🦉 | Kabe-Don

2.6K 402 118
                                    

Entah, apa yang membuat hari ini berbeda dari sebelumnya. Mungkin karena sudah seharian (Name) tak bertemu dengan Bokuto.

Tidak tahu apa yang membuat mereka berdua tak saling bertemu jua.

Namun, tetap saja walaupun seorang Bokuto merupakan hal terbising yang (Name) punya. Namun, ketika ia tak bertemu. (Name) merasa sepi.

Ia merasakan kehilangan.

"Dimana dia, sudah seharian aku tak bertemu dengan-nya" gumam (Name).

Entah, sudah berapa jari kuku yang (Name) gigit. Ia sedikit cemas dengan Bokuto Koutaro, Sang Moodbosternya.

"Akaashi-san!" Cegat (Name)

Akaashi yang baru saja keluar dari kelasnya, langsung menatap (Name) terkejut. Karena tiba-tiba datang dan langsung mencegatnya.

"Ada apa, (Surname)-san?"

"Dimana Koutaro? Apakah dia sakit lagi? Atau Mood swing-nya kambuh lagi? Atau dia kena hukum sensei? Atau dia sudah bosan denganku?" Ucap (Name) yang diakhir katanya ia sengaja kecilkan suaranya.

Akaashi hanya diam, ternyata (Name) mirip sekali dengan Bokuto ketika sedang mode On-nya. Sangat cerewet!

"Tadi pagi aku bertemu dengannya, lalu saat istirahat tadi aku melihatnya sedang memungut bola di gynamsium sekolah." Ujar Akaashi.

"Lalu, kenapa seharian ini. Aku tidak bertemu dengannya Akaashi"

"Mungkin pernyataan yang terakhir kau ucapkan ada benar, mungkin ia bosan denganmu"  kata Akaashi.

"A-APA!" Ucapku sedikit berteriak.

-

Mata hijau emerald milik (Name) terus menerus menatap kearah jendela kelas, isi kepala gadis itu hanya berisi dimana keberadaan Bokuto Koutaro.

Bahkan intrupsi guru yang mengajar, (Name) abaikan. Hingga bel pulang berbunyi.

Bagaikan tubuh tak bernyawa, Langkah (Name) gontai bagaikan tak punya semangat hidup. Memang benar karena sang Moodbosternya sedang menghilang, entah kemana.

Mata (Name) sedikit membulat tat kala melihat siluet burung hantu yang sudah seharian ini ia cari-cari.

(Name) menatap Bokuto dari kejauhan, dirinya sedang bercengkrama dengan seseorang di sebrang telepon. Terpampang senyum cerah layaknya mentari yang selalu (Name) lihat jika mereka sedang bersama.

Perlahan demi perlahan (Name) mendekati sang kekasih, hingga manik mereka bertubrukan.

Ada raut terkejut dari Bokuto ketika melihat sosok (Name) yang mendekat.

"Bro, nanti ku telepon lagi ya." Bokuto langsung menyudahi teleponnya.

"(Name)-chan..."

Bokuto benar-benar terkejut ketika (Name) yang tiba-tiba memeluk dirinya.

"Kau kemana saja, Kou. Seharian aku mencarimu bahkan sampai bertanya kepada Akaashi" kata (Name) sedangkan Bokuto hanya mengelus rambut (Name) yang masih memeluknya.

"Apa benar, kau sudah bosan denganku?" Ucap (Name) sembari melepaskan pelukannya.

"Eh? Apa?! Mana mungkin, (Name)-chan!" Bokuto kaget mendengar ucapan (Name) dan langsung memegangi kedua bahu (Name).

"Kenapa, (Name)-chan bisa berpikir seperti itu?" Tanya Bokuto.

"Seharian kau menghilang, aku sudah mencarimu kemana-mana bahkan sampai nyari keruang kepala sekolah. Tapi aku tidak menemukanmu, tetapi Akaashi...dia malah bertemu denganmu" ucap (Name) panjang lebar dan disana (Name) sudah memasang wajah yang ingin menangis.

"Eh, (Name)-chan jangan menangis, nanti aku ikut menangis juga" ucap Bokuto.

Untung saja posisi sekolah sudah sepi. Jadi, ketika (Name) menangis yang diikuti Bokuto menangis juga, tidak ada yang memerhatikan mereka berdua.

Kecuali, Alise yang sedang makan popcorn dipojokan sambil ngejomblo. Ada yang mau popcorn guys?

"Kou, kenapa kau ikut menangis?"

"(Name)-chan menangis, yaudah aku juga ikut nangis juga"

Astaga.

(Name) langsung mengelap air matanya. -"terus seharian ini, Kou kemana aja?"

"Ya, aku sekolah"

"Astaga, iya tahu. Tapi kenapa aku ga ketemu sama Kou seharian ini?"

"Ga tau, tapi seharian ini Brokuroo menelponku terus. Katanya dia mau ketemuan sama pacarnya, tapi dia bingung mau ngasih surprise apa" jelas Bokuto.

(Name) hanya mengerjapkan matanya menatap Bokuto, astaga si city cat kenapa curhat ke Bokuto sih. Kayak bener aja kalo curhat ke Bokuto.

"Beneran?" Si Bokuto hanya mengangguk-angguk.

Ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba saja (Name) mendorong tubuh Bokuto hingga menabrak tembok.

Karena tubuh (Name) pendek dibandingkan Bokuto, jadi ketika (Name) meng-Kabedon Bokuto. Posisi tangan (Name) hanya sebatas bahu Bokuto. Bahkan, (Name) harus berjinjit agar wajahnya bisa lebih dekat dengan Bokuto.

"(Name)-chan..." Bokuto benar-benar gugup dengan apa yang (Name) lakukan, karena wajah mereka benar-benar sangat dekat walaupun Bokuto harus tetap menunduk.

"Beneran, Kou. Seharian ini ga menghindar dariku kan???" Kata (Name) yang semakin mendekat dengan wajah Bokuto.

"I-iya, (Name)-chan. Koutaro jujur kokkkk" ucap Bokuto yang dimana pipinya sudah memerah.

"C-cium kalau begitu!"

"A-apa?"

Karena, Bokuto kelamaan akhirnya (Name) mencium Bokuto duluan.

Chup!

Awalnya, hanya saling menyentuh tetapi lama-kelamaan ciuman itu berlanjut lebih dalam lagi. bahkan kini tangan Bokuto sudah berpindah ke pinggang (Name).

( ͡° ͜ʖ ͡°)

Ketika mereka berdua sudah merasa kehabisan napas, akhirnya melepas ciuman mesranya itu.

"Aku mencintaimu, Kou. Jangan pernah menghilang dan membuatku khawatir" ujar (Name) dan langsung memeluk kekasihnya itu.

"Aku juga mencintaimu, (Name)-chan. Sangat mencintaimu" balas Bokuto.



┌───── -ˋˏ ∵✉︎∴ ˎˊ- ─────┐

Ciuman dikoridor menjadi saksi bisu bahwa (Name) tak mampu hidup tanpa Bokuto.

└───── -ˋˏ ∵✉︎∴ ˎˊ- ─────┘






















.*⸙pesan tersembunyi*

▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔

"Astaga, mataku ternodai" -Akaashi Keiji





Note;

Alise masih polos ya zeyeng ( ͡° ͜ʖ ͡°).

©Husbuwaifeu
11 November 2020

MY BOYFRIEND | BOKUTO KOUTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang