahak, mereka berdua saling memukul sofa lalu berpelukan.

aneh memang.

Denise terkekeh, "Gatau ya kalau kak jennie suka nya sama tetangga sebelah, haha!!"

Dita tertawa, "Sakit not berdarah ya hyung"




































Vino bilek ;

Vino bilek ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family : BpRv ft.SN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang