Ekspresi pas baca part uwunya Kenzo Dhira 😂
Happy Reading! ❣️
"Baru pulang lo?" tanya seseorang ketika Dhira baru saja menutup pintu rumahnya.
"Iya."
"Abis dari mana?"
Dhira melirik sekilas saudari tirinya itu. "Dari rumah Ken."
"Wow. Udah sejauh itu kalian berdua?" tanya Elina sambil mengikuti Dhira ke kamarnya yang berada di lantai dua.
"Maminya Ken yang nyuruh gue dateng."
"Gimana keluarganya Ken?"
Dhira tersenyum. "Maminya baik, adiknya apalagi. Gue diperlakukan dengan baik kok."
"Adiknya cewe?"
"Iya, humble banget," ucap Dhira dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.
Elina ikut tersenyum. "Gue jadi makin semangat buat perjuangin Kenzo."
Seketika senyuman di wajah Dhira hilang. Ia lupa jika saudarinya itu juga menyukai kekasihnya.
"Bukan berarti lo udah jadi pacar Ken, gue bakal menyerah gitu aja. Gue malah makin semangat pas denger cerita lo."
Usai mengatakan kalimat itu, Elina beranjak dari tempat tidur Dhira, hendak keluar. Namun, belum sempat ia memegang gagang pintu, suara Dhira menginterupsi gerakannya.
"Masalah hati, gue ga akan ngalah. Gue juga akan dengan semangat mempertahankan hubungan gue."
Mereka berdua sama-sama tersenyum. Elina dengan senyum meremehkan, dan Dhira dengan senyuman tulusnya.
"Kita lihat aja kemana kapal Ken berlabuh."
🌸🌸🌸
Kini Dhira dan juga Dafa sedang menuruni tangga, dengan perasaan semangat untuk pergi ke sekolah. Namun, mereka harus mengisi perut mereka terlebih dahulu.
"Papa kapan pulang, Kak?" tanya Dafa saat sudah sampai di meja makan, tetapi tidak melihat kehadiran sang papa.
"Mungkin lusa."
"Kamu udah kangen banget sama Papa?" Itu adalah pertanyaan Martha yang mendapat anggukan dari Dafa.
"Kata Papa lusa sih udah pulang. Dafa mau dibawain apa? Biar nanti Mama bilangin."
"Dafa engga pengen apa-apa kok."
Elina melirik Dafa. "Serius, Daf? Baju di sana bagus- bagus, loh. Kakak juga minta beliin sama Papa, yang banyak."
"Baju Dafa masih banyak, Kak."
Martha dan Elina tersenyum kecil mendengar perkataan Dafa. Lalu, Martha melihat ke arah Dhira yang baru saja menyiapkan makanan untuk adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE
Teen FictionIni tentangku, tentang seorang gadis enambelas tahun yang selalu mengalah pada setiap situasi yang ada. Yang ada dipikiranku hanyalah tidak ada gunanya menyanggah, karena itu akan memperburuk suasana, dan membuatnya semakin lama. Sehingga, itu menja...