“ Y/n kenapa Jun? ”
“ eum.. tadi sempet ketemu Jaemin di depan. ya, gitu deh bang. ” ucap Renjun, yang bingung harus menjelaskannya seperti apa.
Y/n memeluk Winwin erat. ia menangis di pelukan Winwin.
“ kenapa... kenapa aku yang di salahin dalam hubungan aku sama Jaemin, kak? hikss ”
Winwin menghela nafasnya pelan, lalu mengusap lembut punggung Y/n, memberi sedikit ketenangan untuk sang adik.
“ semua pasti ada waktunya. waktu yang akan buat Jaemin sadar dimana letak kesalahannya, dan dia juga pasti sadar dan akan merasa kehilangan sosok yang selalu menjaga perasaannya.. kakak tau, kamu itu kuat. ” ucap Winwin, mencium pucuk kepala Y/n.
“ Renjun, saya mau ngomong sama adik saya. kamu bisa tunggu di depan? ” Renjun mengangguk.
setelah Renjun di depan, dengan segera Winwin mengunci pintunya.
“ dek. kakak mau tanya, kamu serius sama Renjun? kalo serius, tolong buka hati kamu buat Renjun. dan jangan jadiin dia sebagai pelampiasan kamu aja. kamu pasti paham apa yang kakak maksud.. ”
Y/n hanya diam, menatap sang kakak. ia juga bingung harus apa? jika menuruti egonya, Renjun harus di jadikan bahan untuk membuat Jaemin kembali.
jika mengikuti hati kecilnya, ia akan berusaha membuka hatinya untuk Renjun.
tapi, egonya masih menguasai diri Y/n. jujur aja, Y/n masih ada rasa sama Jaemin, mantannya itu.
Winwin menghela nafas frustasi, lalu mensejajarkan tingginya dengan Y/n.
“ Renjun itu anak baik. kakak kenal sama dia. jadi, jangan sia-siain pengorbanan dia nanti buat kamu. dan inget, jangan jadikan Renjun sebagai pelampiasan! atau bahan agar Jaemin kembali sama kamu! ”
baru saja Winwin ingin melangkah pergi, Y/n sudah lebih dulu menahan tangannya.
“ aku bingung kak.. apa yang aku harus lakuin? aku gak mau nyakitin perasaan Renjun, terlebih lagi perasaan ayah sama bunda. kakak juga. aku gak mau nyakitin perasaan kalian semua. tapi, jujur aja aku belum bisa lupain sikap manis Jaemin dulu ke aku. aku juga takut kejadian kayak gini terulang lagi.. ”
Winwin menghadap Y/n, menatap manik mata sang adik.
“ kita pindah ke tempat baru, supaya kamu bisa lupain Jaemin secepatnya. biar nanti kakak yang bilang ke ayah, dengan alasan mau membuka lembaran baru yang lebih indah dari kemarin, dan dulu-dulu yang pernah terjadi. pasti ayah sama bunda setuju. ”
Y/n mengangguk kecil. Winwin membuka kunci pintunya. Renjun kembali masuk kedalam.
“ Renjun, tolong ajak Y/n refreshing dulu ya. saya masih ada urusan. dan tolong, kamu cariin rumah yang cocok untuk saya sekeluarga tempatin. ”
Renjun mengangguk, “ iya, bang. nanti, sekalian cari rumah yang bagus, yang Y/n suka modelnya mungkin. ”
Winwin tersenyum, lalu melirik kearah Y/n, “ saya titip Y/n, ya. jaga dia. ”
“ pasti Renjun jagain kok bang. bahkan kalo nyawa Renjun sebagai taruhannya, akan Renjun serahkan supaya Y/n tetap aman dan selamat. ”
___
Jaemin pergi ke suatu tempat. tempat ini yang selalu buat dirinya nyaman dan tenang. tapi kenapa, sudah beberapa hari terakhir, ia merasa gelisah dan tidak tenang?
drttt..
ia melihat handphonenya ada panggilan masuk dari seorang perempuan.
Jaemin mendengus kesal, lalu mengangkat telepon tersebut.
“ halo! mau apa lagi sih Giselle?! jangan nelepon gue terus! ”
“...”
“ uang?!!? lo benar-benar tukang nguras uang!! gak kayak Y/---n.. ”
tutt..
Jaemin langsung menutup panggilan tersebut.
“ Y/n... ”
Jaemin mengacak rambutnya frustasi.
“ argh! gue ini kenapa sih?!? kenapa selalu mikirin Y/n?!? jangan-jangan ini yang namanya karma? gak mungkin!! ”
___
Please, vote & comments okay Readernim!