“Tentang takdir, ngga ada satu pun manusia yang akan mengetahui takdirnya akan berakhir seperti apa. Perihal sad ending, semua orang nantinya akan merasakannya, hanya saja waktu yang membedakannya.”
Hari ini adalah hari terbahagia untuk Galaksi. Karena hari ini Zea akan di menjalankan operasi cangkok ginjal. Pihak rumah sakit memberitahukannya jika ada seseorang yang rela mendonorkan sebelah ginjalnya untuk Zea. Ia bersyukur akan semua itu. Ia jadi memikirkan bagaimana dengan keadaan Salsa. Mendengar Zea telah mendapatkan donor ginjal pasti Salsa akan sangat bahagia mendengarnya. Setelah operasi selesai ia akan menjenguk Salsa.
Galaksi mendudukkan dirinya di kursi sebelah Bundanya. Ia memangku Andra di atas pahanya. ia merasa sangat lega akhirnya Zea bisa terselamatkan. Walaupun rasa takut dan cemas masih menghantuinya.
Hampir satu jam operasi masih terus berjalan. Masih belum ada tanda-tanda operasi akan segera selesai. Dan ini sangat membuat Galaksi semakin merasa cemas, ia beranjak dari duduknya dan berjalan ke sana kemari sembari menunggu operasi selesai.
Beberapa menit setelahnya, seorang dokter ke luar dari ruang operasi. Galaksi segera menghampirinya. “Bagaimana dok dengan adik saya?”
Dokter itu menganggukkan kepalanya. “Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar, dan Zea akan segera di pindahkan ke ruang rawat.”
Galaksi menghembuskan nafas lega, syukurlah operasi berjalan lancar. Siapa pun yang mendonorkan sebelah ginjalnya untuk Zea ia mengucakan banyak terima kasih. Karena berkatnya nyawa Zea tertolong.
*****
Galaksi kini tengah berada di toko bunga. Berkeliling mencari bunga untuk Salsa. Pilihannya jatuh pada bunga mawar putih. Ia teringat Salsa sangat menyukainya. Ia tersenyum membayangkan Salsa bahagia tersenyum mendapat sebuket bunga favoritnya.
Setelah membayarnya, Galaksi segera beranjak pergi meninggalkan toko itu dan melajukan sepeda motornya menuju rumah sakit.
Di dalam ruangan Salsa, ia merasa heran. Ruangan Salsa sudah kosong. Apakah Salsa di pindahkan ke ruangan lainnya? Tetapi kenapa tidak ada yang memberi tahunya?
Galaksi ke luar dari ruangan Salsa dan menemukan seorang suster yang akan memasuki ruangan Salsa “Sus, sus ... pasien atas nama Salsa yang di rawat di sini dimana ya?”
“Oh pasien atas nama Salsa sudah di pulangkan beberapa jam yang lalu.”
Galaksi segera berlari keluar dari rumah sakit. Menyalakan mesin sepeda motornya dan menancapkan gasnya, mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Entah kenapa perasaannya begitu tak enak.
“Deg”
Sesampainya di depan gerbang rumah Salsa. Banyak orang berdatangan untuk memasuki rumah Salsa dengan pakaian serba hitam.
“Ada apa? Kok tumben rumah Salsa begitu ramai?”
Galaksi menolehkan kepalanya ke samping. Melihat sebuah bendera kuning di kedua sisi gerbang. “Siapa yang meninggal?”
“Kasian ya, masih muda tapi udah meninggal. Umurnya nga panjang."
“Iya, kasian banget. Mana katanya anaknya Bu Nanda masih sekolah ya?”
Perasaan Galaksi semakin tidak enak. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia memandang ke arah orang-orang yang terus berdatangan memadati rumah Salsa. Galaksi berlari memasuki rumah Salsa. Semua memandang heran akan kehadiran Galaksi, terlebih Galaksi yang membawa sebuket bunga di tangannya. Galaksi menatap mayat di hadapannya. Ia menoleh kesamping dimana Nanda tengah di peluk oleh Kris dengan isak tangis yang begitu histeris.
Jason menepuk pundak Galaksi dari belakang. “Ikhlasin semuanya ya, Gal.”
Galaksi menoleh pada Jason. “Maksud lo apa? Itu siapa? Bukan Salsa kan?” Ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Jason menggelengkan kepalanya. “Itu Salsa.”
Galaksi menggelengkan kepalanya tak percaya. “Engga, ngga mungkin! Lo pasti bercanda kan?” Galaksi terduduk di lantai, ia menggerakkan tubuhnya mendekat pada Salsa, membuka kain putih yang menutupi wajah Salsa. Seketika, saat itu juga dunia nya berhenti berputar. Tangisnya pecah. Jason mendekat dan membantunya berdiri. Namun galaksi enggan tuk beranjak. Ia memeluk tubuh Salsa dengan eratnya, mungkin memeluk Salsa untuk terakhir kalinya. “Sa, kenapa lo ninggalin gue”
“Gue ada cerita, tapi setelah gue cerita lo harus janji, lo harus bangun. Karena gue yakin setelah lo dengar ini pasti lo senang, lo tau ngga? Sekarang Zea udah dapet pendonor ginjalnya, harapan dia untuk hidup begitu besar, tetapi ... kenapa lo malah pergi ninggalin gue?”
Beberapa orang memegang tubuh Galaksi menjauhkan Galaksi dari Salsa, karena pemakaman sebentar lagi akan di lakukan. Galaksi terus berontak. Membuat beberapa disana merasa terharu.
Proses pemakaman berjalan dengan lancar. Beberapa orang telah meninggalkan area pemakaman. Hanya menyisakan Kris, Nanda, Jason, Rega, Angga, Kenzo, Fara, dan juga Galaksi. Kris bangkit berdiri dengan memeluk istrinya, Nanda. “Kami pulang duluan.” Ujarnya. Nanda masih terus menangis hingga matanya terlihat bengkak akibat menangis terus-menerus.
Rega, Angga, Kenzo, dan juga Fara ikut beranjak untuk meninggalkan pemakaman. Mereka menghampiri Jason dan juga Galaksi menepuk punggung Galaksi perlahan. “Gue duluan.” Jason menganggukkan kepalanya.
Kini hanya tersisa Galaksi dan juga Jason. Jason merogoh saku celananya dan memberikan Galaksi sebuah surat dengan Amlop berwarna biru langit, warna kesukaan Salsa. “Dari Salsa.”
Aku lihat dia menengadahkan kepalanya. Memandang hamparan langit yang begitu cerah. Wajahnya berseri dengan senyum merekah. Tes ... matanya mulai mengeluarkan air bening seperti kristal. Berbentuk bola seperti mutiara. Dia mendongakkan kepalanya kembali. hari begitu cerah, kenapa ia menangis? Dia memandangnya setelahnya ia memeluknya dengan begitu erat seraya berucap. “Tak apa ada aku akan merengkuhmu dalam senyap.”
“Sekarang aku tau, kenapa kamu begitu menyukai semesta, Sa.” Setelah itu hujan turun dengan begitu derasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Salsa (Completed)
Fiksi Remaja(BIAR LEBIH ENAKAN BACANYA DI SARANKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) WARNING! MENGANDUNG BAWANG DI BEBERAPA BAB TERAKHIR! "Yang berharap semesta memihaknya" *** Tujuanku kini telah berada tepat di hadapanku. Kini semuanya tergantung pada d...