Dia Siapa?

6.8K 384 8
                                    

"Tampan bukanlah alasan agar bisa terlihat
mapan."
-Aqeela aza calista

Sekolah tampak ramai seperti biasanya. Banyak siswa-siswa berhamburan-sebagian ada yang baru datang karena memang masih cukup pagi-Ada juga yang sedang bercengkrama di depan kelas. Hari Selasa; hari kedua setelah hari Minggu. SMA Harapan Bangsa sempat di hebohkan oleh anak baru. Terlebih lagi dia adalah cewek.
Terlihat seorang cewek menuruni motor tepat berada di depan gerbang sekolah. Cewek tersebut melepas helm dari kepalanya, lalu sedikit mengibaskan rambutnya. Parasnya membuat orang-orang di sekitar kagum dengannya. Kemudian, dia memberikan helm yang masih ia genggam kepada cowok yang membonceng nya tadi.

"Nih, hati-hati." Aqeela memberikan helm kepada
cowok itu.

Aqeela Aza Calista itu nama lengkapnya. Berparas cantik, putih, memiliki lesung pipi, alis cukup tebal, dan bibir yang sexy. Ciptaan Tuhan yang sempurna di mata kaum
adam. Cowok itu mengacak pelan rambut Qeela hingga
membuat rambut Qeela menjadi sedikit berantakan. Wajahnya nampak lucu saat sedang kesal.

"Ih berantakan." Aqeela cukup kesal dan mencoba
memperbaiki rambutnya.

Cowok itu tersenyum memperlihatkan sederet gigi
putih miliknya."Iya maaf," memberi jeda untuk perkataan selanjutnya."semangat ya di sekolah baru." seru cowok tersebut.

Senyuman Aqeela mengembang. Itu sudah menjadi jawaban. Cowok berpakaian helm berwarna biru itu segera memakai helm nya dan menghidupkan mesin motornya.
"Daa," Cowok itu melambaikan tangan kanannya sambil memberikan senyuman yang terhalang oleh kaca helm nya.

Cowok tadi bernama Zein. Dia kakak kandung Aqeela. Aqeela sering memanggilnya dengan sebutan 'uda zein'
"Daa, uda zein"! timpal Aqeela yang juga tersenyum. Sekarang hanya ada dia. Sendiri.

Aqeela segera melangkahkan kakinya memasuki area SMA Harapan Bangsa. SMA yang terkenal favorit. Nampak besar, bertingkat dan memiliki fasilitas yang lengkap. Aqeela melewati beberapa koridor sekolah dengan kepala tertunduk, perasaan yang kurang nyaman lah yang ia rasakan sekarang. Karena sedari tadi banyak siswa-siswa yang menatap nya dengan tatapan sinis-cewek tentunya-Tapi tidak sedikityang memberikan tatapan ramah.

Ruang Tata Usaha

Akhirnya Aqeela menemukan ruangan itu, tanpa bertanya kepada siswa lain. Pintu ruangan itu sedikit terbuka. Aqeela mengetuk pintu beberapa kali agar tidak dianggap siswa yang kurang ajar; tidak sopan. Terlebih lagi dia adalah siswa baru.

"Permisi, selamat pagi." Aqeela masih terus menunggu guru yang keluar, tidak sopan jika harus masuk tanpa izin. Aqeela mengarahkan tatapan kearah jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Pintu bergerak sedikit membuka saat salah satu guru menyambut kedatangan Aqeela.

"Aqeela Calista?" tanya guru itu.

"Iya bu,"

Guru yang berjenis kelamin perempuan itu membuka lebar pintu agar lebih mudah Aqeela memasuki ruangan itu.

"Silahkan masuk dulu." Guru itu mempersilahkan
Aqeela memasuki ruangan. Aqeela tersenyum lalu memasuki ruangan tersebut.

****

Bel masuk telah berbunyi. Semua siswa berbondong-bondong memasuki kelas masing- masing. Begitu pula dengan Aqeela. Aqeela telah selesai berbincang-bincang dengan guru-guru. Menuju ke kelas barunya, Aqeela di antar oleh bu Mega-guru yang menyambut nya saat memasuki ruang tata usaha tadi-Guru memakai hijab
dengan postur yang berisi, tidak muda tidak juga tua. Mengajar di bidang Matematika.

RassQeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang