07

192 31 2
                                    

"Gyuri...."

"Bae Gyuri." Sambung Gyuri menyebutkan nama lengkapnya.

Jungwon hanya tersenyum menatap binar mata legam gadis yang menatap gerbang rumah sakit itu.

"Gyuri.."

"Hah? Kenapa?" Tanya Gyuri heran.

"Cuman tes tes nama, siapa tahu bukan nama Lo." Kekeh Jungwon.

Gyuri mendengus kasar, selera humor Jungwon cukup membuatnya kesal.

"Ralat nama Lo cantik." Sambung Jungwon tentram membuat Gyuri melongo di tempat.

"Ralat lagi, bunga depan Lo yang cantik." Lagi lagi Jungwon bersuara mencairkan keheningan pagi.

"Hilihh, mau bilang gue cantik aja pake ralat ralat!!"

"Itu tandanya Lo jelek!!"

Kali ini Jungwon tertawa lepas membuat Gyuri menatap Jengah.

Baru juga berteman tingkahnya sudah se absurd itu, membuat Gyuri dongkol setengah mati.

"Yaudah, kita ralat temenan juga.."

"Heh!!" Jungwon tak terima mengingat ia sudah mentraktir Gyuri sari roti.

Jangan lupa, sari roti itu mahal kawan.

"Soalnya temenan sama Lo itu jelek!!"

"Udah Lo bacotnya ngikutin gue!"

"Hilih."

Hening kemudian, tak ada percakapan antara Gyuri dan Jungwon.

Masing masing sibuk dalam pikiran masing masing.

"Jalan kuyy." Ajak Jungwon.

"Rendom amat sih Lo."

"Ayo dah, jalan!"

"Gue izin dulu kalau gitu sama nyokap gue."

"Okey."

Gyuri berjalan memasuki rumah sakit. Tiba tiba ia menghentikan langkahnya menatap sosok yang ikut berjalan di sampingnya.

"Lo ngapain??!" Heran Gyuri tatkala melihat Jungwon malam mengikutinya.

"Ngikutin Lo."

"Hah? Untuk?!"

"Temenin Lo buat izin, sekaligus izin juga bawa Lo keluar."

Sebenarnya Gyuri ingin gebukin Jungwon, tapi ia memilih melangkah kembali. Ia cukup malas untuk beradu argumen.

"Serahhh lu anyingg!!"

Mereka berdua kini berjalan menghampiri seorang perempuan yang nampak asyik berkutat dengan pekerjaannya.

"Ma, Gyuri mau keluar."

Perempuan yang tadinya sibuk berkutat dengan layar leptop sambil mengenakan baju putih khas dokter menatap putrinya tersenyum.

"Tapi kamu, baik baik aja kan, nggak ada yang sakit?" Tanya perempuan bernametag Bae Irine.

Gyuri tersenyum mengiyakan.

"Jungwon juga mau izin bawa Gyuri jalan Tante." Izin Jungwon sopan.

Irine yang nampak elegan dengan balutan baju putih tersenyum melihat Jungwon.

"Temannya Gyuri?"

Jungwon mengangguk lucu.

"Kamu mau izin kayak izin buat nikahan aja." Irine terkekeh ringan.

"Mama..!!" Rengek Gyuri yang sontak kaget mendengar ucapan mamanya itu.

Jungwon hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal tak tahu harus berbuat apa.

"Iya, iya Mama izinin tapi kamu harus baik baik dan nggak boleh sampai sakit. Kalau ada yang sakit sakit pokoknya langsung hubungin mama, ok?" Ucap Irine posesif.

"Siap, siap." Jawab Gyuri.

"Gyuri jangan susahin temen kamu yah, Mama bahagia kamu punya temen." Irine langsung mengusap pucuk kepala irine.

"Iya Ma." Ucap Gyuri dengan nada pasrah.

"Jungwon izin pergi Tante." Pamit Jungwon lalu menarik tangan Gyuri menjauh.

Sungguh Jungwon di buat gugup berbicara dengan ibu Gyuri.

"Huh, Mama kamu serem juga yah, gue jadi jantungan nggak jelas bjir" Ucap Jungwon.

"Hmm, rasain siapa suruh ikut,"

"Masih nyaman pegang tangan gue nih?!!" Tanya Gyuri menelisik melihat tangan Jungwon yang belum lepas dari tangannya.

"Apa apan sihh, PD banget!!" Jungwon sontak menghempas tangan Gyuri sadar ia memegang tangan gadis itu cukup lama.

"Ipi Ipin sih, Pi di imit."

Jungwon mendengus kesal mendengarkan Gyuri yang cukup menjengkelkan dengan nada suara yang dibuat semenjengkelkan mungkin.

Langkah Jungwon terhenti, netranya tertuju pada ujung taman.

"Kita ke sana yokk!!" Seru Jungwon.

🌺🌺🌺
29 - Desember - 2020








GOMAWOYO (YANG JUNGWON ENHYPEN)✔{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang