🌮 MCG 05. Gara-gara motor

664 40 4
                                    

Vote-nya sayang sayangkuhh

Tandai typo

°
°
°

Tadi pagi, hampir semua murid SMA dibuat heboh karena kedatangan Dicky. Setiap hari juga heboh sih, tapi kali ini berbeda.

Dicky yang biasanya terlihat mengkece dengan menggunakan motor ninja hitamnya kini terlihat seperti softboy hanya karena datang ke sekolah naik motor matic, walau masih dikategorikan nmax sih. Tapi kan tetep aja.

Dan kalau ditanya apa alasannya. Ya semua pasti tau kan, siapa udang dibalik bakwannya.

Arvita.

Yang kemaren sambat karena tidak bisa naik ke motor ninja Dicky, jadilah dia menyuruh Dicky untuk mengganti motornya mulai dari sekarang.

Sebenarnya Dicky sudah menolak dengan berbagai alasan, tapi justru diancam oleh Vita. Katanya Dicky akan diputuskan kalau tidak menuruti ucapannya.

Dicky yang mendengar ancaman Vita langsung marah dan meng-iya iyakan dengan pasrah.
Dia bukannya marah karena disuruh mengganti motor dari ninja ke matic, tapi justru marah karena ancaman Vita yang akan memutuskannya.

Dan sampai pulang sekolah pun, mereka masih terus saja berdebat demi mengambil kebijakan atas transportasi apa yang baik, efektif dan efisien demi keberlangsungan hidup Vita.

"Yang, besok motornya ganti lagi."

Astaghfirullah, ngelunjak.

"Kenape lagi sih hah? Gue udah iya-in mau an lo buat ganti motor ninja gue turun kasta jadi matic gini. Kurang sad apalagi coba?!"

"Dicky... kamu tuh nggak peka ya jadi cowok. Paha aku tuh sakit, kalo duduknya mekangkang kek gini."

Dicky mendelik, "Udah kayak diperawanin aja lo!"

Buk.

Vita menabok punggung Dicky yang sudah duduk anteng di nmax nya.

"Tuman!"

"Beneran Dicky. Pake ini tuh naik kayak cinderella tapi turunnya udah kayak simpanse tau!"

"Halah. Kebanyakan ngeluh lo! Jadi cewek itu yang setrong dikit kenapa sih?!"

"Hish, dibilangin juga!"

"Hhmm."

"Ni berdua kenapa lagi, hah?!"

Bang Sul dan Rangga yang akan pulang berhenti saat melihat Dicky dan Vita yang lagi-lagi, adu bacot.

"Hooh. Mau pulang aja pake acara khotbah dulu, jum'at-an masih lusa woy!" Seloroh Rangga.

Dia masih terlihat keren dengan seragam sekolah yang dibalut jaket boomber nya walaupun sudah pulang sekolah, ditambah dengan ninja merahnya.

Dicky yang melihatnya langsung insekyur di tempat. Cuma gara-gara omongan satu cewek aja dia langsung nurut. Tidak pernah menyangka kalau sekarang dia sebucin ini.

"Bang Sul, Vita pulangnya nebeng yak?!"

Dicky langsung menoleh kearah Vita, dengan mata tajamnya, "Begimane ceritanye?!"

Vita mengacuhkannya dan berjalan menuju jok belakang motor beat Bang Sul.

Sementara Bang Sul? Hanya tertawa mengejek Dicky.

"Yongalah, Dic Dic. Nmax lo aja masih kalah saing sama motor beat gue, senggoll dooonggg..." Edisi pamer tipis-tipis.

"Emang bener ya, lo itu terlalu astaghfirullah buat Vita yang subhanallah."
Tambah Rangga cengengesan.

"Daripada elo! Lo itu terlalu naudzubillah min dzalik buat Rana yang astaghfirullah."
Sewot Dicky lalu turun dari motor menghampiri Vita yang sudah duduk manis di boncengan Bang Sul.

Bang Sul tertawa terbahak-bahak dan Rangga langsung mendelik, "Bisa an lo tai ayam!"

"Heh heh heh! Turun nggak lo?!"

"Nggak ah. Enak dibonceng naik ini, meng-pw."

"Enak-enak, pewa-pewe. Ntar malem, gua kasih yang enak. Sekarang turun!"

"Nggak ah, ngibul."

"Janji. Gua bakal kasih yang-- heh! Tangan ya tangan, nggak usah pake ada  pegang-pegangan segala!"

Dicky langsung menarik tangan Vita yang sengaja ditaruh di pinggang Bang Sul dan berusaha menariknya turun.

"Ish apasih! Bang Sul, ayo kita let's go!"

Dicky langsung menggampar helm Bang Sul saat dia akan mengegas motor.

"Let's ga let's go! Sini nggak lo?! Bener-bener minta dikebiri ya!"

"Aaww!!"

Dengan paksa Dicky melingkarkan tangannya di pinggang Vita dan mengangkatnya untuk dipindahkan ke motornya.

"Dah sono lo berdua balik!"

"Yyeeuu."

Setelah Bang Sul dan Rangga pergi, Dicky masih setia diam di tempat tanpa ada niatan men-stater motornya.

"Kok nggak jalan?"

"Tangan gue lemes!" Jawab Dicky ketus.

🍋🍋🍋

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Vita, kamu kemana aj-- eh, siapa nih?"

Vita yang baru mengucap salam kaget saat mendapati sahutan dari bunda-nya. Biasanya, di jam-jam seperti ini, bunda-nya masih ada di kantor.

"Ekhem, Dicky tante."

Dicky berusaha bersikap sopan dan ramah kepada bunda-nya Vita dengan mencium punggung tangan perempuan itu.

Kalo nggak gitu, dirinya tidak bisa sikat Arvita.

"Temen kamu, Vita?" Tanya bunda Vita dengan tatapan menyelidik.

"Dia--"

"Lebih tepatnya pacar, Tan. Doain aja." Dicky menyela dengan menampilkan senyum termanisnya.

Bunda Vita meneliti penampilan Dicky dan menatap sekilas Vita, "Oohh pacar... bagus deh kalo gitu. Jagain Arvita ya Dicky, soalnya saya sibuk di kantor."

"Siap Tante!" Dicky menjawab dengan semangat tanpa tau apa yang tengah dirasakan oleh Vita.

Vita hanya menunduk tersenyum tipis.

"Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kalian pacaran?"

"Baru beberapa minggu ini kok, Tan. Masih anget-angetnya."

Bunda Vita terkekeh sekilas. Sedangkan Vita sudah menahan malu. Dicky ya tetap bobrok.

"Lumayan... akhir-akhir ini di kantor sangat sibuk, jadi terkadang tidak ada waktu untuk sharing dengan Vita."

"Nggak papa, Tan. Kita juga baru official kok. Next time kita bisa cerita-cerita."

Vita mencubit pinggang Dicky. Yang hanya dibalas dengan ringisan berkedok tawaan kecil.

"Kalo gitu Tante berangkat lagi ya. Tadi cuma mau ngambil dokumen yang ketinggalan. Kalo nanti malam saya dan suami saya nggak pulang, berati ada sesuatu yang harus kami urus. Kamu bisa menginap disini nemenin Arvita. Tapi ingat, jangan ngelakuin hal yang macam-macam. Bibi ada di rumah ngawasin kalian."

Sudah Vita duga, "Iya bund."

"Iya Tan."

Bunda Vita tersenyum dan meninggalkan mereka berdua masuk ke dalam mobil.

"Kuy masuk." Ajak Dicky setelah mobil yang dikendarai bunda Vita keluar meninggalkan pekarangan.

Vita tersenyum, "ngoghey."

Dicky berdecak, "Korban TikTok. Liat aja nanti, gue uninstall tuh aplikasi. Sungguh meresahkan, bunda-bunda."

🍈🍈🍈

Bersambung

My Childish Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang