Pagi ini Arrisa sudah disibukan dengan kepindahannya keapartemen baru. Mulai hari ini dan seterusnya ia akan hidup sendiri. Tentunya dengan pengawasan 24 Jam dari Zien dan sepupunya Garga.
"Arrisa barang lo banyak banget sih dek"Kata Garga mengeluh
"Ikhlas yang bantunya. Tenang, pacar lo bisa menunggu kok. Gak akan ada yang ambil, karena pawangnya lebih galak dari bulldog"Ledek Arrisa dan langsung mendapat dengusan sebal dari Garga
Memang ada untungnya punya 2 saudara laki-laki. Contohnya Arrisa, ia tidak perlu susah-susah payah untuk menyewa orang lain. Garga meletakan kotak terakhir didekat sofa. Cowok itu lalu terduduk disofa sambil mengipas-ngipas wajahnya. Harusnya minggu ini dia ada jadwal ngedate bareng pacar.
"Zien mana? Beli minum apa nyasar ketempat pacarnya?"Tanya Garga sensi, awas saja jika sepupunya itu lebih memilih ngebucin daripada membantu adiknya sendiri.
Arrisa mengedikan bahu acuh dan ikut bergabung duduk disebelah Garga. "Gak boleh suuzon gitu dong abangku yang tampan dan playboy tobat..."Ledek Arrisa lagi
Garga memutar bola matanya malas. "Paling bentar lagi dia datang"Kata Arrisa, tepat setelah itu bel berbunyi.
"Nah...apa gue bilang bang"Kata Arrisa lalu beranjak dan segera membuka pintu, namun ketika Arrisa membuka pintu ia dihadapkan dengan Bra berwarna merah muda miliknya yang kini menggantung dihadapannya. Arrisa membulatkan matanya dan langsung merampas Bra itu.
Arrisa sangat malu, sangat. Bisa-bisanya benda keramat miliknya tercecer. Ingatkan Arrisa untuk menghajar Garga karena ini pasti karena Garga. Kotak terakhir yang dibawa arga isinya memang pakaian dalam tapi kenapa bisa sampai jatuh dan... Arrisa langsung melirik kearah si penemu.
Arrisa ingin tenggelam saja. Bisa-bisanya yang menemukan branya seorang cowok. Kenapa???
"Ternyata benar punya kamu, tad—"Ucapan cowok itu terputus
"Saya tidak bermaksud...Tolong jangan salah sangka"Ujarnya sopan
"Makasih"ucap Arrisa lalu menutup pintu dengan keras, lupakan soal sopan santun sebentar karena Arrisa teramat sangat malu.
"Bang Gagra!!!!"Pekik Arrisa sambil menghampiri Gagra
Garga tersentak dengan pekikkan adiknya yang menggema, ia bahkan mengusap dadanya. "Astagfirullah, lo kenapa dek?"Tanya Garga
"Lo jatuhin bra gue..."Tuduh Arrisa
"hah? Bra?"
"Daleman gue"
"Hah terus?"
"Dibalikin sama yang nemu, yang nemu cowok bang"Kata Arrisa
Garga langsung tertawa. Arrisa menatap Garga tajam. Terdengar kembali suara bel pintu. Arrisa menarik Garga dan memaksa Garga untuk membuka pintu karena jika ternyata orang itu masih didepan pintu apartemennya Arissa akan sangat malu.
"Lo harus tau..."Ucap Garga bersamaan dengan kekehanya
Arrisa menyipitkan matanya dan mendengus, syukurlah yang datang adalah kakaknya bukan orang yang tadi.
"Kenapa dia?"Tanya Zien melihat Arrisa dalam mode cemberut
"Adik lo ini hahaha"Kata Garga masih tetap tertawa
"Bang Garga jelek... Jangan ketawa"Omel Arrisa
"Itu daleman adek lo jatuh tadi terus dibalikin sama cowok"kata Garga
Zien menahan tawanya lalu menghampiri sanga adik, "Terus gimana?"Tanya Zien pada Arrisa
"Ih Bang Zien diem"Kata Arrisa lalu memukul bahu Zien
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Fermentation
Romansa"Dasar Tiang!!!"Pekik Arrisa dengan wajah memerah. "Lo bener-bener cowok yang gak punya perasaaan" lagi-lagi Arrisa berteriak dengan kesal, gadis itu meluapkan segala emosinya. Sementara itu orang yang menjadi objek sasaran amukan Arrisa hanya men...