Perhatian Kecil

1.7K 77 4
                                    

"Gua sayang elu, Let. Tapi, elunya gak sadar tentang itu."
~Noval Angkasa~

Hari ini seluruh anggota organisasi sibuk dengan tugasnya masing-masing. Mereka sibuk menyiapkan properti yang akan di gunakan besok. Begitu juga dengan Noval, Noval memang sesosok orang yang suka bercanda dengan siapa saja, yang akrab dan kenal dekat denganya. Tapi Noval sangat bertanggung jawab dan serius mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak seperti kegiatan ini. Noval juga tidak terlalu berkata-kata walaupun dia satu tim dengan Aleta.

Aleta melihat sikap dan perilaku Noval yang seperti itu, tertegun melihatnya.

"Gak biasanya dia kayak gini, salut gua sama tu anak. Ternyata punya tanggung jawab yang besar juga terhadap kek ginian." batin Aleta.

Aleta melihat keringat yang bercucuran dari kening Noval. Langsung menyodorkan tissue dan air mineral, karena Aleta lihat, Noval sepertinya lelah dan haus.

"Nih, buat elu." ucap Aleta menyodorkan tissue dan air mineral.

"Seriusan buat, gua?" tanya Noval memastikan.

"Ya iya lah, gua liat elu capek keknya, sama tu kringett di muka elu banyak." jawab Aleta sedikit cuek.

"Cie ... Yang mulai perhatian nie mbak-nya." sindir Noval.

"Sini kembaliin, gak jadi dah. Mending buat Bima aja." ucap Aleta.

"Eh ... Jangan dong ... Tadi 'kan buat gua katanya." ucap Noval sambil merebut air mineral yang ada di tangan Aleta.

"Thanks ya." tambah Noval.

"Hemm." ucap Aleta.

Bima yang melihat mereka semakin hari semakin dekat, langsung menuju ke arah mereka.

"Ehem ... Ehemm ... Kayak ada yang mau jadian nie bentar lagi." ucap Bima tiba-tiba.

"Ganggu aja elu, Bim." jawab Noval merasa jengkel ketika ada Bima datang.

"Oke-oke, lanjutin aja kalian pacarannya." ucap Bima sambil membentuk jari tangan menandakan oke.

Semua persiapan-persiapan sudah mereka siapkan sebaik-baiknya. Memang menjadi kegiatan rutin, jika ada kegiatan pasti pulangnya sedikit malam.

"Let, elu gak bareng sama gua, pulangnya?" tanya Noval.

"Thanks ya, gua bisa pulang sendiri kok." jawab Aleta.

"Elu seriusan mau pulang sendiri? Ini kan udah malem. Gak baik cewek pulang sendirian." jelas Noval.

"Alah ... Bilang aja elu pengen banget pulang ama gua." jawab Aleta sambil melipatkan tangannya ke depan.

"Gua serius, Let. Nanti kalau elu ada apa-apa gimana? Lagian elu gak bawa mobil kan hari ini?" tanya Noval.

"Hemm ..." dehem Aleta.

"Jam segini mana ada angkutan umum, Let. Kalau naik taxi, kan juga rada was-was, Let." jelas Noval.

"Noval bener juga, ya. Gua sebenarnya takut sih. Tapi, gua juga ogah berdua sama nie anak." batin Aleta.

"Elu, masih yakin. Mau pulang sendiri, dan nungguin angkutan? Sampek jam berapa elu nunggunya? Kalau elu gak mau pulang sama gua, gua nungguin elu di sini, deh." tambah Noval.

"Sejak kapan elu, cerewet gini ...sih, Val?" tanya Aleta.

"Sejak elu ada disini nie." ucap Noval sembari menunjukkan hatinya.

"Apaan sih, iya-iya. Gua pulang bareng elu." jawab Aleta terpaksa.

"Nahh ... Gitu dong, dari tadi." ucap Noval langsung menggandeng tangan Aleta.

"Apaan sih, Noval Angkasa!!" ucap Aleta.

"Iya sayang, iya." jawab Noval.

"Lepasin gak!" suruh Aleta sambil mengepalkan tangannya kearah Noval.

"Iya-iya, gua lepasin. Ampun mbak jago." jawab Noval cengengesan.

Sampai di depan mobilnya, Noval membukakan pintu untuk Aleta. Namun, Aleta menolaknya.

"Gak usa gitu, makasih." ucap Aleta cuek, namun masih terlihat manis di mata Noval.

Lalu Noval menjalankan mobilnya.




ALMET IJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang