6

1.1K 122 0
                                    

seorang lelaki tengah duduk di meja belajarnya dengan tangannya yang memegang pulpen menari-nari diatas secarik kertas

setelah selesai menulis lelaki itu melihat hasil karya dan tersenyum puas

ia menunduk mengecek kembali tulisannya, ia menamai tulisannya itu dengan nama BUCKET LIST DADAKAN SEPERTI TAHU BULAT

ia terkekeh kecil melihat judul yang ia tulis sendiri

Haechan,nama lelaki itu, menyenderkan badannya di kursi sambil memainkan rambut halusnya

"ah~ aku akan menggambar bintang disini" ucapnya saat ide itu terlintas di otaknya

tangan kurusnya mengambil pulpen dengan senyum mengembang, namun senyumnya perlahan luntur saat mendapati segumpal rambut yang berada di tangannya

ia menyentuh rambutnya dengan tangannya dan menariknya pelan. senyum kecil tercetak diwajahnya saat ia melihat rambutnya mulai rontok

"tak apa, dokter Park bilang ini memang akan terjadi" ujarnya sambil membersihkan rambut ditangannya dan membuangnya ke tempat sampah

tangannya kembali mengambil pulpen

"berarti aku harus mencoret ini" ujarnya sambil mencoret tulisan 'CAT RAMBUT DENGAN WARNA TERANG'

"sudah!" serunya

lelaki itu menunduk dalam, meneliti tulisannya lagi. hembusan nafas keluar dari bibirnya kala indranya melihat darah yang menetes dari hidungnya mengenai kertas itu

dengan cepat ia membersihkan hidungnya dan juga kertas itu dengan tissue.kedua mata cantiknya terpejam saat merasakan pening yang luar biasa dasyat menderanya


tok tok tok

Haechan menoleh saat mendengar ketukan dipintu

ceklek

"tuan muda, anda dipanggil oleh tuan muda Hendery" ucap salah satu pelayan yang bekerja dirumahnya

Haechan mengangguk kecil, membereskan alat tulisnya dan menyimpan bucket listnya didalam laci, dan pergi menghampiri kakaknya

"kau memanggilku?" tanya Haechan 

"kau sudah makan?" tanya Hendery,ia merasa selama setahun belakangan ini ia sudah berperilaku kasar terhadap adiknya. ia akan mencoba memperbaikinya sekarang

"belum" ujar Haechan

"aku membawakan makanan untukmu" ujarnya sambil melirik kantong plastik yang didalamnya berisi kotak ayam goreng kesukaan Haechan

Haechan sedikit bingung dengan perubahan sikap sang kakak terhadapnya, namun ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya

"aku tidak naf-" Haechan memotong ucapannya sendiri saat nasihat dokter Park terlintas diotaknya

"terimakasih hyung" ujar Haechan sambil membawa plastik itu kedapur dan kembali dengan ayam yang sudah tertata rapih di atas piring beberapa saat kemudian

"bagaimana kuliahmu?" tanya Hendery sambil mengambil sepotong ayam dan memakannya

"berjalan lancar"

"baguslah. dimana ayah?" 

"sepertinya didalam kamar" jawab Haechan dengan mulut penuh dengan ayam, kini nafsu makannya sudah kembali, ntah kenapa 

"hyung" panggil Haechan ragu

"hmm?"

"apa kau mau berjalan-jalan denganku di lotte word?"ajak Haechan hati-hati

"seperti dulu" lanjutnya

"tiba-tiba?" tanya Hendery sambil menatap adiknya

"kau diet!?" tambahnya

"tidak" ujar Haechan sambil menunduk

"tidak usah diet, Mark menerimamu apa adanya"

'Mark memang menerima ku apa adanya, dia juga menerima orang lain selain aku dihatinya' inner Haechan

"iya hyung, heheehe"

"jadi kapan kita berangkat?" tanya Hendery di suapan terakhirnya

"besok?"

"key~" ujar Hendery sambil mengacungkan jempolnya

"tidurlah ini sudah malam" ujarnya saat Haechan selesai makan

"key~" jawab Haechan mengikuti nada Hendery membuat keduanya tertawa renyah

"selamat malam hyung"

"selamat malam. pakai pakaian yang tebal, saju sudah mulai turun" nasihat Hendery mengingat kini sudah memasuki bulan desember

"siap"

.

.

.

.

terlihat seorang lelaki yang masih terlihat imut meski penyakit yang mengrogotinya perlahan membuatnya kehilangan berat badannya secara drastis kini tengah berlari senang kearah kamarnya

ia tak mampu menutupi senyumnya, ia merasa luar biasa senang karena setelah sekian lama ia dapat kembali menghabiskan waktunya bersama kakaknya

ia duduk di kursi belajarnya mengambil pulpen dan secarik kertas yang berisi Bucket list dan mencentang kalimat yang bertulisan

1. Quality Time bersama Hendery hyung ✔

"senangnya" ujarnya sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang


.

.

.

.


Mark berdiri sambil bersender di mobilnya. mata tajamnya menelisik setiap orang yang keluar dari gerbang fakultas bisnis

saat melihat seseorang yang sedari di cari, lelaki itu berjalan cepat dan menggapai tangan orang itu, mencegahnya berjalan lebih jauh

"Mark hyung?" tanya orang itu setelah membalik badannya

"ada apa?" tanya nya disertai senyuman seperti yang selalu ia berikan pada Mark, membuat lelaki berdarah Canada itu menyerngit bingung. kekasihnya bersikap seolah tak ada hal yang terjadi diantara keduanya

"Mark hyung!" sentak Haechan saat Mark hanya diam menatapnya, tak memberikan respon apapun

"ck" Haechan berdecak kesal sambil meniup poninya

"ada apa??" tanya Haechan gemas sambil menggoyang-goyangkan wajah Mark kekanan dan kekiri

"hyung, bolehkah aku menginap di tempatmu saat malam natal??" tanya Haechan dengan senyum cerah, membuat Mark semakin bingung

"b-boleh"

"aku rindu dengan eomma dan appa" ujarnya sambil mengeratkan jaket tebal yang ia pakai

"tubuhmu semakin kurus" ujar Mark kaku

"benarkah? berarti dietku berhasil"

"kau bilang padaku kalau kau tidak diet" ujar Mark

"kapan aku mengatakannya? aku tak pernah mengatakannya" ujar Haechan sambil megangkat kedua bahunya

"hyung, aku pergi dulu. hari ini aku akan menginap dirumah Renjun" pamit Haechan

"lagi?"

"iya, tapi kali ini bersama dengan Jaemin dan juga Chenle. bye hyung" ujar Haechan sebelum melangkahkan kakinya menjauh meninggalkan Mark 

"kenapa aku diam saja. dasar bodoh!" monolog Mark sambil menendang ban mobil mahalnya

Last Christmas (MARKHYUCK) //ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang