part 45

1.8K 113 44
                                    

Assalamu'alaikum teman teman!
Masih stay kah?
Kuy serbu!!
Jangan lupa klik bintang disamping

Harap koreksi kalau ada typo! 😊

Happy Reading...

Malam ini, Syakila sedang berkutat dengan perkerjaan sekolahnya. Tugasnya sangat banyak, apalagi dia yang akan naik kelas 12. Ia mengucir rambutnya asal, ponselnya bergetar tiada henti. Syakila tidak mengindahkan, dia tetap pada tugasnya.

Ting!

Syakila melirik, ternyata pesan dari Rafael.

Rafael : Angkat La!

Setelah itu ponselnya bergetar lagi, barulah Syakila mengangkat dengan rasa malas.

"Apaan?"

"Ke balkon, aku diluar"

Syakila langsung berjalan ke arah balkon kamarnya, dan benar saja Rafael sudah ada di depan rumahnya, sedang melambaikan tangan ke arah dirinya.

"Ngapain?"

"Keluar dulu ayok, aku mau minta maaf dan jelas-

"Nggak ada yang perlu dijelasin kok, aku sibuk lagi nugas. Jadi kamu pulang aja!"

Tutt

Syakila langsung mematikan sepihak, dan berbalik ke dalam. Dia sekarang sedang tidak ingin bertemu dengan Rafael. Rasa kecewanya masih sangat melekat di hatinya. Bagaimana Rafael meninggalkannya, dan bagaimana kedekatan Rafael bersama Safina di foto yang dikirimkan oleh nomor yang tidak dikenal semalam, malah semakin menambah rasa sakit hatinya.

Syakila melanjutkan perkerjaan sekolahnya, tiba-tiba dia langsung dikejutkan dengan suara di balkon kamarnya.

Syakila langsung menoleh. "Suara apa itu?"  Syakila mengambil penggaris panjang sebagai senjatanya. Dia berjalan mendekat ke arah balkon kamarnya. Dia langsung menyibakkan tirai dan

Happ

"Ini aku, Rafael!" Rafael memegang tangan Syakila yang hendak memukulnya.

Mata Syakila langsung melebar, "ngapain di sini? Sana pulang! Ntar mama tauu," Syakila mendorong Rafael.

Rafael memegang tangan Syakila yang di pundaknya, "nggak! Sebelum kamu maafin aku dulu."

"Kalau kamu ke sini hanya ingin minta maaf, mending pulang gih, aku udah maafin kok!" aku Syakila datar.

"Nggak, kamu masih marah. Sayang! tadi Safina sendiri di rumah sakit, dia takut makanya aku langsung kesana," terang Rafael. Syakila memalingkan wajahnya, dia tidak ingin mendengarkannya.

"Yaudah, sekarang kamu ngapain ke sini? Kan dia juga sendiri di sana. Nggak takut lagi?" tanya sarkas Syakila.

"Udah ada Oma sama Mama," balas Rafael.

"Yaudah, sana pulang!"

"Keluar yuk!"

"Nggak ada waktu! Dan ngak mau dikecewain lagi, nanti kalau ada apa-apa sama Safina pasti aku di tinggal lagi. Mending sana pulang! Aku ngak ngeharap ajakan kamu itu," hardik Syakila getir. Dia terlalu kecewa.

"Syakila! Please jangan marah dong, Safina lagi sakit makanya dia butuh aku, aku harus jagain dia, kamu ngerti dong!" ujar Rafael frustasi.

"Iya aku ngerti kok, makanya aku suruh kamu pulang," sahut Syakila.

Rafael mengusap wajahnya kasar, "ayok! " Rafael langsung menarik tangan Syakila menuju kebawah.  Syakila tercengang, apa Rafael gila? Buat apa mereka turun, nanti kalau mereka lihat Rafael bagaimana? Kan Rafael tadi masuknya lewat balkon kamar bukan lewat pintu rumah.

SYAKILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang