04

246 41 6
                                    

Langkah Jungwoon tak berhenti di tengah hiruk pikuk kendaraan yang masih lalu lalang. Sesekali ia menatap terangnya bulan di langit.

"Bunda, Uwon rindu." Lirihnya.

"Uwon rindu pelukan bunda, Uwon juga takut sewaktu waktu bakal ditinggal nenek."

"Rasanya sakit bunda..." Adu nya.

"Hufftt..." Jungwon menghela nafas kasar.

Ia kembali berfikir apa harusnya tadi ia benar benar meloloskan rencananya untuk bunuh diri?

Sungguh ia tak tahan dengan takdir yang selalu mempermainkannya.

Sejurus kemudian Jungwoon tertunduk dengan badan bergetar menahan tangis.

Baru saja ia meneruskan langkahnya tiba tiba 2 orang pria dewasa yang nampak mabuk menghampirinya.

"Hey anak kecil, kamu nggak bisa lewat disini cuma cuma!!" Bentaknya dengan badan sempoyong ciri khas orang mabuk.

Ohh tunggu dia bukan Shiva yang akan bilang jangan panggil aku anak kecil paman. Huh jangan bercanda.

"Cihh." Jungwoon berdecih pelan menghirup bau alkohol yang sangat ia benci.

"Lebih baik paman pulang." Saran Jungwoon meski sudah tahu dua orang itu akan menolak mentah mentah.

"Kamu bercanda anak kecil?" Ucap pria bertubuh jakung.

"Dia sepertinya ingin mempermainkan kita yah." Timpal pria satunya lagi.

Jungwoon memutar bola matanya malas.

Kenapa juga ia harus berhadapan dengan orang setengah gila seperti ini.

"Beri kami uang maka kamu akan selamat." Ancamnya.

"Heloo Jaman sekarang masih ada yang kayak gini?" Batin Jungwon tak percaya.

"Paman mau dapat uang, yah harus bekerja bukan malah halangin saya." Ucap Jungwon berusaha sesopan mungkin.

"Jadi anak kecil jangan kurang ajar sama orang dewasa!!" Bentak pria bertubuh jakung.

Entah kapan pria bertubuh jakung itu memegang tongkat yang ukurannya tidak jelas tidak main main dan jelas sekarang tongkat itu ia arahkan untuk memukul Jungwoon dengan sempoyong.

Untung saja tubuh mungil Jungwoon bisa menghindar secara refleks, hampir saja pundaknya menjadi sasaran empuk.

Jungwon cukup kaget dengan perlakuan demikian.

Hanya satu yang ada di otaknya sekarang.

Apalagi kalau bukan.

Lari!!!!

Jungwoon berlari sekencang mungkin ke arah rumah sakit neneknya.

Tak peduli kakinya harus menahan sakit atau atau bagaimana, yang terpenting ia harus kabur dari dua pria gila tadi.

"Huhu...hu...hu..." Jungwon berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal kala memasuki kawasan rumah sakit.

Keringatnya bercucuran di mana mana.

"Hei!" Sebuah suara Husky langsung saja menyambut Jungwon hingga terperanjat kaget

"Dokter Choi, " Sapa Jungwon cukup kaget

"Wheheh, maap ngagetin yah?"

"Ahh, nggak papa kok dok,"

"Kamu dari mana aja sih?" Tanya dokter Choi Soobin.

Jungwon nampak kebingungan, jujur saja ia bingung harus menjawab apa.

Nggak mungkin kan ia bilang abis niat bunuh diri?

"Dari cari udara seger aja kok dok." Jawab Jungwon sambil menggaruk tengkuknya.

"Sampai keringat gini?" Telisik dokter muda itu lagi.

"Itu... Sambil olahraga.. whehehe,"

"Dokter dari tadi nyariin kamu lohh,"

"Ohh yahh, ada yang bisa saya banting nih dok?" Canda Jungwon.

Dokter Choi yang gemas dengan ucapan Jungwon hanya bisa mengacak rambut anak 16 tahun itu.

"Udah jadwal nenek kamu buat minum obat, pasti mau bantuin kan?"

Jungwon menganggukkan kepalanya setuju lantas mengikuti langkah dokter muda itu.

Jangan heran kenapa Jungwon bisa seakrab itu dengan dokter Choi Soobin, adek, ibu hingga neneknya telah di rawat oleh dokter Choi bahkan ketika dokter muda itu masih dalam fase uji coba sebagai dokter.


✨✨✨

Huhuhuhu, lupa ucapin selamat buat Uwon yg jadi leader sekrang, wheheh telat banget ^^

Oiye btw, penampilan mereka di MAMA kemaren keren banget hiks.. bikin jantung aing nggak sehat dan tiap detik oleng, :)

Maap ini numpang curhat, NCT jg keren banget ^^

Lop mereka banyak banyak


07-Desember-2020

GOMAWOYO (YANG JUNGWON ENHYPEN)✔{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang