Sekarang aku dan Haico sudah mendeclarekan sebagai sepasang kekasih. Walaupun memang enggak ada yang keluar dari mulut kami sendiri secara resmi.
"Tin..tin.. " bunyi klakson mobil Haico.
"Kamu bareng Haico, Zof!" tanya ibuku.
"Iya bu, dia mau ikut ke toko terus nanti jam 3 sore aku nganterin Haico buat photoshoot."
"Loh, apa enggak kelamaan Haico nunggu di toko ?" tanyanya lagi.
"Enggak tahu bu, anaknya mau sendiri tuh. Aku pamit ya bu. Assalammu 'alaikum." pamitku sambil salim kepadanya.
"Wa'alaikum salam ..hati-hati ya Zof!"
"Loh, kok turun Co!" tanyaku tiba-tiba Haico sudah ada di teras rumahku.
"Mau salim sama ibu." jawabnya tersenyum.
Dia pun salim dengan ibuku sambil mengucapkan salam.Kami berlalu dari hadapan ibu. Dan aku pun mengambil alih kemudi mobil dari Haico. Mobil ku laju dengan kecepatan agak pelan. Karena aku ingin mengobrol dengan Haico.
"Tumben pakai baju agak tertutup?" tanyaku.
Hari ini Haico hanya pakai celana jeans dan T-shirt.
"Benci deh,, kalau udah ngomongin outfit." jawabnya ngambek.
Aku senang melihat Haico mau menuruti perintahku untuk enggak memakai baju seksi lagi di depan umum.
"Jangan ngambek dong, gue nambah gemes nih !" godaku dengan tertawa.Entah kenapa kalau aku melihatnya ngambek, semakin ingin ku lumat bibirnya Haico.
Am i crazy? I think i'm crazy in love with her.Tetap kusalurkan kegilaanku dengan mencubit pipinya.
Haico pun membalas cubitan pipiku dengan mencium pipiku berulang-ulang.
Membuatku merasa tersanjung sebagai laki-laki.Perasaan seperti ini yang enggak pernah kudapatkan dari Pita. Mungkin karena Pita kurang mempunyai sisi yang ngegemesin.
Ah,, apa kabar gadis itu ?
Aku pasti akan berbicara baik-baik dengannya mengenai hubungan kami tanpa melibatkan Haico.
Karena ternyata perasaan cintaku kepada Haico sudah lama muncul semenjak Haico sudah tumbuh menjadi perempuan seutuhnya. Dan itu terjadi tanpa aku dan Haico sadari selama ini."Bang.. !" panggil Haico.
"Hmmm.. " jawabku singkat.
"Gue dapat tawaran movie , kira -kira gue ambil enggak ya tawaran itu?" tanyanya meminta pendapatku.
"Lo mau ambil itu? " tanyaku balik.
"Hmm.. Terserah Abang aja deh."
"Loh, kok terserah gue, kan lo yang jalanin. Kalo bagus, ya lo ambil aja Co!. Sayang kesempatan emas jangan di lepasin. Tapi .. " ucapku penuh teka-teki.
"Tapi apa Bang?!" tanyanya penasaran.
"Tapi nanti lo bakalan jarang di rumah, jarang ketemu gue nantinya, terus badan lo pegel-pegel karena suting sampai malam, terus,,, lo gak bakal bisa ngikut gue ke Toko. Tapi keuntungannya adalah nanti lo bisa jadi big star yang punya duit banyak dan fans buanyak." jelasku panjang lebar.
"Aaaaaaa,,, enggak mau ah!!" jawabnya manja.
Tingkahnya membuatku tertawa.
Gadis ini lucu banget.
"Ya, udah enggak gue terima deh.. " jawabnya.
Aku cukup kaget atas jawabannya ini.
"Nanti nyesel loh..!" tantangku kepada Haico.
"Hal yang bisa bikin gue menyesal itu hanya satu.." ujarnya penuh tanda tanya.
"Apa itu, Co?"
"Gue bakalan nyesel kalau tiap hari enggak bisa ngadem di kamar Abang lagi. Pasti rindu banget." jawabnya ngasal .
"Sejak kapan lo pintar bohong ?" ulik ku
"Ih,, siapa yang bohong, hidup gue dari bayi sampai sekarang itu banyak menghabiskan waktu di kamar Abang. Ya kan ?" jawabnya sok betul.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXIEST SISTER 2
FanfictionCerita kali ini menjelaskan bagaimana kelanjutan hubungan Haico dan Azof dan bagaimana caranya Azof memutuskan hubungannya dengan Pita dengan caranya sendiri tanpa harus melukainya.