7 ; FRIENDS?

950 164 10
                                    

Eilaria POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eilaria POV

Kakiku berderap mengikuti ke mana Malfoy melangkah. Langkah laki-laki itu sangat cepat dan meyakinkan, seakan-akan ia tidak terganggu dengan kenyataan bahwa kami sedang kabur dari detensi. Berbeda sekali denganku; jantungku berdebar tidak karuan, pikiranku berkecamuk ke mana-mana. Bagaimana kalau kami ketahuan? Bagaimana kalau ada orang yang memergoki kami membolos?

Tiba di ujung koridor, bukannya menuruni tangga, Malfoy malah berhenti di depan sebuah lukisan kosong. Laki-laki itu mengetuk bingkai emasnya dengan irama tertentu, sementara aku hanya diam di belakangnya sambil sesekali celingukan, berjaga-jaga kalau tiba-tiba ada orang yang datang.

Tak lama, seorang anak laki-laki kecil muncul di dalam lukisan. Wajahnya bulat, rambutnya pirang seperti rambut Malfoy. Laki-laki itu membisikkan sesuatu ke sang lukisan, membuat anak kecil di dalamnya mengangguk dan berbalik pergi.

Suara 'klik' pelan terdengar setelah itu. Figura lukisan itu terbuka, mengungkap sebuah lorong panjang nan gelap yang ada di belakangnya. Tanpa berkata apa-apa, Malfoy beranjak masuk ke sana, meninggalkan aku yang berdiri mematung di tempat.

Apa aku juga harus masuk? Tapi, ke mana lorong ini mengarah?

Celingukan seperti orang kebingungan, aku akhirnya memutuskan untuk mengikuti laki-laki itu ke dalam lorong. Lukisan tadi langsung menutup begitu tubuhku masuk sepenuhnya. Semuanya seketika berubah menjadi gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa, pun tidak bisa menemukan sosok laki-laki berambut pirang yang membawaku ke tempat itu.

Merogoh sakuku, aku mengeluarkan tongkat sihir yang kusimpan di sana. "Lumos," bisikku pelan, membuat cahaya kecil muncul di ujung benda itu.

Aku melihat sekeliling. Lorong ini bercabang dan tampak sangat dalam. Ujungnya sama sekali tidak terlihat. Aku sempat mematung karena kebingungan memilih jalan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengambil langkah asal.

Kusorotkan cahaya di ujung tongkatku ke depan. Lorong ini kosong. Langit-langitnya meneteskan air ke lantai. Kusentuh dindingnya dengan jemari, kasar dan lembab.

Tempat ini pasti sudah berusia sangat tua. Mungkin puluhan, mungkin juga ratusan tahun. Terlihat sekali dari dindingnya yang nyaris sepenuhnya tertutup lumut.

Sedari tadi mengambil jalan secara asal, aku kembali dihadapkan dengan jalan yang bercabang untuk kesekian kalinya. Aku mengerutkan dahi, bingung harus mengambil jalan yang mana lagi. Setitik rasa cemas mulai merangkak ke dalam dadaku. Kepalaku menoleh ke belakang, berharap menemukan sosok Malfoy di sana. Tapi nihil.

Aku mengutuk dalam hati. Malfoy sialan! Padahal, dia yang mengajakku membolos dan membawaku ke sini, tapi dia juga yang menghilang dan meninggalkanku sendiri. Aku curiga, jangan-jangan, laki-laki itu dari awal hanya berniat mau mengisengiku. Lihat saja, begitu keluar dari sini, aku bersumpah akan membalas perbuatannya.

Mendengus dan kembali melangkah, mataku mengamati setiap inci lorong itu. Aku jadi bertanya-tanya, apa lorong ini adalah satu-satunya lorong rahasia di Hogwarts? Atau ada lorong-lorong rahasia yang lain? Siapa yang membuatnya? Juga, siapa saja yang mengetahui keberadaannya?

Path || D. MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang