PEMBUNUHAN BERANTAI

108 27 3
                                    

Detak

**********

Selamat malam pemirsa, kabar duka untuk malam ini kejadian 5 tahun silam terulang kembali. Yakni pembunuhan berantai di kota ****** dengan motif yang sama yaitu balas dendam, di duga pelaku pembunuhan tersebut orang yang melakukan pembunuhan 5 tahun silam...

"Kamu lagi nonton apa?"

"Astagfirullah! Kamu bisa gak datang nya bilang dulu?" tuding Tari pada sosok yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

Sosok tadi mengerjap polos, "Kamu kan udah biasa sama kedatangan aku, kenapa harus marah sih?"

"Masalahnya aku lagi serius nonton kamu ngagetin,"

"Yaudah maaf, itu kamu nonton apa?"

"Berita,"

"Berita? Berita apa?"

"Pembunuhan berantai," Tari mematikan laptopnya kemudian menyimpan laptop tersebut dan duduk kembali di kasurnya.

"Ohh,"

"Tumben," ujar Tari sambil menatap Joy penasaran.

"Apa?"

"Ini kan malam jum'at, biasanya kamu ke tempat doa kan?"

Joy menatap Tari sekilas kemudian menggeleng, "libur,"

Setelah mengucapkan itu Joy hilang, membuat kernyitan di wajah Tari nampak. "Libur? Sejak kapan orang doa itu ada liburnya?"

*******

"Lo pada udah denger berita semalam? Tentang pembunuhan berantai," tanya Mauren sambil menduduki dirinya di kursi miliknya

"Hm," jawab Tari seadaanya

"Pembunuhan berantai? Enggak, gue semalam gak nonton berita," ujar Azka sambil menggeleng

"Parah sih!! Itu kasus 5 tahun kemaren ke ulang lagi tahun ini. Dugaan mereka sih pelakunya sama, yang gua denger balas dendam gitu"

"Balas dendam?" ujar Azka dan Tari bersamaan

Mauren mengangguk mantap , "iyaa..."

"Kenapa kamu bisa percaya hal itu Ren?" tanya Tari sambil menutup novelnya

"Nih yah.." Mauren mengeluarkan selembar kertas, "menurut artikel yang gue print semalam. Nih kasus berawal dari persaingan perusahaan, perusahaan si korban ini tuh melenjit tinggi tapi perusahaan si pelaku enggak. Disini katanya dia iri sama rival bisnis nya itu jadi ngelakuin pembunuhan tersebut"

"Lo percaya? Kan bisa aja artikel itu kurang akurat. Gimana mereka tau peristiwa itu sedangkan pelakunya aja gak tau siapa," tutur Azka sambil menatap Mauren.

Mauren menggaruk tengkuknya, "ya..itukan menurut artikel. Siapa tau aja gitu,"

Tari menggeleng kemudian memperbaiki duduknya karna guru sudah memasuki kelas.

"Good morning Class,"

"Morning, Ms."

*****

Tarissa (INDIGO GIRL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang