2

1.3K 136 1
                                    

bunyi ketukan yang terdengar sangat keras hingga mampu menerobos masuk kedalam mimpi sang pemuda manis itu terdengar semakin keras dan brutal,membuat pemuda yang tengah tertidur pulas itu harus rela memutus alur cerita indah dimimpinya dan berjalan membuka pintu

cklek

plak

Haechan menutup matanya saat tiba-tiba setumpuk kertas dilepar kearahnya

"sudah ku bilang untuk tidak muncul di depan ayah!" sentak orang itu

"mana mungkin aku membiarkan ayah dengan keadaan mabuk seperti itu" ujar Haechan sambil menatap sang kakak

"kenapa kau tidak menyuruh pelayan saja! kau tahu ayah beranggapan ibu meninggal karena dirimu, maka dari itu ia sangat membencimu. jika kau muncul dihadapannya itu akan hanya membuatnya tambah tertekan! tidak bisakah kau mengerti?!" ujar Hendery sambil mendorong dahi adiknya dengan jari telunjuknya

"bukan aku yang menyebabkan ibu meninggal, BERHENTILAH MENYALAHKANKU!" teriak Haechan kesal 

"lalu siapa? jelas jelas kau yang mengendarai mobil itu"

"hyung-"

"mulai sekarang berhenti menampakan wajahmu didepan ayah" ujar Hendery final sebelum pergi meninggalkan adiknya 

tidak, ia tidak akan mengangis, karena cacian ataupun bentakan semacam itu sudah biasa ia dengar sejak kepergian ibunya satu tahun yang lalu

kaki rampingnya menendang-nendang kertas yang berserakan di pintu kamarnya berusaha mengeluarkannya dari daerah pintu supaya ia dapat menutup pintunya kembali

ia yakin itu adalah kertas yang berisi data perusahaan milik ayahnya yang sekarang dipegang oleh sang kakak

"dasar bodoh" umpatnya pada kakaknya yang entah sudah dimana sambil menutup pintu dengan keras persetan dengan suaranya yang menggelegar

lelaki imut itu menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang dan mengambil ponselnya, membuka tutup semua aplikasi, ya hanya membuka tutup. terus seperti itu sampai ia mendapatkan panggilan masuk dari kekasih yang juga merangkap menjadi tunangannya

"ada apa hyung?" tanya Haechan to the point

"apa kau sedang sibuk?" tanya Mark di ujung sana

"tidak"

"kau sudah makan?" tanya Mark

"belum"

"ayo kita cari makan diluar, aku sudah di depan rumahmu. cepatlah turun"

"MWO?" Haechan langsung berlari menuju jendela dan ia mendapati Mark yang tengah menatapnya dengan senyum idiotnya

"tunggu dulu" ucap Haechan di telepon sebelum mematikan sambungannya

dengan gerakan secepat kilat Haechan mengganti bajunya dan sedikit memakai liptint agar terlihat lebih fresh

Haechan menatap kanan kirinya memastikan bahwa ayahnya tidak ada disitu. ingat bahwa Hendery bilang jika ayahnya membencinya dan tidak ingin melihat wajahnya?

setelah merasa aman, ia segera melangkahkan kakinya melewati Hendery yang tengah sibuk dengan laptopnya

"pergi kemana?" tanya Hendery tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop

"Mark mengajakku keluar" jawab Haechan

"ini sudah malam, besok saja" ujar Hendery sambil menutup laptopnya dan menatap adik satu satunya itu

"Mark yang mengajakku bukan orang lain" ucap Haechan sebelum berjalan meninggalkan Hendery yang tengah menatap kepergian adiknya sambil berpikir 'apa aku sudah keterlaluan?'

"Mark hyung!" seru Haechan senang sambil memeluk Mark

Mark balas memeluk Haechan dengan erat, menyalurkan rasa rindu dan gemasnya

"ayo" ajak Mark sambil membukakan pintu untuk Haechan

"siap?" tanya Mark saat keduanya sudah duduk manis di dalam mobil

"hyung! pakai seatbelt mu!" ujar Haechan kesal, ia masih sedikit trauma atas kejadian yang menimpa ia dan ibunya satu tahun yang lalu

"iya sayang" ujar Mark sambil mengusak rambut kekasihnya

.

.

.

.

"kau mau makan apa?" tanya Mark saat mereka tiba di festival kuliner yang sedang diadakan di daerahnya

"emmm, aku tidak lapar hyung" ujar Haechan, entah mengapa ia merasa tidak nafsu makan, padahal ia belum makan dari sejak pulang dari rumah sakit pagi tadi

"kau bilang belum makan" ujar Mark bingung, kekasih imutnya ini biasanya sangat senang saat diajak membeli makanan, ia juga pernah bilang padanya jika hidupmu tak dipenuhi makanan maka hidupmu tak akan berwarna

"kau tak ingin makan apapun?" tanya Mark yang mendapatkan gelengan dari Haechan

"makanlah sedikit, nanti kau bisa sakit" ujar Mark sebelum pergi kesalah satu penjual nasi goreng 

Haechan melemparkan pandangannya memandangi seluruh tempat ini dan tatapannya berhenti di sebuah meja dengan dua bangku kosong. ia segera berjalan menghampiri meja itu dan duduk disana

tak lama kemudian Mark datang sambil membawa sebuah nampan berisi dua piring nasi goreng dan dua botol air mineral

"hyung aku ingin minum es" ujar Haechan sesaat setelah Mark memberinya sebotol air mineral

"tidak, ini sudah malam" tolak Mark sambil mendudukan dirinya dihadapan Haechan

"eit" ujar Mark sambil menahan tangan Haechan yang akan menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya

"kau sudah berdoa?"

"oh iya, hehehe" ujar Haechan lalu melipat kedua tangannya dan memejamkan matanya

"bagaimana kuliah mu?" tanya Mark disela-sela makannya

"berjalan baik, walaupun terkadang aku merasa kesal karena dosenku terus saja memberiku tugas"ujar Haechan sambil mengunyah makanannya dengan terpaksa dan menelannya susah payah. ia merasa tidak nafsu makan

Mark menyerngit bingung saat melihat Haechan yang hanya memainkan makanannya namun tak kunjung memakannya

"kau sakit?" tanya Mark sambil mengusap lembut pipi gembil Haechan

"tidak, aku hanya ingin diet supaya kau tak bisa mencubit pipiku seenaknya lagi" ujar Haechan sambil menjauhkan tangan Mark dari pipinya

"jangan, aku suka pipi gembul mu. menggemaskan" ujar Mark sambil tersenyum tampan membuat Haechan tersipu malu

"lucunya kekasihku" ujar Mark sambil menyodorkan sesendok nasi goreng miliknya di depan bibir Haechan

"kau harus makan, aku tak mau pipi menggemaskanmu hilang" ujar Mark yang membuat Haechan mau tak mau membuka mulutnya

Last Christmas (MARKHYUCK) //ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang