Evasion

11.9K 1K 76
                                    

Pukul 3 dini hari.

Di luar sana langit masihlah menggekap. Tenggorokan yang terasa kering membuat Taehyung terjaga. Dilihatnya Jennie tengah tertidur pulas memeluk guling. Iapun beranjak turun dari ranjang menuju meja, namun tidak ada air di teko itu. Maka ia memutuskan untuk pergi ke dapur.

Langkah kakinya berpijak menyusuri ruangan di tengah pencahayaan yang remang. Sebagian besar lampu di mansion ini memang sengaja dimatikan saat tengah malam. Sesampainya di dapur, ia membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Diteguknya perlahan hingga rasa haus lenyap.

Baru saja menutup pintu kulkas kembali, ia dikejutkan dengan keberadaan sosok yang paling dihindari.

"Oh God." Taehyung mengusap dada yang berdebar kaget.

"Kau seperti melihat hantu." Jawab sosok yang duduk di meja tak jauh dari kulkas.

" Jawab sosok yang duduk di meja tak jauh dari kulkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongguk menatap Taehyung dengan netra tajamnya. Namun yang membuat Taehyung semakin tidak nyaman adalah karena penampilan sosok lebih muda itu yang melepas banyak kancing kemeja. Apa dia ingin pamer abs?!!

"Sudah kubilang aku lebih tua darimu. Jadi panggil aku hyung." Ujar Taehyung ditengah usaha mengatur detak jantung yang masih berdebar di luar batas normal.

Sementara Jeongguk menyesap wiski, "Bukannya kau suka memanggilku daddy."

Deg.

"Benarkan, baby?" Jeongguk meletakkan gelas wiski di meja.

"Jangan mendekat." Spontan Taehyung mundur saat Jeongguk maju selangkah.

"Lupakan itu. Itu hanya sebuah kesalahan." Lanjutnya.

Bukannya menurut. Jeongguk tersenyum miring dan kembali meneruskan langkah sampai akhirnya pinggang Taehyung terjebak di meja makan. Ia tak bisa mundur lagi.

Jeongguk terus memajukan wajah, sedangkan Taehyung berusaha menghindar. Kini bibir sosok yang lebih muda tepat berada di telinga si manis.

"Baby. Fuuhh."

Rangsangan itu membuat tubuh Taehyung menegang, telinganya sangat sensitif. Apalagi saat merasakan tiupan halus yang menggelitik diikuti sentuhan sesuatu yang basah.

Basah?!!

"Eunghh."

Tubuh Taehyung meremang dan terasa lemas saat merasakan telinga yang dikulum lembut. Tengah dimainkan oleh daging kenyal tak bertulang nan berlendir itu.

"Anghh. stoph!"

Tidak menurut. Tentu saja. Dan kini Jeongguk turun menjilati leher Taehyung serta tak lupa menciptakan ruam kemerahan disana, "Tubuhmu bahkan lebih jujur, baby. Kau merindukanku, bukan?"

Taehyung menatap tak mengerti ke arah Jeongguk. Sedetik kemudian, ia baru sadar jika satu tangannya mengalung di leher Jeongguk dan tangan yang lain meremat rambut Jeongguk. Selain itu, ia juga mendongakkan kepala sendiri, seakan memberikan akses yang lebih luas.

Disisa kesadarannya, Taehyung mendorong dada Jeongguk. "Jangan bertindak lebih jauh Jeon. and talking about that day, it was bad memories.

Jeongguk kembali tersenyum miring dan mendekat, "Kau munafik, Tae. But, bad memories--" jaari telunjuknya beralih menyentuh dada Taehyung, "--stay here longer."

Dengan lebih keras, Taehyung kembali mendorong Jeongguk. Pergi begitu saja. Catatan, jangan pernah terjebak berdua dengan Jeongguk.

Sedang di tempatnya berdiri, Jeongguk menatap kepergian Taehyung sembari bersmirk kecil dan kembali mengambil gelas wiski. 

Keras kepala, hm.

.

.

.

Keesokan harinya, Jennie pergi lebih awal walau menyempatkan makan sepotong roti bersama Taehyung dan Jeongguk.

Sebagai usaha menghindari Jeongguk, sejatinya Taehyung ingin mengantar Jennie saja tapi malah ditolak dengan alasan bisa menyetir sendiri. Dan bukankah biasanya begitu karena arah kantor mereka berlawanan.

Maka setelah kepergian Jennie, Taehyung hanya makan sedikit dan ingin segera beranjak dari ruang makan. Ingat kejadian semalam, 'Jangan pernah terjebak berdua dengan Jeongguk'.

"Aku tak akan memakanmu. Habiskan saja makananmu." Ujar Jeongguk yang seakan tau niat Taehyung yang hendak pergi.

Baiklah. Taehyung kembali menyuap makanan, setidaknya ia tak boleh bersikap kekanakan.

"Apa makanan itu seenak itu?" Jeongguk membuka suara ditengah keheningan mereka.

Taehyung mengangguk ragu.

"Aku ingin mencobanya."

Tanpa mengucap kata, Taehyung menyodorkan makanan favoritnya ke arah si adik ipar. Sementara Jeongguk berdiri dan menunduk.

Tanpa bisa dicegah, Taehyung merasa ada benda kenyal yang mendarat singkat di bibirnya. Tentu saja itu membuat matanya membola lebar, terbelalak kaget.

"Rasanya tak buruk. Thanks, aku pergi duluan."

Seru Jeongguk disusul meninggalkan Taehyung yang menampilkan wajah memerah.

Bukan!!

Bukan karena malu. Tapi kesal dan marah. Anak itu seenaknya saja mencuri ciuman.

Benar. 

Berada di tempat yang sama dengan Jeongguk sangat tak aman.

.

.

TBC

.

Ada yang udah nonton It's okay not to be okay? Uuuuuhh... Suka sekali akutuh. Dan di book ini bakal mengutip beberapa quotes dari dramanya.

Let Me In ╬ KOOKV [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang