02

414 46 4
                                    

Baru saja Jungwon ingin membenarkan langkahnya, pandangan Jungwon teralihkan dengan gadis yang berada di ujung rooftof dan nampak dengan tubuh gemetar menahan tangis.

Gadis itu semakin mendekat dengan ujung rooftof tanpa rasa takut sedikit pun.

"Stop it!!" Teriak Jungwon, memegang tangan mungil gadis yang nampak berniat bunuh diri itu.

Ahh dia memang ingin bunuh diri, yakin Jungwon.

"Jangan gila!!" Teriak Jungwon lagi.

"Lepesinnn!!!"

"Nggak!! Jangan lakuin hal bodoh!!" Geramnya.

Gue bilang lepesin yah lepesin!!" Ia tak berhenti membentak.

"Yang Lo lakuin nggak bener, gue rasa Lo juga tahu."

"Lepesin, peduli apa Lo hah?!!" Teriaknya berani.

"Peduli sebagai manusia." Polos Jungwon.

"Urus hidup Lo sana!!"

"Gue udah ngurus hidup gue kok."

"Ini hidup gue, ini hak gue nggak usah ikut campur!!!" Teriaknya tak kalah lancang.

Jungwon terdiam sejenak, memang benar apa yang dikatakan gadis itu, tapi bunuh diri tetap salah bukan?

"Tenang dulu Napa? Telinga gue sakit, Lo dari tadi teriak Mulu." Ucapnya memegang telinganya yang memang benar benar sakit akibat gadis berginsul ini.

"Klo Lo mau telinga Lo sehat lepesin gue, biarin gue lakuin apa yang gue mau!!"

Jungwon memutar bola matanya malas gadis di depannya sungguh keras kepala.

"Lepesinnn!!!" Teriak gadis itu lagi.

"Nggak bakal." Kukuh Jungwon.

"Lo sok ngurusin hidup orang banget yah?!!!"

"Kalau Lo mau mati, tenang aja bakal ada waktunya kok, tapi bukan sekarang."

Gadis itu terdiam sejenak. Sebenarnya ia juga bimbang sendiri. Tapi segala hal yang ia hadapi juga begitu sulit. Jadi untuk apa ia hidup?

Ia sungguh tak sekuat itu.

"Lepesinn, gue mau mati aja, tolong jangan halangi gue." Lirihnya, mulai menitikan air mata.

Ahh sungguh Jungwon tak bisa melihat perempuan menangis, ia sangat lemah akan hal itu dan pasti akan teringat dengan bunda dan yang telah tiada.

Jungwon menarik gadis itu kedalam pelukan hangatnya. Bundanya pernah bilang, pelukan dapat membantu orang merasa enakan ketika sedang menangis. Ia jadi teringat adik laki lakinya yang suka memeluknya secara tiba tiba, dulu....

"Gue nggak tahu kenapa Lo mau bunuh diri, tapi tolong jangan pernah sia siain hidup Lo, masih banyak diluar sana orang mati Matian berjuang buat hidup, jadi hargain pemberian Tuhan yang satu ini."

Tak ada balasan dari gadis itu kecuali Isak tangis yang semakin menjadi jadi.

"Buktinya nenek gue sekarang mati Matian berjuang buat sembuh dari sakitnya, dia pengen liat gue sukses jadi Idol katanya." Ucap Jungwon dengan nada bergetar menahan tangis.

"Adek gue juga harus berjuang cuman buat nafas doang, tapi Tuhan sekarang nggak mau ngasih dia kesempatan buat nafas lagi."

"Dulu bunda gue juga kayak gitu, mati Matian nahan sakit tiap cuci darah pengen banget tetep hidup buat lihat gue bahagia, tapi Tuhan lebih sayang sama dia dan bawa dia pergi jauh banget dari gue." Lanjutnya dengan buliran air mata yang mulai merembes ke pipinya.

"Mereka orang paling hebat yang pernah gue kenal, mereka masih mau berjuang meski takdir nggak sebaik itu sama mereka."

"Jangan pernah mau bunuh diri." Lirihnya mengusap puncuk kepala gadis yang baru ia temui hari ini.

Gadis itu semakin menangis sejadi jadinya, ia merasa benar benar bertambah bodoh kali ini.

"Gomawoyo....." Lirih gadis itu semakin mengeratkan pelukan yang membuatnya sedikit lega.

Hanya kata itu yang bisa ia ucapkan, dan kata itu akhirnya membuatnya bisa bertahan, tapi entah hingga kapan.


✨✨

07- Desember-2020

Moga cerita ini nggak aneh, 

GOMAWOYO (YANG JUNGWON ENHYPEN)✔{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang