PERTOLONGAN?

50 14 8
                                    

Andil

***

SMA Budidharma gempar dengan salah satu Siswi yang mereka bilang aneh. Bahkan berita itu menjadi tranding topik di setiap penjuru sekolah, apalagi Mauren, Azka dan Tari mereka pun tak ketinggalan info ini

Berjalan menuju perpustakaan sambil berbincang ria adalah hal yang di lakukan mereka bertiga

Ceklek

Pintu perpustakaan di buka oleh Tari, baru saja di buka dan langsung menguarkan aura aneh. Di lihat oleh mereka kiri kanan mencari pustakawan yang berjaga seperti biasanya

Mauren berkacak pinggang, "Tumben banget perpus gak ada pustakawan nya,"

"Pak Tono kemana sih?! Kita mau minta tolong juga," lanjut Mauren mengomel

"Kebelet boker kali," ucap Azka sambil berjalan masuk menuju rak rak buku, sedangkan Tari masih berdiam diri di depan pintu. Azka merasakan aura itu, sama seperti Mauren namun mereka memilih mengabaikan

"Tar, mau percobaan jadi patung lo?" Tukas Mauren sambil ikut masuk dan memilah milah buku

Tari berjalan masuk, dengan mata yang terus menelusuri setiap inci ruangan ini. Belum sampai di rak yang di tuju, Mauren datang dengan raut bingung

"Kenapa?" tanya Tari sehabis di kagetkan dengan kedatangan Mauren yang tiba-tiba

Mauren menarik nafas dan menghembuskannya "I-tu loh, Azka mana?"

Tari mengernyit, ia menggeleng tak tahu, "tadi kan bareng kamu,"

"Ya iya tadi, tapi gue ke Rak sebelah, pas balik udah gak ada kayak di telan kenyataan tau gak?"

Tanpa memperdulikan lagi Mauren yang berceloteh, Tari melangkahkan kakinya menuju sudut ruangan. Sekilas, Ia bisa melihat Azka dengan seseorang yang di ajak berbincang olehnya.

Tari menyipitkan matanya, ah pantas saja auranya terasa mencekam, ternyata ada sesosok makhluk besar di belakang gadis yang berbincang dengan Azka.

Azka menengok kebelakang dan mendapatkan Tari dengan posisi ingin mundur, "ngapain lo? Kek orang jaga Gawang aja! Sini,"

Mauren dari arah belakangnya langsung menghampiri sambil menarik Tari yang masih dalam posisi siaga menuju tempat duduk Azka

"Keknya lo cocok jadi tukang jaga gawang Tar," ujar Mauren sambil duduk di samping anak itu di ikuti Tari yang duduk di samping Azka

Ia terus saja menatap tajam sosok makhluk di belakang  itu, bahkan makhluk itu tak kalah tajam menatap balik padanya

Azka menghelah nafas, "gak usah segitunya, gue tau ada itu,"

Tari mengernyit "bagaimana kamu tau?"

"Auranya lah! Btw kenalin, dia Rindu. Anak yang biasa di gosipin sama siswa/i. Btw Rindu, ini Tari, yang itu Mauren,"

Rindu mengangguk gugup, "h-ai, sa-lam kenal,"

Mereka mengangguk, "Rin, lo tau yah ada yang ngintilin lo?" Tanya Azka sambil menutup buku yang Ia baca.

Rindu mengernyit, "Ikutin aku? Perasaan aku sendiri doang,"

Tari dan Azka mengernyit kemudian tak lama terdengar suara kursi jatuh dengan keras

Brak

"Anjir setan!" Pekik Mauren refleks sambil mengelus dadanya

"Rin, nanti sore. Gue sama mereka boleh gak? Main ke rumah lo?" Tanya Azka tanpa persetujuan dari mereka, membuat Mauren langsung melotot kaget. matanya mengisyratkan seolah jangan melakukan hal bodoh itu

Tarissa (INDIGO GIRL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang