05

221 34 5
                                    

Song recomended 🎶Haize Can You See My Heart Hotel Del Luna OST🎶

Selamat membaca


Suara tawa Jungwon terdengar memenuhi hiruk pikuk rumah sakit yang masih ramai.

Dokter Choi adalah seorang pelawak yang merangkap menjadi dokter baginya, ia sampai lelah sendiri tertawa.

Ahh iya, harusnya ia berterima kasih pada dokter Choi, candaannya membuat Jungwon melupakan beban pikiran sesaat.

Dokter Choi mengusap Surai hitam jungwon yang tak berhenti menampakkan senyuman.

"Ini obatnya Uwon, kamu bantu kasih ke nenek yah, masih ada pasien yang harus saya tangani lagi." Ucap Dokter Choi menyungging senyum.

"Baik dok, terima kasih."

Jungwon sejurus kemudian melangkahkan kakinya ke ruangan dimana neneknya di rawat.

Dengan perlahan ia membuka pintu ruangan sunyi bercat putih yang menampakkan neneknya tengah terlelap, wajah neneknya bagai rembulan di malam hari saja.

Keriputan di wajah neneknya sama sekali tak memudarkan kecantikan sang nenek.

Jungwon kini duduk di kursi sambil memerhatikan neneknya yang tengah terlelap.

Obat yang sedari tadi dipegangnya masih menganggur, ia masih ragu untuk membangunkan neneknya.

"Nenek cepat sembuh yah, Uwon mau jalan jalan bareng nenek." Lirihnya mengusap puncuk kepala neneknya.

Ia menahan dirinya untuk tak menangis kali ini. Melihat berbagai alat alat yang terpasang di tubuh neneknya, ia tak tahu itu apa.

Sesekali ia mengecup dahi neneknya, menyalurkan segala kasih yang ia punya ke neneknya.

Karena yang Jungwon tahu, neneknya adalah harta paling berharga yang ia miliki saat ini.

"Uwonn.." Suara serak khas orang bangun tidur cukup membuat Jungwon terkejut.

"Nenek,,,,,kenapa? Ada yang sakit?"

Neneknya menggeleng memberikan seutas senyum yang selalu menghangatkan hati Jungwon.

"Sekarang nenek minum obat yahh.." Rayu Jungwon.

Neneknya hanya tersenyum mengiyakan.

"Tapi makan dulu Okey."

Lagi lagi neneknya hanya tersenyum mengiyakan.

Dengan telaten Jungwon menyuapi neneknya dengan bubur yang telah tersedia.

Ia tatap wajah neneknya lagi dan lagi, entah kenapa rasanya ia rindu, padahal jelas jelas neneknya ada dihadapannya sekarang.

Aneh,,

Jungwon terus memberi senyum pada neneknya yang terbaring lemah itu.

Sesekali ia lihat sorot mata neneknya yang memandangi rembulan.

"Nek, sekarang minum obat yah."

Jungwon lalu menyodorkan obat yang sedari tadi ia pegang,

Ia lantas membantu neneknya untuk duduk agar lebih mudah untuk meminum obat itu.

Neneknya meneguk beberapa pil tanpa mengeluh pahit sedikit pun, ia hanya menyunggingkan senyuman tak mau membuat Jungwon khawatir olehnya.

"Uwon sini." Pinta neneknya, menyuruh Jungwon untuk duduk lebih dekat dengannya.

"Uwon cucu nenek yang paling nenek sayang." Suara neneknya itu bagai ayunan musik yang indah bagi Jungwon.

"Uwon tahu, kok." Timpal anak itu.

"Uwon udah gede, jadi harus pinter jaga diri yah." Neneknya mengusap Surai legam Jungwon dengan lembut.

Jungwon mengangguk mengiyakan, entah kenapa matanya serasa panas, ada air yang terbendung di pelupuk matanya.

Ia tatap wajah nenek yang merawatnya selama ini, nenek yang selalu memberinya kasih sayang penuh.

Jujur detik ini rasa takut Jungwon semakin meremat hatinya.

"Nenek juga, baik baik yah Uwon mau sama nenek terus."

Sejurus kemudian Jungwon merengkuh tubuh kurus neneknya itu manja.

"Iyya, nenek pasti bakal baik baik aja."

"Uwon rindu bunda nek," Jujur Jungwon.

"Uwon rindu Daniel," lanjutnya.

"Kenapa... ken.. apa .. mereka ninggalin Uwon sendiri..." Kalimat Jungwon terbata,

"Uwon salah yah? Ampe mereka ninggalin Uwon?" Tanyanya lagi.

Air mata yang sedari tadi ia tahan tahan akhirnya terjun Begitu saja, ia benar benar rindu dengan bunda dan adik laki lakinya itu.

Rasanya sesak menyelimuti kerinduan Jungwon, Ia teramat rindu.

"Heyy, cucu nenek jangan nangis." Pintah neneknya mengusap jejak air mata di pipi Jungwon.

"Jangan bilang gitu, mereka sayang sama Uwon kok.." Lirih neneknya.

Jungwon semakin menangis ketika neneknya mengusap air matanya itu.

Ahh kenapa ia jadi secengeng ini.

"Nenek juga rindu mereka, Uwon jangan sedih nanti mereka ikut sedih." Lagi lagi neneknya mengusap Surai Jungwon membiarkan anak laki laki itu istirahat dalam rengkuhannya.

Jungwon tak menjawab, ia menenggelamkan wajahnya dalam rengkuhan sang nenek, hingga kelopak matanya tertutup tanpa diminta.


Daniel and Jungwon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daniel and Jungwon

Huwaaa rindu upin ipinnya I-land 😭😭


Salam bahagia

15-Desember-2020



GOMAWOYO (YANG JUNGWON ENHYPEN)✔{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang