"HAECHAN-AHHHHH" teriak Mrs Jung a.k.a Taeyong saat melihat calon menantu kesayangannya memasuki rumah mereka
Taeyong berlari dan langsung memeluk Haechan, ia menyerngit sesaat saat merasakan ada yang berbeda
tanpa melunturkan senyumnya Taeyong melepas pelukannya dan menangkup wajah Haechan
"eomma merindukan muu" ujar Taeyong sambil mengecuk pipi Haechan yang kini tak gembil lagi
"kau diet ya?" tanya Taeyong dengan nada bercanda
"hehehe iya"
"padahal eomma lebih suka melihatmu seperti dulu, tapi tak apalah" ujar Taeyong sambil membawa Haechan dan mempersilahkannya duduk di sofa
"Mark bilang hari ini kau akan menginap. aku sangat senang" ujar Taeyong
setelah menghabiskan waktu berjam-jam bersama Taeyong dan Jaehyun, akhirnya Haechan dan Mark diberi kesempatan untuk menikmati waktu berdua mereka
"kenapa kau tak menghiasnya?" tanya Haechan sambil menatap pohon natal berukuran sedang di pojok kamar Mark
"karena aku ingin menghiasnya bersamamu" jawab Mark, lelai itu berjalan ke ujung ruangan dan membuka dua laci teratas
"woah" gumam Haechan saat melihat hiasan Natal berbagai warna tersusun rapih didalam sana
kakinya mendekati Mark dan mengambil sekotak bola warna warni. matanya berbinar melihat semua hiasan Natal yang memang sangat ia sukai
"ayo hyung!" ajak Haechan sambil membawa beberapa kotak berisi hiasan yang hampir menutup wajahnya
sedangkan Mark hanya tertawa gemas sambil mengikuti langkah kekasih imutnya
"lepas saja jaket mu, aku sudah menyalakan penghangat ruangannya" usul Mark yang disetujui oleh Haechan
tangan kurus lelaki tan itu mulai menggantung semua bola-bola di pohon berwarna hijau itu
cekrek
cekrek
"hyunggg, jangan memotret ku terusss!!" rengek Haechan
"taruh ponselmu dan bantu aku" ujar Haechan
"okay baby" ujar Mark sambil mengusak rambut Haechan
"kenapa rambutmu bisa serontok ini?" tanya Mark kaget saat melihat tangannya yang dipenuhi rambut kekasihnya
"aku terlalu sering mengecat rambut" bohong Haechan, entah sudah berapa kali ia berbohong tentang hal ini
Mark menyergit bingung,namun ia memilih untuk tidak mengambil pusing dan mulai membantu Haechan menghias
mereka melakukannya dengan suka cita, diselingi canda tawa hingga tak terasa waktu sudah malam
"Mark hyung, ayo kita mencover lagu" ujar Haechan sambil menunjuk gitar milik Mark yang berada di sudut ruangan
Mark berjalan mengambil gitar kesayangannya dan menghampiri Haechan yang sudah duduk manis di sofa
"lagu apa yang akan kita nyanyikan?" tanya Mark sambil memetik asal gitarnya
"bagaimana jika First Snow milik EXO dan Mistletoe" usul Haechan
"okayyy"
.
.
.
.
"besok aku ingin ibadah Natal bersama mu saja hyung" ujar Haechan
setelah menyelesaikan seluruh aktifitasnya,mereka kini memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh diatas kasur empuk milik Mark, sambil saling memberikan kehangatan untuk satu sama lain
"hmmm" gumam Mark dengan mata tertutup, lelaki itu menaruh dagunya di puncak kepala Haechan dengan tangan yang memeluk kekasihnya erat
"hyung aku mencintai mu" ujar Haechan. ia mendongakkan wajahnya membuat Mark bergerak memberi jarak agar ia dapat menatap wajah Haechan dengan jelas
"aku tahu, nyonya Jung" ucap Mark sambil menatap Haechan dalam
"aku juga mencintaimu" ujar Mark. tangan hangatnya beralih mengelus pelan dahi sang kekasih
"hyung, berjanjilah untuk selalu bahagia apapun yang terjadi"
"dan jadilah ayah yang baik dimasa depan" ujar Haechan
Mark membelalakan matanya
"kau hamil?!" tanyanya heran. mereka bahkan belum pernah melakukan hal itu sama sekali
"tidak. kan aku bilang dimasa depan" ujar Haechan
"tentu. aku akan menjadi ayah yang baik" ujar Mark sambil membawa Haechan kedalam bekapannya
"Mark hyung, aku adalah satu-satunya orang yang kau cintai kan?"
"iya" jawab Mark setelah diam beberapa saat
"jangan tinggal aku Mark" ujarnya sebelum jatuh kedalam mimpi
Mark menatap kosong kearah pohon Natal yang telah dihias sedemikian rupa, tangannya ia gunakan untuk mengusap punggung kekasihnya dan beralih kerambutnya
ia menyadari ada yang aneh dengan tunangannya, ia sempat menemukan bintik-bintik merah di tubuh kekasihnya, tubuhnya juga kian mengurus dan nafsu makannya berkurang. dan yang paling Mark takutkan,rambutnya....
sadar dengan pikirannya Mark mengentikan pergerakkan tangannya dirambut kekasihnya. ia mengangkat tangannya dan benar saja,banyak helaian rambut yang menempel pada tangannya
hatinya terasa seperti dicubit saat salah satu nama penyakit yang pernah ia pelajari melintas diotaknya, juga gejala yang sudah ia amati beberapa minggu belakangan membuatnya semakin takut
Mark menatap Haechan yang tengah tertidur pulas di pelukkannya, lelaki itu bergerak menyamakan tingginya dengan kekasihnya
ia mengamati wajah Haechan dengan lekat. tak ada lagi bibir semerah ceri yang biasanya selalu Mark lihat dan tak ada lagi pipi gembil yang merupakan bagian favorit nya
Mark menepis segala pikiran buruknya dan mendekatkan wajah mereka. Mark menempelkan dua belah bibirnya pada bibir pucat dan kering milik kekasihnya, tak ada pergerakan, hanya menempel
setelah merasa lebih tenang Mark memutuskan untuk ikut masuk kedalam mimpi bersama kekasihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Christmas (MARKHYUCK) //END
Fanficjika saja aku tahu,jika saja aku menyadarinya,dan jika saja aku lebih memperhatikanmu, ku yakin saat ini kau masih berada disampingku, berjalan bersama ku meski terseok-seok "kau lah alasanku untuk tetap bertahan"